You Are Mine, Viona : The Revenge

Pembuktian Louisa



Pembuktian Louisa

0Fernando datang kembali ke rumah sakit Global Bros ketika waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore,     

dimana seharusnya Viona sudah selesai bekerja. Ia tak masuk ke dalam rumah sakit dan lebih memilih menunggu Viona di depan rumah sakit di samping mobil anti pelurunya, sambil memainkan ponselnya. Fernando bukan seorang perokok maka dari itu ia lebih memilih membaca artikel yang muncul di ponselnya ketimbang merokok saat menunggu sang istri keluar dari rumah sakit.     

Tak lama kemudian Viona terlihat keluar dari rumah sakit dengan menenteng jas putih kebanggaannya, ia berjalan pelan tepat dibelakang Alisha dan Anastasia. Kedua gadis itu tak tau kalau dibelakang mereka ada nyonya Willan yang sedang ditunggu oleh Fernando, Alisha tiba-tiba mengangkat satu tangannya ke udara ketika melihat Fernando melambaikan tangan ke arahnya. Namun saat menyadari bunyi sepatu yang lain, ia akhirnya sadar bahwa Fernando tidak melambaikan tangan kepada dirinya melainkan kepada sosok wanita yang ini sudah berjalan melewatinya dengan setengah berlari menuju ke tempat Fernando.     

"Kurang ajar kau Viona," lirih Alisha dalam hati saat melihat Viona dipeluk Fernando dengan posesif.     

"Kak ayo itu taksinya sudah datang," ucap Anastasia pelan pada Alisha sehingga membuat Alisha yang sedang menatap Fernando tanpa berkedip itu langsung tergagap.     

"Oh iya, ayo naik kita harus segera sampai di butik itu," jawab Alisha tergagap, semua lamunan Fernando dalam otaknya langsung hilang.     

Alisha akhirnya mengikuti langkah Anastasia menuju ke sebuah taksi yang sudah berhenti menunggu mereka, ia mencoba menutupi kekesalannya saat melihat Fernando memeluk Viona dengan erat seperti tadi. Tak begitu lama kemudian taksi itu pun pergi meninggalkan area rumah Sakit Global bros menuju ke sebuah butik yang Anastasia ingin kunjungi, tadi saat selesai photo shoot tiba-tiba Anastasia ditelepon oleh pemilik butik khusus gaun pengantin memintanya untuk datang. Pasalnya gaun pengantinnya sudah siap, Anastasia diminta untuk mencobanya terlebih dahulu sebelum hari H untuk memastikan apakah masih ada kekurangan atau tidak.      

Di dalam mobilnya Fernando nampak tersenyum-senyum sendiri sehingga membuat Viona bingung, pasalnya mereka masih belum berbaikan pasca pembicaraan semalam dimana Fernando membahas masalah kehamilan dengan Viona.     

"Kau kenapa?" tanya Viona pelan, ia tak tahan melihat Fernando terus tersenyum tanpa sebab.     

"Tak apa-apa babe, aku hanya teringat dengan percakapanku yang sebelumnya dengan Justin tadi saat dikantor," jawab Fernando berbohong.     

"Percakapan dengan Justin?! memangnya kalian membahas apa?" tanya Viona penasaran.     

"Ini adalah percakapan bisnis honey, aku yakin kau tak akan mengerti. Sama halnya jika kau membahas tentang organ tubuh manusia aku juga tak akan paham dengan maksud perkataanmu," jawab Fernando kembali, ia tak mungkin berkata hal yang sebenarnya mengenai Alisha pada Viona.     

Viona akhirnya memilih diam karena tak ingin melanjutkan perdebatannya dengan Fernando, ia lalu duduk dengan baik sambil memainkan ponselnya. Karena Fernando sedang dalam suasana yang baik tiba-tiba terlintas ide jahil dalam diri Fernando, dengan cepat ia merebut ponsel Viona dan menyembunyikannya di balik bajunya sehingga membuat Viona langsung berteriak kesal meminta ponselnya dikembalikan. Tak lama kemudian terjadi kegaduhan di dalam mobil, Lucas yang mengendarai mobil hanya tersenyum tipis melihat pertengkaran kecil sang tuan dan nyonya. Ia kemudian menambah kecepatan mobilnya menuju apartemen penthouse milik Fernando karena hari sudah mulai senja, langit Ottawa sangat cerah hari ini.      

Pemandangan matahari terbenam pun terlihat lebih romantis dan menakjubkan, sinar merah dari matahari yang akan pergi di ufuk barat terlihat sangat indah. Namun keindahan itu tak dirasakan oleh dokter Louisa, ia berdiri di balkon apartemennya dengan wajah sendu menahan pilu. Masih teringat jelas dalam memorinya semua tulisan tangan sang suami yang ia temukan tadi pagi, malam ini dokter Louisa berdandan sangat cantik. Ia menggunakan full make-up, bahkan untuk mendapatkan tampilan secantik ini ia sampai menyewa seorang make-up artist. Dengan menggunakan lingerie super seksi yang ia tutupi jubah satin tipis tembus pandang dokter Louisa menunggu kedatangan profesor Frank, ia berusaha menahan tangisnya agar tak meledak. Ia tak mau merusak riasan cantik di wajahnya.     

"Malam ini akan menjadi malam terakhirku menjadi istri yang baik untukmu Frank," ucap dokter Louisa lirih sambil menatap cincin pernikahannya, ia sudah memutuskan untuk menyerah dengan pernikahan ini.     

Saat sedang berdiri menatap matahari yang perlahan menghilang, tiba-tiba perhatiannya teralihkan saat melihat mobil Profesor Frank mulai memasuki area apartemen. Dokter Louisa kemudian berjalan pelan masuk ke dalam rumah, ia menutup balkon dan bersiap di pintu menunggu kehadiran sang suami yang baru pulang bekerja.     

Tak lama kemudian tombol di pintu berbunyi karena profesor Frank memasukkan kombinasi angka yang merupakan pasword rumahnya, ia terkejut saat membuka pintu karena melihat sang istri sudah berdiri dibalik pintu dengan tersenyum menyambutnya pulang.     

"Selamat datang suamiku," sapa dokter Louisa ramah sambil tersenyum.     

"Ada apa Lou? K--kau kenapa berdandan seperti ini?" tanya profesor Frank bingung saat menyadari dokter Louisa tampak lebih cantik dari biasanya.     

"Bukankah tadi pagi aku sudah memberikan pesan padamu, bahwa malam ini aku akan menyambutmu dengan spesial," jawab dokter Louisa pelan sambil meraih tas yang dibawa oleh Profesor Frank.     

"I-iya tapi…"     

Cup      

Dokter Louisa mendaratkan kecupannya di bibir Profesor Frank sehingga membuat Profesor Frank tak dapat menyelesaikan perkataannya.     

"Mandilah terlebih dahulu, setelah itu aku tunggu di meja makan. Setelah itu baru kita nikmati makanan penutup bersama-sama," bisik dokter Louisa lirih sambil mendaratkan kecupannya lagi di pipi Profesor Frank, ia benar-benar berbuat liar malam ini. Sejak tadi ia sudah memulai tindakan terlebih dahulu sehingga membuat Profesor Frank tersenyum, ia senang dengan sikap agresif istrinya yang menurutnya seksi itu.     

"Lou aku…"      

"Not now, mandilah dulu baru setelah itu kau bisa melakukan apa yang ingin kau lakukan," ucap dokter Louisa pelan menolak sentuhan profesor Frank yang sudah terpancing olehnya.     

"Baiklah, aku mandi dulu. Setelah itu aku tak akan melepaskanmu Lou" jawab Profesor Frank sarkas.     

Dokter Louisa hanya tersenyum mendengar perkataan sang suami, ia lalu melepaskan jubah satin yang menutupi tubuh seksinya yang terbalut lingerie seksinya. Melihat pemandangan yang ada di hadapannya membuat Profesor Frank makin sangat bernafsu ingin menyetubuhi dokter Louisa, namun karena ia harus mandi akhirnya ia menahan keinginannya untuk bercinta.     

Tanpa diperintah dokter Louisa dua kali Profesor Frank akhirnya melangkahkan kakinya dengan cepat menuju kamar mandi, untuk membersihkan tubuhnya sebelum ia menikmati tubuh dokter Louisa. Air mata dokter Louisa perlahan menetes membasahi wajah cantiknya ketika melihat sang suami sudah masuk ke dalam kamar.      

"Ternyata kau memang hanya menyukai tubuhku Frank, kau tak benar-benar mencintaiku," ucap dokter Louisa lirih sambil menyeka air mata yang membasahi wajahnya, ia tak mau riasannya rusak karena air matanya. Malam ini akan menjadi malam pembuktian cintanya pada Professor Frank, karena setelah itu ia akan melepaskan semuanya dan membebaskan Profesor Frank untuk mencari cintanya.      

Sambil menunggu Profesor Frank selesai mandi dokter Louisa berjalan menuju ke meja makan, ia pun lalu menyalakan lilin yang sudah ia siapkan sebelumnya dan mematikan semua lampu yang ada di apartemen sehingga hanya 2 lilin di atas meja makan lah sebagai sumber cahaya mereka malam ini.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.