You Are Mine, Viona : The Revenge

Kotak merah darah



Kotak merah darah

0Walaupun AC di dalam kamar terasa dingin namun tubuh Viona tidak, ia merasa kepanasan pasca melihat lingerie super seksi yang baru saja ia temukan di bawah meja. Lingerie itu terbuat dari bahan tile yang jelas akan membuat semua bagian tubuh si pemakai terlihat jelas, karena kain transparan itu tidak memiliki lapisan lain lagi di bawahnya. Belum lagi dengan celana dalam yang hanya berbentuk segitiga kecil yang menutupi bagian depan vagina dan hanya memiliki tali kecil saja sebagai pengikat di sebelah kanan dan kirinya. Belum lagi dengan bagian cup payudara yang yang terlihat benar-benar akan mengekspos payudara si pemakai jika lingerie itu dikenakan, membayangkan memakai saja sudah membuat Viona sudah merinding.     

"Dasar mesum, bisa-bisanya ia memiliki lingerie mengerikan seperti ini," ucap Viona kesal sambil melipat lingerie itu secara asal dan memasukkannya kembali ke dalam kotak.      

Setelah meletakkan lingerie super seksi yang baru saja ia temukan secara tak sengaja kembali ke dalam kotaknya, Viona kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Ia ingin berendam di bathtub menggunakan bath salt yang tadi sempat disebutkan oleh Fernando di dalam catatannya, Viona juga ingin memastikan otot di sekitar vaginanya sudah tidak sakit lagi. Sebelum pulang dokter Raline sempat memberikan sebuah catatan kecil pada Viona yang berisi sebuah petunjuk untuk mempercepat penyembuhan otot-otot di pangkal pahanya itu, dokter Raline pun melarang Viona untuk memberitahukan rahasia kecil di antara mereka berdua mengenai kondisi sebenarnya yang terjadi pada Viona pada Fernando. Dokter Raline merasa gemas pada Fernando yang tak bisa menahan nafsunya, oleh karena itu ia ingin memberikan sedikit pelajaran kepada dirinya dengan memberitahukan bahwa Viona tidak bisa bercinta selama 5 hari kedepan padahal Viona hanya membutuhkan waktu 2 hari saja untuk beristirahat.      

Setelah merasa air dalam bath up cukup untuk berendam Viona kemudian menaburkan bath salt aroma lavender ke dalam air, ia juga menyalakan lilin-lilin kecil aromaterapi yang ada di sekitar bathtub. Aroma lavender pun langsung tercium semerbak di dalam kamar mandi super mewah itu, tak lama kemudian Viona melepaskan pakaiannya dan meletakkan di laundry bag lalu masuk ke dalam bathtub. Dari dalam kamar mandi itu Viona juga bisa melihat Menara Eiffel yang lampunya menyala dengan indah, kaca yang dipakai di Shangri-La hotel tempatnya menginap terbuat dari bahan yang sangat tebal dan anti peluru. Kelebihan lainnya adalah kaca itu tidak akan bisa terlihat dari luar, namun orang yang ada di dalam bisa melihat kondisi yang ada di luar dengan sangat jelas. Oleh karena itu tak heran jika Viona bisa melihat keindahan Menara Eiffel di waktu malam hari seperti saat ini.      

"Harus kuakui selera Fernando memang luar biasa," ucap Viona dalam hati sambil tersenyum.     

Semua hal yang dilakukan oleh Fernando pasti membuatnya terpesona sama seperti saat ini, Fernando memilih sebuah hotel indah yang memiliki pemandangan luar biasa menakjubkan di setiap waktu. Melihat Menara Eiffel yang menjadi simbol utama negara Perancis akan membuat siapapun tersenyum karena mengagumi keindahannya, apalagi di waktu malam seperti sekarang di saat kegelapan menyelimuti bumi. Lampu-lampu indah yang terpasang di sekitar Menara menakjubkan itu justru mendominasi dan memberikan cahaya super romantis bagi siapapun yang melihatnya, tak heran jika orang-orang menyebut negara Prancis adalah negara yang penuh dengan keromantisan.      

Viona kemudian memejamkan matanya menikmati air hangat yang yang ada di dalam bathtub sambil membiarkan bath salt bekerja di tubuhnya, ia sudah tak merasakan sakit lagi di area pangkal pahanya. Obat yang diberikan oleh dokter Raline bekerja dengan sangat baik, ditambah juga dengan istirahat yang cukup benar-benar membuat Viona tak merasakan sakit lagi. Karena memang sebenarnya otot-otot itu hanya mengalami cedera sedikit bukan sebuah hal yang perlu dikhawatirkan, saat baru saja memejamkan kedua matanya tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dari luar dan masuklah Fernando dengan baju yang basah karena keringat. Wajahnya terlihat lebih mempesona dengan kilatan keringat yang membuatnya terlihat makin seksi.     

"Sudah selesai?" tanya Viona pelan pada Fernando yang masih berdiri di depan pintu.      

"Aku olahraga hampir dua jam babe, rasanya itu sudah cukup untuk hari ini," jawab Fernando dengan cepat sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi, senyumnya tersungging saat melihat Viona berendam di bathtub. Melihat kedua payudara sintal Viona membuat rasa lelah Fernando langsung hilang seketika.     

"Ya sudah kalau begitu cepatlah mandi lalu makan dan tidur," ucap Viona pelan sambil mengguyurkan air ke dadanya.      

Glek     

Fernando menelan salivanya perlahan melihat apa yang dilakukan oleh istrinya, ia benar-benar bisa gila jika ada di dalam kamar mandi bersama Viona dalam waktu yang lama.     

Tanpa bicara lagi Fernando kemudian menyalakan air di shower dan membiarkan tubuhnya tersiram air hangat, seluruh otot di tubuh telanjang Fernando terlihat sangat indah dan membuat Viona tak tahan untuk melihatnya. Sesekali Viona mencuri pandang dengan melirik dengan gerakan sangat cepat, ia tak mau membuat Fernando menyadari bahwa dirinya sedang mengagumi keindahan tubuhnya.     

Fernando hanya tersenyum tipis ketika melihat istrinya mencuri pandang kepada dirinya, ia tau kalau Viona beberapa kali sempat melihat ke arahnya namun Fernando membiarkan saja dan pura-pura tidak tau. Ia sendiri sedang berusaha menahan dirinya agar tidak menyerang Viona, Fernando mengingat pesan dari dokter Raline sebelumnya agar tidak menyentuh Viona selama 5 hari dan ini baru malam kedua ia tak menyentuh sang istri. Ia masih perlu melewati tiga malam lagi supaya bisa kembali meneguk madu bersama Viona, setelah merasa cukup Fernando akhirnya menyudahi mandi malamnya dan meraih piyama mandi yang tergantung tak jauh dari shower dengan cepat ia langsung memakai piyama mandi itu untuk menutupi tubuh telanjangnya.     

"Aku duluan babe," pamit Fernando pelan sambil berjalan menuju ke pintu.     

"Ok," jawab Viona dengan cepat.     

"Aku tunggu di kamar," ucap Fernando kembali.     

"I know," sahut Viona datar.     

Mendengar perkataan Viona membuat Fernando tersenyum ia kemudian melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi dan menutup pintunya dengan perlahan, setelah Fernando pergi dari kamar mandi Viona nampak menghela nafas panjang ia kemudian membasuh wajahnya dengan air yang ada di dalam bathtub berkali-kali.      

"Benar-benar lima menit yang menegangkan,"ucap Viona dalam hati sambil menyentuh jantungnya yang berdegup kencang, ia takut kalau Fernando kehilangan kontrol. Namun rupanya ketakutannya tak terbukti, Fernando rupanya mengikuti instruksi dokter Raline dengan baik dan hal ini memuat Viona bahagia. Setidaknya terbukti kalau Fernando benar-benar menyayangi dirinya, karena Viona merasa belum cukup puas berendam ia akhirnya kembali memejamkan kedua matanya dan menikmati meetingnya dengan santai.     

Sementara itu di dalam kamar Fernando nampak sudah memakai piyama tidurnya, ia pun sudah memakan beberapa cemilan malam sebelum tidur yang ditutup dengan buah-buahan segar. Setelah merasa perutnya cukup terisi Fernando kemudian menyikat giginya di wastafel tanpa masuk ke dalam kamar mandi, ia tak mau kembali merasakan situasi yang sangat membuatnya hampir gila itu kembali. Setelah semua ritualnya selesai Fernando kemudian berjalan menuju ranjang, hari ini benar-benar melelahkan baginya. Menempuh perjalanan udara selama hampir 7 jam dan berolahraga selama 2 jam membuatnya membutuhkan ranjang untuk merilekskan semua otot di tubuhnya.     

Saat Fernando sudah terlelap ke alam mimpi dari kamar mandi Viona keluar dengan menggunakan piyama mandinya, di kepalanya pun tampak handuk kecil yang melilit rambut basahnya supaya tidak menetes dan membasahi lantai. Senyum Viona tersungging saat melihat Fernando tidur, karena tak ingin mengganggu Fernando Viona memilih mengeringkan rambutnya di dalam kamar mandi menggunakan hair dryer. Setelah 10 menit akhirnya rambut panjang Viona pun selesai dikeringkan, ia kemudian masuk kembali ke dalam kamar dan memakai piyama tidur yang memiliki warna dan motif yang sama seperti yang dipakai oleh Fernando. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam Viona akhirnya memilih naik ke atas ranjang dan berbaring di samping Fernando,ia lalu mematikan lampu di atas nakas yang membuat kamar mereka menjadi gelap. Ia tak bisa tidur dalam posisi lampu yang menyala, lagi pula walaupun lampu kamar dimatikan kamar itu masih bisa mendapatkan pencahayaan dari lampu-lampu dari luar.     

"Selamat malam cintaku," bisik Viona pelan sambil mencium pipi Fernando, dicium oleh Viona seperti itu tak membuat Fernando beraksi. Ia benar-benar sudah tidur dengan pulas.     

Setelah mengucapkan selamat malam pada Fernando, Viona kemudian mencoba memejamkan kedua matanya. Namun setelah mencoba untuk tidur ia tak juga kunjung terlelap, pikirannya terus melayang-layang memikirkan semua yang terjadi beberapa hari terakhir ini, dimulai dari ia bertemu dengan Alisha sang saudara sepupu Anastasia yang sudah menjadi istri profesor Dexter yang mencoba menggoda suaminya dan kejadian di malam panjang itu di mana Fernando tak melepaskan dirinya semalam suntuk. Memikirkan itu semua benar-benar membuat Viona tak bisa kunjung terlelap, karena kesal Viona pun akhirnya memilih duduk. Ia terkejut ketika melihat jam yang ada di dinding sudah menunjukkan pukul 4 pagi, itu artinya ia sudah melewati 3 jam dengan membayangkan semua hal yang terjadi.     

Saat akan mencoba tidur kembali ekor mata Viona tiba-tiba melihat kotak yang ada di bawah meja yang ia temukan secara tak sengaja tadi, wajahnya kembali memerah mengingat isi dalam kotak itu. Tak lama kemudian Viona terlihat turun dari ranjang dan melangkahkan kakinya menuju meja dimana kotak itu berada.     

"Maybe this is the time for me to take the initiative first," ucap Viona lirih sambil memeluk kotak berwarna merah darah yang baru ia ambil dari lantai.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.