You Are Mine, Viona : The Revenge

\"Jangan ragukan aku\"



\"Jangan ragukan aku\"

3Meskipun Amelia Smith sudah meninggal dan Natasya sudah menikah kembali namun Fernando masih belum mau menunjukkan Viona pada dunia luar, ia masih menyimpan rapat berita bahagia itu sendiri. Fernando masih belum berani mengumbar kebahagiaannya, ia belajar pada kesalahannya dulu yang terlalu menunjukkan kebahagiaannya akan kehamilan Viona pada dunia. Yang justru berakibat fatal untuk dirinya, meskipun wanita yang sudah membunuh anaknya sudah meninggal. Namun Fernando masih belum mau membagikan kabar bahagianya itu pada masyarakat luas, karena khawatir akan muncul Amelia Smith Amelia Smith yang baru. Mengingat masih banyaknya musuh-musuh bisnisnya di luar sana.     

Fernando yang sudah beberapa bulan terakhir memilih bekerja dari rumah terlihat sudah mulai jenuh, ia sudah mendapatkan laporan dari beberapa anak buahnya yang mengatakan kalau kondisi kantor sudah tidak kondusif. Karena banyaknya karyawan lama yang berlagak sok senior di kantor, padahal Fernando sangat mengecam tindakan itu dan melarang siapapun untuk bersikap arogan di kantornya. Karena baginya semua karyawan adalah sama tidak dibedakan berdasarkan lama atau sebenarnya ia bergabung di perusahaannya, bagi Fernando selama para karyawan itu masih mau bekerja di perusahaannya maka status mereka sama dimata dirinya sebagai atasan tertinggi perusahaan Endurance Corporation.      

Viona yang menyadari kegelisahan Fernando terlihat memberikan masukan pada suaminya itu agar mau pergi ke kantor, ia tahu kehadiran suaminya itu sangat dibutuhkan oleh para karyawannya di kantor.     

"Tapi aku tak tenang meninggalkanmu sendiri di rumah babe,"ucap Fernando lirih sambil meraba-raba perut Viona yang semakin membesar. "Apalagi sekarang kau sudah mulai sulit beraktivitas sendiri, aku pun yakin tak akan bisa berkonsentrasi saat di kantor karena memikirkanmu,"imbuhnya jujur.     

"Di rumah ada banyak pelayan yang siap melayani aku dua puluh empat jam, jadi kau tak usah khawatir. Sebenarnya aku juga masih bisa beraktivitas sendiri tanpa dibantu oleh para pelayan, jadi kau tak usah terlalu khawatir seperti itu. Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik Daddy,"jawab Viona pelan sambil menyentuh rambut halus yang mulai tumbuh di pipi Fernando.      

"Aku rindu padamu, sudah tiga minggu kita tak bercinta babe,"ucap Fernando jujur.      

Viona yang sedang meraba-raba wajah Fernando langsung membeku, kedua matanya beradu pandang dengan kedua mata Fernando yang terlihat sendu.      

Dengan wajah memerah Viona bertanya,"Apa kau mau aku memuaskanmu dengan cara lain?"     

"Cara lain? Apa maksudmu?"tanya Fernando bingung.     

"Kau tahu itu, maksudnya disaat seorang istri sedang tak mampu memenuhi kebutuhan biologis suaminya maka ia bisa melakukan hal lain untuk memuaskan hasrat suaminya itu dengan cara oral misalnya atau menggunakan tangan. Iya aku memang belum pernah melakukan itu, ta-tapi kalau kau mau mengajariku maka aku bisa melakukannya,"jawab Viona terbata-bata dengan wajah yang sudah mirip lobster rebus.     

Fernando yang sangat terkejut mendengar perkataan Viona terlihat membuka kedua matanya lebar-lebar, ia tak menyangka Viona akan berkata seperti itu. Menawarkan diri untuk memuaskan hasratnya karena ia saat ini sudah tak mampu melayani kebutuhan biologis yang menjadi kebutuhan utama seorang pria, apalagi baginya yang memiliki hasrat menggebu-gebu untuk selalu bercinta.      

Alih-alih mengiyakan tawaran baik dari sang istri, Fernando justru meraih tangan Viona yang sudah sedikit bengkak dan menciumnya dengan penuh cinta.     

"Saat berpisah denganmu tahun lalu, selama sepuluh bulan aku bisa menahan birahiku babe. Aku berhasil menahan diri untuk tak menyentuh wanita manapun ataupun melakukan oral sex dengan memuaskan diri sendiri di kamar mandi seperti banyak pria kesepian lainnya, lalu kenapa sekarang aku tak bisa menahan diriku untuk tak menyentuhmu selama enam bulan kedepan? Aku mampu menahan diriku sayang, kau tenang saja,"ucap Fernando lembut.     

"Iya aku tahu kau dulu berhasil melewati masa-masa itu di Paris, akan tetapi sekarang kondisinya berbeda Fernando. Saat ini ada aku disampingmu, aku takut kau tak bisa menahan diri lalu kau tiba-tiba memaksaku untuk melayaniku dan kalau misalkan hal itu terjadi aku takut malah terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Maka dari itu sebelum hal itu terjadi, aku mau menawarkan diri untuk memuaskan hasratmu Fernando. Aku siap untuk melakukan itu, kalau kau mau aku akan belajar dulu dengan menonton blue film supaya aku yakin aku bisa melakukan itu untuk…"     

"Ssttt ssttt, diam. Tenangkan dirimu, jangan panik seperti itu."Fernando memotong perkataan Viona dengan cepat sambil meletakkan satu jarinya di bibir Viona yang sejak tadi bicara terus tanpa henti.     

Dengan mata berkaca-kaca Viona berkata,"Aku bisa, percayalah. Aku akan hati-hati sekali, aku tak akan ceroboh. Percayalah, asal kau mau mengajari aku untuk melakukan itu aku pasti bisa,"ucapnya penuh percaya diri mencoba untuk menyakinkan sang suami.     

Fernando meraih dagu Viona dengan perlahan, ia lalu mendaratkan sebuah kecupan di bibir Viona. Sebuah kecupan cinta penuh kasih sayang dan bukan karena nafsu.      

"Dengarlah aku baik-baik babe, aku percaya pada kemampuanku untuk menahan diri untuk tak melakukan itu asal kau tak memancingku babe. Dari dulu satu hal yang paling aku hindari adalah melakukan onani, aku sangat menghindari hal semacam itu. Karena bagiku onani adalah sebuah penginapan untukku secara pribadi sebagai pria normal yang masih mampu melakukan hubungan sex secara normal, aku tak mau membuang spermaku dengan cara rendahan seperti itu. Beberapa tahun yang lalu saat kau menghilang dari kehidupanku untuk kabur ke London pun aku lebih memilih membayar para wanita untuk melayaniku ketimbang melakukan oral sex seperti itu, jadi sekarang hilangkan ide gila semacam itu dari pikiranmu. Suamimu ini masih perkasa dan siap melayanimu di ranjang dari pagi sampai pagi pagi, apa bukti yang aku tunjukkan dulu di Paris belum cukup membuktikan padamu kalau aku perkasa babe?"sahut Fernando panjang lebar mencoba menjelaskan alasannya menolak tawaran Viona.     

Disinggung soal honeymoon di Paris membuat jantung Viona berdetak kencang, wajahnya pun kembali bersemu merah. "Kenapa harus mengingat soal honeymoon di Paris? Apa yang kau lakukan di apartemen sebelum kita berangkat ke Paris saja sudah cukup membuktikan semuanya Fernando,"gumam Viona lirih, ia tertunduk malu saat bicara seperti itu.      

Viona masih mengingat jelas bagaimana sakitnya otot di sekitar area vitalnya saat Fernando tidak melepaskannya semalam suntuk, pada saat mereka akan berangkat bulan madu ke Paris beberapa bulan yang lalu dan hasil dari bulan madu itu kini sudah ada di perutnya. Dua bayi kembar sehat yang sangat aktif dan pencemburu seperti ayahnya, yang akan menendang-nendang perut Viona saat ia sedang menonton drama Korea dan Jepang yang ada di Netflix.      

Mendengar perkataan Viona membuat Fernando tertawa terbahak-bahak, ia senang sekali istrinya mengakui keperkasaannya malam itu.      

"Jadi kau tak perlu meragukan aku lagi bukan?" tanya Fernando pelan sambil mendaratkan sebuah ciuman di pipi gembul Viona yang sudah sangat merah itu. "Nanti saat si kembar sudah lahir aku akan membawamu ke Santorini selama dua bulan, kita akan membuat anak lagi siang, pagi dan malam disana," imbuh kembali.     

"Fernando mesummmm!!!!"jerit Viona keras dengan pipi yang merona.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.