You Are Mine, Viona : The Revenge

Second life from Viona



Second life from Viona

0Fernando membiarkan Viona menangis dalam pelukannya dia tau kalau Viona saat ini sedang kecewa pada dirinya sendiri, ia tak mau mengganggu waktu Viona saat sedang melampiaskan isi hatinya. Fernando tersenyum tipis saat mendengar istrinya menangis.      

"Aku benar-benar beruntung bisa mendapatkan istri sepertimu babe, kau adalah malaikat berwujud manusia. Maafkan aku yang dulu selalu membuatmu terluka," ucap Fernando dalam hati.      

Setelah melampiaskan emosinya selama hampir lima menit Viona pun menyeka air matanya saat ada beberapa orang suster berdatangan ke ruang operasi, mereka ingin merapikan ruang operasi atas perintah profesor William. Fernando hanya tersenyum tipis melihat Viona yang langsung profesional di hadapan para suster, dengan gemas ia mencubit hidung Viona.      

"Sakittt.." ucap Viona menahan sakit.     

"Itu hukuman untukmu karena menangisi pria lain dihadapanku, di hadapan suamimu yang tampan, kaya dan sempurna ini," sahut Fernando pelan dengan sombong.     

"Menyebalkan!! aku benci padamu," sengit Viona kesal.     

Fernando tertawa melihat istrinya merajuk, usahanya untuk membuat Viona tak sedih berhasil. Tak lama kemudian beberapa orang dokter muda dan dokter Robert yang tadi melihat Viona melakukan operasi datang, mereka ingin mengucapkan selamat secara langsung pada Viona.      

"Saya benar-benar beruntung bisa menjadi asisten anda untuk satu bulan kedepan," ucap seorang dokter muda yang bernama Berto dengan tersenyum lebar.     

"Apakah anda masih menerima asisten lagi dok? kalau masih ijinkan saya menjadi asisten anda dok," pinta seorang dokter muda lainnya menimpali perkataan Berto.     

"Kalau mereka berdua boleh menjadi asisten anda apakah saya juga boleh menjadi asisten anda dokter?" tanya seorang dokter muda lainnya penuh semangat.      

Dokter Robert yang berdiri di belakang para dokter muda itu hanya tersenyum tipis mendengar perkataan mahasiswa kedokteran tingkat akhir itu, mereka belum mengenal Fernando dan belum tau kalau Viona adalah istri Fernando. Oleh karena itu mereka semangat sekali ingin menjadi asisten pribadi Viona, selama mereka magang di rumah sakit Global Bros tiga bulan kedepan. Padahal Viona hanya menerima satu mahasiswa magang saja yang bernama Berto untuk menjadi asistennya.     

"Kalian siapa kenapa berebut ingin menjadi asisten pribadi dokter Viona?"tanya Fernando tiba-tiba sambil melipat kedua tangannya di dada.      

"Kami adalah mahasiswa  magang dari universitas Toronto jurusan kedokteran, kami disini magang selama 3 bulan ke depan. Kami diminta untuk mempelajari cara kerja dokter hebat di rumah sakit ini, salah satunya adalah dokter Viona yang merupakan dokter bedah terbaik di rumah sakit Global Bros. Oleh karena itu kami ingin sekali menimba ilmu padanya dan menjadi asisten pribadinya selama 3 bulan kedepan," jawab seorang dokter muda bernama Felix dengan lancar tanpa rasa takut.     

"Memangnya kau menerima berapa dokter magang sebagai asistenmu dokter?" tanya Fernando pelan pada Viona yang sedang berdiri di belakangnya.      

"Setiap dokter bedah mendapatkan satu asisten pribadi dari mahasiswa ini, jadi sudah jelas aku hanya memiliki satu asisten saja tuan," jawab Viona pelan sambil tersenyum. .     

"Tapi dok saya pribadi ingin sekali menjadi asisten pribadi anda, melihat cara kerja anda tadi di ruang operasi benar-benar membuat saya sangat terpana dan ingin sekali menimba ilmu pada anda dokter Viona," ucap Felix kembali.     

"Aku juga ingin menjadi asisten pribadi anda dokter Viona," imbuh seorang dokter muda berambut merah menimpali perkataan Felix.     

"Kalian ini kenapa bukankah tadi dokter Viona sudah mengatakan kalau beliau hanya menerima satu dokter magang saja untuk menjadi asistennya,  dan orang itu adalah aku," sahut Berto dengan senyum penuh kemenangan.     

"Jangan besar kepala Berto, dokter Viona pasti mau menerima kami menjadi asistennya,"      

"Iya Berto kau beruntung saja bisa menjadi asisten dokter Viona, nanti kalau dokter Viona tau cara kerjamu pasti beliau akan kecewa. Lebih baik kau mundur saja dan biarkan aku yang menjadi asisten pribadi dokter Viona,"       

"Enak saja, bukankah aku duluan yang ingin menjadi asisten dokter Fiona beraninya kau menikung tempatku,"     

Para mahasiswa semester akhir universitas Toronto itu terlihat saling berdebat ingin berebut posisi sebagai asisten pribadi dokter Viona, padahal sejak awal mereka sudah mendapatkan dokternya masing-masing termasuk Berto yang namanya keluar saat pembagian dokter yang dilakukan oleh dosen mereka.     

Dokter Robert yang sudah membuka mulutnya karena ingin menengahi mereka tak jadi meneruskan niatnya saat melihat kode dari Fernando, ia kemudian memberikan sebuah anggukan kepalanya merespon kode yang diberikan oleh Fernando. Fernando hanya tersenyum sambil menatap para dokter muda yang ada di hadapannya, ia senang sekali melihat mereka bertengkar. Viona pun yang berdiri di samping Fernando hanya bisa diam melihat para mahasiswa tingkat akhir universitas Toronto berdebat satu sama lain.      

"Kenapa diam, sudah selesai berdebatnya?" tanya Fernando pelan sambil tersenyum ke arah karena dokter muda di hadapannya itu.      

"Tidak tuan, bukan begitu maksud kami," sahut Berto merasa bersalah, sejak tadi ia melawan kelima teman-temannya yang ingin merebut posisinya sebagai asisten pribadi Viona     

"Kalian ini adalah calon dokter, bisa-bisanya calon dokter yang terpelajar seperti kalian berdebat di depan ruang operasi demi untuk memperebutkan posisi asisten dokter Viona. Bukankah itu sebuah tindakan konyol dan memalukan,"ucap Fernando dingin sambil menatap keenam dokter muda yang ada di hadapannya tanpa berkedip.      

"Maaf tuan,"      

"Maafkan kami tuan, kami tak bermaksud membuat keributan,"      

"Maaf tuan, kami bersalah,"      

Fernando tersenyum tipis melihat para dokter muda itu minta maaf, ia kemudian memberikan kode kepada dokter Robert untuk mengambil alih para dokter itu. Ia ingin mengajak Viona pergi ke ruangan pribadinya, pasalnya ia tau kalau Viona butuh istirahat setelah melakukan operasi yang cukup berat hari ini ditambah lagi dengan kondisi pasiennya yang tak cukup baik. Ia tak mau istrinya down gara-gara pasien itu, setelah menyerahkan keenam calon dokter muda itu pada dokter Robert tak lama kemudian Fernando mengajak Viona meninggalkan ruang operasi menuju ruang pribadi Fernando.     

"Kalau kalian merasa bersalah lebih baik kalian instrospeksi diri kalian dan jangan diulangi lagi kesalahan kalian tadi, kalian belum tau kan kalian baru berbicara dengan siapa," ucap dokter Robert orang sambil tersenyum ke arah keenam pemuda yang ada di hadapannya.      

"Maksud anda apa dokter?" tanya Felix bingung.     

"Pria yang baru saja mengajak dokter Viona pergi itu kalian tidak tahu kan dia siapa," jawab dokter Robert pelan.     

"Memangnya tuan itu siapa?"tanya Berto penasaran.      

"Pria tadi itu adalah tuan Fernando Grey Willan pemilik rumah sakit ini sekaligus suami dari dokter Viona Angel yang kalian perebutkan tadi," jawab dokter Robert dan sambil tersenyum.     

Mendengar perkataan dokter Robert membuat keenam mahasiswa semester akhir universitas Toronto itu membuka mulutnya lebar, mereka tak percaya akan melakukan hal sebodoh itu di depan suami dari dokter yang mereka perebutkan.     

Melihat keenam mahasiswa itu terkejut membuat dokter Robert tersenyum geli, ia tak menyangka akan semenyenangkan ini menggoda para juniornya. Tak lama kemudian ia meninggalkan para mahasiswa itu masuk ke dalam ruangan operasi untuk memeriksa pasien yang tadi baru saja dioperasi oleh dokter Viona dan Profesor William, para calon dokter muda itu nampak kehabisan kata-kata saat ini.     

Sementara itu Viona sudah berganti pakaian dan sedang duduk di sofa yang ada di ruangan suaminya, ia baru saja menikmati teh hangat yang dibuatkan oleh salah seorang office boy yang diperintahkan Fernando. Sedangkan Fernando terlihat sibuk di depan komputernya, tak lama kemudian sebuah senyum tersungging di wajah Fernando ketika ia membaca sebuah pesan yang masuk ke ponselnya.     

"Kau sudah lebih baik kan babe?" tanya Fernando pelan pada Viona.      

"Yes," jawab Viona singkat.     

"Ya sudah kalau begitu ikut aku sebentar," ucap Fernando pelan sambil mengulurkan tangannya ke arah Viona.      

Viona yang tak tahu dengan maksud dan tujuan Fernando hanya bisa menuruti kemauan sang suami, mereka berdua lalu berjalan kembali menuju ke ruang operasi di mana dokter Robert dan Profesor William menunggu kedatangan Fernando dan Viona. Rupanya saat ini di depan ruang operasi sudah datang keluarga pasien yang baru yang tadi ditolong oleh Viona dan Profesor William.     

Melihat Viona datang pihak keluarga langsung menghampiri Viona dan mengucapkan beribu-ribu terima kasih pada Viona setelah mereka mengucapkan terima kasih pada profesor William, tak lama kemudian sang ibu dari pasien menceritakan bahwa anaknya itu sengaja melakukan upaya bunuh diri dengan menabrakkan dirinya ke sebuah mobil yang melintas karena patah hati. Sang ibu pasien tidak menyalahkan Viona atau Professor William atas kondisi yang menimpa putranya, menurut sang ibu ia sudah cukup bahagia dan bersyukur melihat putranya masih hidup. Rupanya sebelumnya Profesor William sudah memberitahukan kepada pihak keluarga tentang kondisi terburuk sang pasien, dimana kemungkinan besar pasien itu tidak akan bisa berjalan lagi dan akan hidup selamanya di kursi roda. Kecuali ada keajaiban yang datang kepada dirinya sehingga membuatnya bisa berjalan lagi, namun hal itu adalah sebuah mukjizat yang sangat sulit didapatkan.      

Mendengar perkataan sang keluarga pasien membuat senyum kembali tersungging di wajah Viona, setelah sebelumnya ia terlihat sangat sedih karena gagal membuat pasien yang sembuh sempurna.     

"Kira-kira hukuman apa yang harus aku berikan kepadamu karena berani menangisi pria lain dihadapanku babe?" bisik Fernando lirih ke telinga Viona.     

"Kauuu…."      

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.