You Are Mine, Viona : The Revenge

Perjanjian Frank x Ammy



Perjanjian Frank x Ammy

Setelah mengunci pintu profesor Frank kembali mendatangi sang istri yang sudah terbaring diatas meja kerjanya, dengan kemeja yang sudah acak-acakan pasca dibuka paksa oleh profesor Frank.     

"Ayo kita lanjutkan permainan kita," bisik profesor Frank pelan ke telinga dokter Louisa yang sudah memerah.     

"J-jangan disini, ini rumah sakit Frank," jawab dokter Louisa tergagap.     

"It's ok, aku sudah mengunci pintu dengan rapat. Tak akan ada yang bisa mengganggu kita sayang," ucap profesor Frank lembut sambil meremas payudara dokter Louisa yang masih terbungkus bra berenda.     

"Akhhh Frank s-stopp ini dirumah sakit akkhh…"      

Dokter Louisa tak bisa menyelesaikan perkataannya karena bibir tipisnya yang dipoles lipstik berwarna merah darah sudah dilumat dengan rakus oleh profesor Frank, kedua tangannya sudah diangkat ke atas kepalanya oleh profesor Frank. Alhasil ia tak bisa melakukan apa-apa selain pasrah saat kedua payudaranya dilahap secara rakus oleh profesor Frank secara rakus sehingga membuatnya menggila, permainan lidah profesor Frank yang sudah hebat benar-benar membuat dokter Louisa akhirnya mau tak mau mengikuti permainan sang suami.      

Suara desahan dokter Louisa membuat Profesor Frank semakin bersemangat untuk membuat dokter Louisa menyerah, melihat istrinya sudah mulai terpancing Profesor Frank kemudian melepaskan kuncian tangannya yang menahan kedua tangan sang istri di atas kepalanya. Ia lalu bergerak ke ke celana panjang yang dipakai oleh dokter Louisa, dalam waktu singkat ia sudah berhasil membuka celana yang dipakai oleh sang istri dan membuangnya begitu saja ke lantai. Tanpa membuka celana dalam yang masih terpasang di tubuh sang istri,  profesor Frank langsung memberikan kecupan di area sekitar ujung pangkal selangkangan istrinya itu dengan intens yang membuat dokter Louisa menggila. Tak lama kemudian profesor Frank menyibak celana dalam yang dipakai dokter Louisa dan memasukkan lidahnya ke dalam vaginanya yang sudah basah. Dokter Louisa yang tak pernah disentuh selama hampir lima bulan langsung menggila ketika mendapatkan perlakuan seperti itu dari sang suami, profesor Frank yang terlihat sangat menikmati permainannya tak memperdulikan sang istri yang sudah melihat-lihat di atas meja. Ia terus saja memasukkan lidahnya ke dalam vagina dokter Louisa, menyusuri tiap bagiannya mencari klitoris pink yang masih tersembunyi dibalik rambut halus kemaluan yang dirawat rapi oleh si empunya.     

"Frank aku akhhhh…."     

"Yes come on... keluarkan Lou, keluarkan semua cairan cintamu. Biarkan aku menikmatinya," sahut profesor Frank dengan penuh semangat, senyumnya tersinggung saat menyadari sang istri mengalami orgasme pertamanya.     

Dokter Louisa hanya menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara yang lebih keras saat sang suami membuka lebar pahanya sambil menikmati cairan cinta yang baru saja keluar dari tubuhnya, ia benar-benar merasa sangat kelelahan padahal baru sekali ia mengalami orgasme.      

"Frank aku lelah, stop…"      

"Aku baru memulainya sayang,"      

"Tapi aku tak akhhh…"     

Sebuah gigitan kecil di klitoris milik dokter Louisa dari profesor Frank membuat dokter Louisa menjerit keras sambil menjambak rambut suaminya, ia kembali lagi mengalami orgasme dahsyat karenanya. Tak mau menyia-nyiakannya kesempatan profesor Frank kembali menelan habis tanpa sisa cairan hangat itu, mengalami orgasme dua kali dalam waktu berdekatan membuat dokter Louisa benar-benar kelelahan.     

Wajahnya sudah sangat memerah dengan keringat yang membasahi hampir seluruh wajah dan tubuhnya, melihat dokter Louisa sudah kepayahan Profesor Frank akhirnya menyudahi foreplay yang baru ia mainkan. Tak lama kemudian ia menurunkan resleting celananya dan mengeluarkan kejantanannya yang sudah sangat keras dan gagah, tanpa menurunkan celana panjangnya. Ia kemudian mengarahkan kejantanannya ke arah liang surga sang istri, dalam satu kali gerakan ia sudah berhasil menyatu dengan sang istri dan membiarkan kejantanannya diam beberapa saat di tubuh sang istri untuk menikmati pijatan pijatan sensual dari otot-otot vagina bagian dalam istrinya itu yang membuatnya memejamkan mata karena merasakan sensasinya yang sungguh luar biasa.     

Tak berhubungan seks selama lima bulan membuat otot-otot vagina dokter Louisa bereaksi yang membuat profesor Frank mendapatkan sensasi luar biasa, saat akan mulai memainkan irama tiba-tiba ia kembali merasakan cairan hangat yang membasahi kejantanannya. Rupanya dokter Louisa kembali mencapai puncak kembali, profesor Frank kemudian memaju mundurkan pinggulnya membuat kedua payudaranya naik turun karena gerakan sang suami.      

"Frank akhhh…aku keluar akhhh,"      

"Louisa aku akhhh…"      

Profesor Frank mencapai puncak kenikmatan berbarengan bersama sang istri, ia terkulai diatas tubuh dokter Louisa yang sudah banjir peluh. Karena tak tega melihat Louisa tak berdaya diatas meja ia kemudian mengangkat tubuh telanjang dokter Louisa ke atas sofa.      

"Maafkan aku Lou, maafkan aku selama ini sudah mengabaikanmu," ucap profesor Frank lirih sambil memeluk tubuh Louisa.     

"Hiks...kau jahat Frank," jawab dokter Louisa terisak.     

"Maafkan aku, aku bersalah. Mau kan memaafkan aku," pinta profesor Frank dengan suara parau.     

"Jangan tinggalkan aku Frank, aku tak bisa hidup tanpamu. Ammy dia dia selalu menghinaku, aku selama ini berusaha untuk sabar menghadapinya walau kau tak memperdulikan aku...aku tak bisa…"      

"Ssttt...ssttt jangan bicara lagi, aku tak mungkin meninggalkanmu. Lagipula wanita itu sudah tak ada disini, maafkan aku dulu tak bisa berbuat apa-apa. Ia mengancamku jika aku turut campur dalam semua tingkahnya dulu ia akan mencelakaimu, maka dari itu aku seolah tutup mata akan tingkahnya. Aku menahan diri untuk tak memperdulikannya demi kebaikanmu," ucap profesor Frank jujur.     

"Jadi kau diancam olehnya?" tanya dokter Louisa kaget.     

"Iya, dia tau aku mencintaimu. Maka dari itu ia menggunakan mu untuk mengancamku Lou...ia waktu itu menunjukkan obat perusak rahim padaku. Ia mengatakan akan menggunakan itu untuk mencelakaimu supaya kau tak bisa punya anak, maka dari itu aku menahannya ada didekatku supaya aku bisa memantau segala gerak geriknya untuk menjauhkan dirinya darimu. Aku masih mengingat dengan jelas apa yang sudah ia lakukan kepada dokter Viona, oleh karena itu aku mengikuti kemauannya untuk tak melarang semua yang ia lakukan di rumah sakit ini. ayku tak mau dia menyakitimu sama seperti waktu dia menyakiti dokter Viona. " jawab Profesor Frank jujur.      

Walaupun ia tau kalau dokter Ammy adalah orang yang bertanggung jawab atas kematian bayi yang dikandung oleh Viona, namun ia tak bisa berbuat apa-apa pasca mengetahui Dokter Ammy mempunyai obat perusak rahim yang sangat luar biasa. Ia tak mau kalau Dokter Ammy menggunakan obat itu untuk mencelakai dokter Louisa.      

"K-kenapa kau tak menceritakan ini padaku dari awal Frank, kalau kau mengatakan ini dariku mungkin aku tak akan salah paham padamu. Mungkin aku tak akan…"     

"Sudahlah, itu semua sudah berlalu lagi pula perempuan itu sudah tak ada di sini jadi tak usah dipikirkan lagi," ucap Profesor Frank pelan memotong perkataan sang istri sambil tersenyum.      

"Fernando sudah mengurus dengan baik perempuan itu, walaupun sebenarnya aku sedikit tidak setuju dengan cara yang dilakukan oleh Fernando. Namun aku senang akhirnya perempuan itu bisa angkat kaki dari rumah sakit ini," imbuh profesor Frank kembali.     

Dokter Louisa hanya tersenyum mendengar perkataan sang suami, ia sedikit lega setelah mengetahui bahwa suaminya ternyata tak seperti yang ia pikirkan. Ia merasa bersalah saat ini karena sudah berpikir suaminya yang tidak-tidak, padahal nyatanya suaminya justru melindungi dirinya dari perbuatan dan rencana jahat dokter Ammy. Profesor Frank kemudian bangun dari sofa dan merapikan pakaiannya, is juga membantu dokter Louisa untuk bangun karena waktu istirahat sudah hampir habis.      

"Bersihkan dirimu terlebih dahulu di dalam kamar mandi, setelah itu kita pergi ke kantin. Perutku sangat lapar setelah bercinta, aku yakin kau juga sama laparnya denganku apalagi tadi kau sampai mengalami orgasme 3 kali seperti itu," bisik Profesor pelan-pelan menggoda suami istri.      

"Frank…."     

"Ha ha ha…. maaf maaf, ya sudah sana cepat ke kamar mandi bersihkan dan rapikan dirimu jangan sampai aku kehilangan kendali lagi dan membuatmu seperti tadi," ucap Profesor Frank pelan memotong perkataan dokter Louisa.      

Tanpa bicara dokter Louisa kemudian masuk ke dalam kamar mandi, dia harus membersihkan tubuhnya dari aroma sperma sang suami yang tertinggal di area selangkangannya sebelum pergi ke kantin. Didalam kamar mandi dokter Louisa tersenyum saat mengingat perkataan sang suami yang sebelumnya, hatinya terasa sangat lega saat ini setelah mendengar pernyataan sang suami.      

Kecurigaannya pada sang suami sudah hilang sepenuhnya, awalnya ia mencurigai suaminya masih memiliki hubungan dengan Dokter Ammy.  Pasalnya ia pernah memergoki beberapa kali sang suami berbicara empat mata dengan dokter Ammy di sebuah lorong yang sepi, namun setelah mengetahui kenyataan bahwa ternyata dokter Ammy mengancam suaminya ia merasa tenang.      

"Terima kasih kakak ipar, terima kasih sudah menyingkirkan wanita jahat itu dari rumah sakit ini," ucap dokter Louisa dalam hati, ia sudah menduga kalau perginya dokter Ammy dari rumah sakit Global Bros adalah campur tangan Fernando.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.