You Are Mine, Viona : The Revenge

Doa para suami



Doa para suami

0Sebenarnya kecurigaan Profesor Frank akan kehamilan Viona bukan kali ini saja, ia yang sudah hafal sekali dengan sifat Fernando sudah menebak sejak awal dari Viona berhenti bekerja.     

"Bagaimana perasaan Louisa saat ia tahu ternyata Viona sedang hamil, apa yang harus aku katakan padanya,"ucap Profesor Frank pelan sambil memijat kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit.      

Saat Profesor Frank berbicara seperti itu, secara tak sengaja Profesor Dexter dan Profesor William mendengar perkataannya dengan jelas, kedua profesor yang sebelumnya ingin berpamitan pulang itu langsung mematung seketika.     

"A-apa yang kau katakan Frank? Coba ulangi,"pinta profesor Dexter tanpa sadar.      

Deg      

Profesor Frank yang sedang menunduk langsung mengangkat wajahnya dan menatap ke arah profesor Dexter dan profesor William yang saat ini berada tepat di hadapannya.      

"Kalian belum pulang?"tanya profesor Frank kaget.     

"Kami baru akan pulang,"jawab profesor William singkat.     

Profesor Dexter yang masih teringat akan perkataan profesor Frank yang sebelumnya hanya diam, ia masih menunggu jawaban dari adik dari sahabatnya itu.      

"Jawab pertanyaanku tadi Frank,"ucap profesor Dexter pelan.     

"Pertanyaan mana?"tanya Profesor Frank bingung.     

"Soal kehamilan dokter Viona,"jawab profesor Dexter lantang.      

Profesor Frank terdiam beberapa saat, ia hanya menatap secara bergantian dua pria yang sama-sama kehilangan anak tiga bulan yang lalu itu. Perlahan profesor Frank bangung dari kursinya, ia berjalan menuju ke sofa dan langsung duduk tanpa bicara.      

Melihat sikap profesor Frank yang acuh seperti itu membuat amarah profesor Dexter terbakar, ia merasa sangat disepelekan oleh pria yang usianya lebih muda darinya itu. Dengan penuh emosi profesor Dexter berjalan menuju sofa dan bersiap melayangkan tinjunya, namun niatnya tertahan oleh profesor William yang sigap langsung menahan tangannya.      

"Lepaskan Will, aku harus memberi pelajaran pada anak ini supaya tidak mengabaikan orang jika sedang ditanya dengan serius,"ucap profesor Dexter penuh emosi.     

"Kenapa kau hanya bertanya padaku? Kenapa kau tak bertanya pada William, aku yakin kalian juga pasti tahu tentang kehamilan Viona,"jawab profesor Frank pelan sambil tersenyum ketika membuka kedua matanya.      

Deg     

"William, k-kau tahu tentang kehamilan dokter Viona?" Profesor Dexter tergagap bertanya pada Profesor William yang masih memegangi tangan kanannya.      

"Duduklah terlebih dahulu kita bisa bicara kan dengan baik tanpa kekerasan ataupun emosi,"jawab Profesor William pelan sambil melepaskan tangan profesor Dexter.      

Mendengar perkataan Profesor William membuat Profesor Frank tersenyum, ternyata benar sahabat dari kakaknya itu sudah tahu tentang perihal kehamilan Viona yang baru ia ketahui hari ini. Walaupun sebenarnya ia belum begitu yakin dengan kehamilan wanita yang pernah liat cintai itu, namun melihat sikap dan jawaban Profesor William membuatnya sangat yakin bahwa Viona benar-benar sedang hamil saat ini.      

Profesor William yang saat ini sudah duduk disamping profesor Frank lalu menepuk sofa di sampingnya memberikan kode pada profesor Dexter untuk duduk. Profesor Dexster yang masih kesal pada Profesor Frank pada awalnya tak mau duduk sebelum mendengar jawaban langsung dari Profesor Frank atas pertanyaan yang sebelumnya ia lontarkan, namun karena Profesor William terus-menerus menepuk sofa yang ada di sebelahnya mau tak mau akhirnya ia pun duduk tepat di samping profesor Frank.     

"Jawab brengsek, jangan diam saja,"ucap profesor Dexter kembali dengan ketus.      

"Jangan tanya aku Dexter, aku pun tidak tahu sejujurnya. Aku tadi ditelepon oleh Fernando karena ia menanyakan perihal perkembangan klinik yang baru kita buka dan pada saat Fernando berbicara denganku secara tidak sengaja aku mendengar Viona meminta bantuan Fernando karena ingin muntah. Awalnya aku tidak berpikir kalau Viona sedang hamil, karena siapa pun bisa muntah. Namun mengingat Viona sudah berhenti cukup lama dari rumah sakit dan menghilangnya Fernando dari semua kegiatan yang ada di rumah sakit ini membuatku semakin yakin kalau alasan Fernando membuat dokter Viona berhenti bekerja adalah karena ia sedang hamil, sama seperti tahun lalu. Dimana si brengsek itu langsung memerintahkan istrinya untuk berhenti bekerja ketika mengetahui istrinya hamil, tapi kalau kau ingin tahu lebih jelasnya mungkin kau bisa mengkonfirmasi kepada William. Aku rasa si brengsek itu sudah memberitahukan perihal kehamilan Viona pada pria yang sedang duduk di sampingmu itu Dexter,"jawab Profesor Frank panjang lebar sambil tersenyum sinis ke arah Profesor William yang menatapnya tanpa berkedip.      

Mendengar perkataan profesor Frank membuat profesor Dexter langsung menoleh ke arah Profesor William dengan cepat. "Apa yang dikatakan si brengsek ini benar Will? Apa kau tahu tentang kabar ini?"     

Profesor William menghela nafas panjang sambil menatap ke langit-langit ruangan profesor Frank, ia terlihat sangat berat sekali ingin mengatakan hal yang sebenarnya. Pasalnya ia sudah berjanji pada Fernando untuk tidak mengatakan rahasia itu pada siapapun, namun sepertinya kali ini ia tak akan bisa menjaga rahasia itu lebih lama lagi setelah selama berbulan-bulan ia berpura-pura tidak tahu tentang kebenaran dari kondisi Viona yang sebenarnya.      

"Pada awalnya aku berniat untuk menyimpan rahasia ini rapat-rapat atas permintaan Fernando, waktu itu jauh sebelum terjadi peristiwa berdarah yang menimpa istri kita semua. Namun setelah ah peristiwa itu terjadi aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak membongkar rahasia tentang kehamilan dokter Viona, hal ini aku lakukan semata-mata demi kebaikan istri-istri kita. Aku tak mau membagikan sebuah berita bahagia disaat wanita-wanita yang kita cintai sedang berduka karena kehilangan bayinya, aku melakukan ini demi menjaga perasaan istri istri kita Dexter. Aku tak mau melihat Aurelie kembali bersedih saat mengetahui ternyata dokter Viona sedang hamil, sementara ia harus kehilangan bayinya. Melihat Aurelie menangis setiap malam selama dua minggu pertama setelah kami pulang dari rumah sakit membuatku sangat hancur, karena itulah aku memutuskan untuk menyimpan rapat rahasia ini demi kebaikannya. Aku menjaga perasaan istriku Dexter, ia pasti akan sangat sedih ketika mengetahui wanita lain yang sangat ia kenal sedang hamil. Karena itulah aku berniat menjaga rahasia ini sampai dokter Viona melahirkan atau setidaknya sampai istriku hamil lagi, akan tetapi sepertinya Tuhan belum mau memberikan kebahagiaan itu lagi dalam rumah tangga kami,"jawab profesor William lirih dengan mata berkaca-kaca. "Sebagai seorang laki-laki normal yang sangat menginginkan keturunan aku bersedih, aku iri. Lalu bagaimana dengan perasaan wanita yang kehilangan anaknya Dexter? Karena itulah aku menutup rapat rahasia ini, tapi aku rasa memang sudah waktunya semua orang tahu kalau dokter Viona sedang hamil dan kemungkinan akan melahirkan sebentar lagi."     

"Melahirkan sebentar lagi?"pekik Professor Frank dan Profesor Dexter berbarengan.      

"Ya sebentar lagi, saat itu Fernando memberitahukan kabar ini ketika dokter Viona mengandung usia dua bulan dan Fernando mengatakan itu sekitar sekitar lima bulan yang lalu. Artinya saat ini mungkin dokter Viona sudah memasuki usia tujuh bulan yang artinya dua bulan lagi ia akan melahirkan,"jawab profesor William jujur.      

"Kenapa kau tak mengatakan semua ini pada kami Will? Setidaknya kau bisa mengkonfirmasi hal ini padaku dan Dexter, kenapa kau merahasiakan hal ini Will?"tanya Profesor Frank kaget, ia yang masih kaget akan berita kehamilan Viona semakin kaget saat mengetahui ternyata Viona akan melahirkan dalam hitungan beberapa minggu kedepan.      

"Bukankah tadi aku sudah mengatakan padamu sebelumnya bahwa Fernando memintaku untuk merahasiakan hal ini rapat-rapat daripada dari siapapun, termasuk pada kalian berdua. Dan sepertinya tebakanmu benar Frank, sasaran utama dokter Ammy waktu itu adalah dokter Viona. Pasalnya ia pernah datang ke apartemen Fernando untuk meneror dokter Viona,"jawab profesor William kembali.      

"Jadi Fernando melakukan ini demi melindungi istrinya," ucap profesor Dexter lirih.      

"Iya, aku yakin ia melakukan ini semata-mata demi keselamatan anaknya yang sangat diidam-idamkan itu. Karena itulah aku tak berani membongkar rahasia ini terlebih dahulu, namun karena Frank sudah tahu jadi aku tak bisa merahasiakan lagi pada kalian berdua. Yang pasti karena sekarang kalian berdua sudah tahu rahasia ini, maka aku harap kalian menjaga rahasia ini dan berpura-puralah tidak tahu sama seperti yang aku lakukan selama beberapa bulan terakhir. Karena saat ini sebenarnya yang kita jaga bukakanlah rahasia kehamilan dokter Viona lagi, akan tetapi perasaan ketiga wanita yang sudah kehilangan bayinya tiga bulan yang lalu. Aku belum siap jika harus melihat istriku menangis lagi, aku yakin istriku pasti akan memberikan ucapan selamat pada dokter Viona dan Fernando. Namun dalam hati ia pasti menangis, ia pasti hancur. Dan itu adalah hal yang sangat manusiawi sekali, jujur saja aku tak siap jika melihat istriku terluka lagi karena memikirkan anak kami yang sudah berada disamping Tuhan saat ini." Profesor William bicara panjang lebar dengan suara parau menahan tangis, suaranya bahkan sempat bergetar saat membahas tentang istrinya.      

Profesor Frank yang sejak tadi kesal karena mengetahui Profesor William menyimpan rahasia besar kini ikut tertunduk, ia kini mengerti alasan Profesor William menyimpan rapat rahasia kehamilan Viona. Setiap mengingat peristiwa berdarah yang membuatnya harus kehilangan kedua anaknya ia selalu merasakan sakit, walaupun sebenarnya dengan peristiwa itu ia bisa mengetahui dengan cepat kalau ternyata sang istri memiliki preeklampsia yang langsung ditangani. Namun tetap saja ia sedih saat mengingat peristiwa berdarah itu.      

"Kau benar Will, tugas kita saat ini adalah menjaga perasaan istri istri kita. Aku juga belum siap untuk mengabarkan berita ini pada Annastasia, yang bisa kita lakukan saat ini adalah berdoa kepada Tuhan semoga istri-istri kita segera hamil sebelum dokter Viona melahirkan,"ucap profesor Dexter lirih.      

"Amin, semoga Tuhan memberkati kita dengan karunia-Nya lagi."sahut profesor Frank dengan cepat.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.