You Are Mine, Viona : The Revenge

Recharge energi



Recharge energi

0Mendengar perkataan Viona membuat Fernando terdiam, sebuah senyum tersungging di wajah Fernando saat menyadari kalau Viona sudah berani menunjukkan dominasinya di hadapan wanita lain. Namun tak lama kemudian senyumannya menghilang ketika mengingat apa yang dilakukan oleh Viona sebelumnya, di mana tadi Viona menunjukkan bagian tubuhnya kepada orang lain. Dengan cepat Fernando memutar setir mobilnya keluar dari jalur utama menuju jalanan sepi yang akhirnya membawa dirinya ke sebuah taman bermain anak-anak yang sedang sepi.     

"Kenapa kita ada disini Fernando?" tanya Viona bingung saat menyadari kalau saat ini ia sedang ada di sebuah taman bermain anak-anak.     

Alih-alih menjawab pertanyaan Viona, Fernando justru melepaskan sabuk pengamannya dan langsung mengarahkan ciumannya ke leher Viona dengan cepat sehingga membuat Viona memekik kaget. Apalagi pada saat Fernando memasukkan tangannya kedalam roknya kemudian menerobos meraba-raba paha Viona membuat stimulasi di area itu tanpa menyentuh area kewanitaan Viona.     

"Akhh…"     

"Fernando stopp akhhh...ada orang yang melihat kita nantiii akhhh…"      

Viona menceracau mencoba untuk menyadarkan Fernando agar menyudahi apa yang sedang ia lakukan, namun bukannya menuruti permintaan sang istri Fernando justru lebih bersemangat. Setelah puas bermain di sekitar paha sang istri Fernando kemudian menarik tangannya keluar dari balik rok Viona dan beralih ke payudara Viona, tanpa melepaskan bralette Fernando berhasil meraih payudara Viona dan kemudian meremasnya dengan kuat sehingga membuat Viona menggelinjang dalam pelukan Fernando.     

"Babeee stoppp…"     

"Pleaseeee akhh,"      

"Ampunnn Fernando ampunnn…"     

Fernando akhirnya menyudahi hukuman kecilnya pada sang istri ketika mendengar permohonan ampun dari Viona, saat melepaskan ciuman mautnya di leher Viona ia tersenyum saat melihat hasil karyanya yang baru saja ia buat.     

"Kau jahat," isak Viona pelan sambil merapikan bralette yang sudah diangkat ke arah oleh Fernando sehingga membuat kedua payudaranya terekspos.     

"Ini sebuah peringatan kecil untukmu babe, kedepannya jangan lagi memakai pakaian terbuka seperti ini. Aku tak mau tubuhmu dilihat orang lain," jawab Fernando dingin dengan nada meninggi.     

"Ini tak terbuka, lagipula disini summer mana mungkin aku memakai jaket," sahut Viona ketus mencoba membela diri.     

"Masih banyak baju lain yang bisa kau pakai untuk menikmati summer, untuk baju seperti ini hanya diperbolehkan kau pakai saat sedang bersamaku di kamar," ucap Fernando kembali.     

"Tapi aku aku suka dengan caramu tadi," imbuh Fernando lirih sambil memakai sabuk pengaman.     

Viona yang sedang kesal pada Fernando memilih diam, ia jengkel pada Fernando yang seenaknya saja menyentuhnya tanpa persetujuan darinya.      

Cup      

Fernando tiba-tiba mendaratkan ciumannya di pipi Viona yang sedang terdiam tanpa suara.     

"Aku mencintaimu," ucap Fernando pelan sambil tersenyum tanpa merasa bersalah, seolah tidak terjadi apa-apa diantara mereka.     

"Aku membencimu," sahut Viona ketus.     

"Aku tidak, aku mencintaimu," jawab Fernando kembali sambil memencet tombol engine start untuk menyalakan mobil lalu kemudian ia memacu mobilnya menuju ke jalan raya kembali meninggalkan taman.     

Selama perjalanan tak terjadi percakapan apapun diantara mereka berdua, Viona yang sudah kehilangan mood meminta Fernando untuk pulang ke hotel. Permintaan Viona itu pun langsung disetujui oleh Fernando, tanpa bertanya lagi Fernando memutar arah mobilnya menuju ke Shangri-La hotel tempat mereka menginap. Tiga puluh menit kemudian mereka akhirnya sampai di area parkir Shangri-La hotel, dengan cepat Fernando keluar dari mobil dan beralih ke arah sisi yang lain untuk membukakan pintu bagi Viona. Namun baru saja ia sampai di bagian depan mobil terlihat Viona sudah membuka pintunya sendiri dan langsung keluar dari dalam mobil berlogo kuda jingkrak itu, dan berjalan masuk ke dalam hotel sambil mengatur rambutnya sedemikian rupa supaya menutupi lehernya yang baru saja memiliki satu lagi tanda kepemilikan buatan Fernando. Padahal tanda yang dibuat tadi pagi oleh Fernando belum hilang kini ia harus memiliki satu tanda lagi.     

Karena Fernando masih mengobrol dengan manajer hotel Viona memilih untuk naik ke kamar mereka yang ada di lantai lima seorang diri dengan naik lift, saat sampai di lantai tiga tiba-tiba pintu lift terbuka dan masuklah beberapa tamu wanita yang juga menginap di hotel itu. Karena mereka berbicara menggunakan bahasa Inggris Viona pun bisa mengerti tentang apa yang sedang mereka bicarakan, sebuah senyum tersungging di wajah Viona saat mendengar pembicaraan mereka. Setelah sampai di lantai lima Viona dengan cepat keluar dari lift dan berjalan menuju kamarnya yang ada di ujung lorong, karena lantai lima adalah lantai khusus kamar suite signature yang merupakan kamar termewah yang ada di Shangri-La hotel ini alhasil hanya ada beberapa kamar saja yang ada di lantai lima. Sehingga ketika Viona berjalan keluar dari lift ia tak bertemu dengan siapapun di lorong, setelah sampai di depan kamarnya Viona kemudian membuka kunci kamarnya dan langsung masuk ke dalam kamar.      

Dengan cepat Viona mencari baju ganti dan peralatan mandi serta handuk bersih serta tak lupa sebuah baju renang yang ia bawa dari Kanada, Viona memutuskan untuk menikmati fasilitas hotel yang ada di lantai tiga berupa kolam air hangat dan spa khusus untuk para tamu hotel. Fasilitas spa yang ada di lantai tiga itu khusus untuk wanita sedang para pria ada lantai satu di samping area gym, Viona memutuskan untuk menenangkan dirinya di sauna beberapa saat. Ia ingin menjauh dari Fernando sebentar.     

Setelah meninggalkan pesan di sebuah catatan yang ia tempelkan di kaca besar yang ada di kamar, Viona kemudian meninggalkan kamar menuju ke lantai tiga dengan sebuah tas kecil yang berisi perlengkapan mandi dan baju gantinya yang akan ia pakai nanti selesai menikmati sauna dan air hangat yang ada di lantai tiga. Karena Fernando memiliki kunci kamar lainnya jadi Viona tak perlu menunggu Fernando untuk pergi ke kolam air hangat.     

"Selamat datang nona…"     

"Nyonya Willan, suamiku Fernando Grey Willan," ucap Viona pelan pada petugas yang berjaga di depan area spa sambil menyerahkan kunci kamar yang berupa key card.     

"Baik nyonya, silahkan masuk," jawab sang petugas ramah sambil menerima kunci kamar Viona dan memberikan sebuah kunci loker untuk menyimpan barang-barang.     

Setelah melewati meja petugas Viona kemudian berganti pakaian di ruang ganti dimana ia meletakkan barang-barangnya di dalam loker khusus yang nomornya sesuai dengan nomor kamarnya menginap, karena Fernando memilih kamar kelas satu alhasil Viona pun mendapatkan fasilitas nomor satu pula. Lemari lokernya terlihat lebih mewah dari yang lain, belum lagi dengan handuk bersih yang disediakan secara khusus. Namun karena ia sudah membawa handuk dari kamar Viona tak membutuhkan handuk itu. Lima menit kemudian Viona terlihat sudah berganti pakaian renang, karena suasana di kolam air hangat sepi Viona mengikat rambutnya ala ekor kuda dan membiarkan bekas kissmark Fernando terlihat jelas.      

Dengan perlahan Viona masuk ke dalam kolam air hangat yang sangat nyaman itu, Viona duduk di sebuah batu yang ada di dalam kolam yang sudah diatur sedemikian rupa supaya membuat nyaman orang yang sedang berendam.      

"Menjauh sebentar dari Fernando benar-benar pilihan yang tepat," ucap Viona lirih sambil memejamkan kedua matanya sambil bersandar di dalam kolam, ia membiarkan gelembung-gelembung air hangat menyentuh tubuhnya. Aroma wewangian dari lilin aromaterapi di sekitar kolam membuat siapapun merasa rileks dan nyaman begitu pula Viona.     

"Aku harus mengembalikan energiku secepatnya sebelum menghadapi serigala kelaparan itu lagi…"      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.