You Are Mine, Viona : The Revenge

Prove it!



Prove it!

0Fernando duduk di sofa yang ada diruangan profesor William dengan tenang setelah menghancurkan hampir setengah ruangan itu pasca membaca kata-kata mutiara yang tertulis di bawah foto tahunan Diego, rasa cemburu dan posesifnya pada Viona langsung muncul saat tau ada pria lain yang menginginkan wanita miliknya. Dengan penuh emosi ia menendang komputer yang ada dimeja kerja profesor William, belum puas disitu ia juga melempat lemari kaca yang berisi berkas-berkas penting milik profesor William menggunakan gelas yang ada diatas meja sehingga membuat lemari kaca itu hancur berantakan.     

"Kenapa mereka harus muncul disaat seperti Will, aku baru saja bisa menikmati hari baru bersama Viona arrgghhh,"     

"Akan kubunuh siapapun yang berani merebut Viona dariku, tak perduli siapa orangnya,"     

"Siapa yang memberitahukan keberadaan Viona disini pada orang-orang itu!!!"     

"Kau harus mencari tau dengan detail Justin, ingat aku mau hasil secepatnya mengenai data diri dari Diego Hopkins si brengsek itu,"     

Fernando terus bicara pada Justin yang sedang sibuk dengan laptop mereka berusaha mencari data diri Diego Clark Hopkins dengan cepat tanpa bicara, sementara itu profesor William dan profesor Dexter terlihat mengumpulkan pecahan kaca yang berhamburan di lantai. Satu-satunya orang yang tak memiliki aktivitas hanyalah Fernando.     

"Tuan ini semau data diri tentang profesor Diego yang anda minta..."     

"Profesor?"     

"Iya dia sudah menjadi profesor dua tahun yang lalu, saat ini dia bekerja di rumah sakit bedah yang ada di London bersama pria yang bernama Oscar," ucap Justin pelan sambil menunjukkan laptopnya pada Fernando yang menampilkan data diri Diego.     

Fernando diam tanpa bicara saat melihat layar laptop yang ada dihadapannya, sepasang matanya terlihat seperti sedang melakukan scanning pada datang yang berhasil ditemukan oleh Justin. Ia cukup kaget saat melihat background keluarga Diego yang ternyata merupakan anak tunggal dari seorang pengusaha kaya di Manchester Inggris.     

"Seorang pangeran yang memilih jadi dokter rupanya," ucap Ferando pelan sambil terus membaca data diri Diego dan silsilah keluarganya, senyumnya tersungging saat mengetahui nama orang tuanya.     

"Seperti yang dikatakan oleh di brengsek tadi rupanya pria ini memang tak bisa diremehkan," gumam Fernando pelan.     

Saat keadaan ruangan profesor William hening tiba-tiba masuklah Harry dengan tergesa-gesa tanpa mengetuk pintu, wajahnya memerah karena berlari dari area parkir. Melihat kondisi Harry yang memprihatinkan profesor William memberikan minum pada pemuda itu, Harry pun langsung menerima minum yang diberikan profesor William dan menghabiskan tanpa sisa.     

"Apa yang membuatmu seperti ini Harry?" tanya profesor William pelan sambil memberikan handuk kecil pada Harry untuk menyeka keringatnya.     

"Itu tadi aku ...tuan Taylor ternyata dia yang..."     

"Duduklah Harry baru bicara!!" hardik Fernando kesal, ia tak suka sekali melihat Harry bicara terbata-bata seperti itu.     

Dengan patuh Harry kemudian duduk disamping Justin, wajahnya masih berkilat karena keringatnya belum semuanya ia berhasil keringkan dengan baik. Setelah berhasil mengatur nafasnya Harry kemudian mulai menceritakan apa yang ia dengar tadi ditempat parkir, selama Harry bercerita Fernando nyaris tak bicara sama sekali. Ia sangat shock sangat mengetahui fakta bahwa semua teman-teman Viona itu datang karena diundang tuan Taylor Luther, emosinya yang sudah padam langsung berkobar kembali.     

"Taylor jadi si Taylor itu biang keroknya sampai akhirnya teman-teman Viona datang ke rumah sakit ini," ucap Fernando penuh emosi.     

"Apa ucapanmu ini bisa dipertanggung jawabkan Harry?" tanya profesor Dexter.     

"Iya prof, karena tadi tuan Taylor sendiri yang mengatakan hal itu pada nyonya," jawab Harry dengan cepat.     

"Bunuh...bunuh anaknya kalau dia berani macam-macam..."     

"Fernando!!!" pekik profesor William tiba-tiba dengan keras memotong perkataan Fernando sambil mencengkram kerah baju Fernando dengan keras.     

"Will kau..."     

"Jangan macam-macam Fernando, kau tak bisa melalukan itu pada seorang wanita apalagi wanita itu tak berdaya saat ini," sahut profesor William dengan suara meninggi mengancam Fernando, setelah berkata seperti itu ia langsung meninggalkan ruangannya tanpa banyak bicara sehingga membuat semua orang yang ada diruangan itu kaget terutama Fernando.     

Justin dan Harry langsung mendekati sang tuan, mereka berdua ingin memastikan kalau tuannya baik-baik saja begitupula dengan profesor Dexter. Mereka sangat terkejut melhat apa yang dilakukan profesor William pada tuannya tadi, Fernando sendiri hanya bisa diam tanpa suara ketika melihat sahabatnya bertindak sekurang ajar itu padanya. Tak lama kemudian sebuah senyuman tersungging dijawahnya, ia seperinya tau sesuatu yang membuat profesor William bertindak sejauh itu padanya.     

Fernando kemudian pergi keluar menyusul profesor William untuk memastikan dugaannya, saat hampir sampai ke ruang perawatan Aurelie langkahnya terhenti saat melihat Viona berjalan dari arah berlawanan bersama teman-temannya dengan tersenyum lebar.     

"Jadi kau adalah dokter yang bertanggung jawab atas nona Aurelie putra tuan James?" tanya Diego kembali mengulangi perkataan Oscar.     

"Iya, aku yang melakukan operasi itu pada nona malang itu," jawan Viona dengan cepat.     

"Semuanya baik-baik saja kan?" tanya Diego kembali penasaran.     

"Iya semuanya baik-baik..."     

Viona tak dapat menyelesaikan perkataannya saat melihat sang suami berdiri dihadapannya, ia kemudian berjalan mendekati Fernando dengan senyum yang tersungging. Tanpa dapat Fernando duga Viona sudah meraih tangannya dan mengajaknya berjalan mendekati teman-temannya yang tak jauh dari mereka.     

"Aku hampir lupa, ini Fernando suamiku," ucap Viona pelan sambil tersenyum manis mengenalkan Fernando pada sembilan temannya yang berdiri dihadapannya.     

"S-suami?"     

"Kau sudah menikah Angel?"     

"Ini prank kan?"     

"Jangan bergurau Angel, ini tak lucu,"     

Oscar, Mark, Albert dan Marcelina satu-satunya gadis di rombongan itu mengeluarkan pertanyaan bergantian pada Viona, mereka tak percaya dengan perkataan Viona.     

"Aku serius, ini suamiku. Kami sudah menikah dua tahun yang lalu," ucap Viona pelan sambil menunjukkan cincin pernikahannya yang ia jadikan liontin dikalungnya.     

"Bukankah kau..."     

Fernando yang sejak tadi tersenyum saat Viona menggandeng tangannya semakin berbunga-bunga saat Viona memperkenalkan dirinya sebagai suami pada teman-teman istrinya, ia kemudian melingkarkan tangan kirinya kepinggang Viona dan meranik Viona erat kepelukannya sambil mengulurkan tangan kanannya kerah teman-teman Viona dengan penuh percaya diri.     

"Senang bertemu dengan kalian semua, saya Fernando Grey Willan suami dokter Viona Angel sekaligus pemilik rumah sakit ini," ucap Fernando pelan dengan nada mengintimidasi, ia sengaja menyebutkan nama lengkap Viona untuk menunjukkan bahwa ialah pemilik Viona yang sebenarnya pada Diego yang nampak sangat terkejut.     

"Anda tuan Fernando Grey Willan yang terkenal itu!" pekik Oscar tak percaya.     

"Jangan terlalu berlebihan, saya hanya orang biasa yang sangat beruntung mempunyai istri sehebat dokter Angel ini," jawab Fernando tersenyum penuh kemenangan melirik kearah Diego.     

Mata Diego menatap tajam kearah Fernando tanpa bersuara, tak lama kemudian ia mengulurkan tangannya kearah Fernando untuk berkenalan secara formal. Ia tak mau mencari masalah di tempat lain.     

"Sebuah kehormatan bisa bertemu dengan anda tuan Willan," sapa Diego pelan.     

"Begitu juga dengan saya profesor Diego, oh iya sebelumnya saya minta maaf. Saya ada keperluan sebentar dengan istri saya, kalian semua akan menjenguk putri tuan James bukan. Silahkan masuk saja, didalam sudah ada profesor William yang beranggung jawab atas nona Aurelie," ucap Fernando ramah mempersilahkan para profesor itu untuk masuk kedalam ruang perawatan Aurelie.     

Diego dan yang lainnya akhirnya masuk kedalam ruang perawatan Aurelie dimana sudah ada tuan James juga di dalam, mereka memang bisa masuk akan tetapi hanya bisa melihat dari kaca saja pasalnya kondisi Aurelie yang masih belum stabil tak bisa dikunjungi sembarang orang. Melihat rivalnya masuk kedalam ruang perawatan Aurelie yang dijaga ketat itu Fernando kemudian menarik Viona pergi, seperti perkataannya yang sebelumnya pada Diego ia punya urusan penting dengan Viona.     

"Apa yang ingin kau bicarakan Fernando?" tanya Viona pelan saat mereka sudah sampai diruang pribadi Fernando.     

"Aku kesal, aku cemburu, aku marah saat mengetahui Diego adalah orang yang mneyukaimu sejak dulu. Rasanya aku ingin meledak tadi saat melihatnya lagi," jawab Fernando panjang lebar mengutarakan isi hatinya.     

"Maksudmu apa Fernando?" tanya Viona bingung.     

Fernando mendekati Viona dan memeluk pinggang Viona dengan erat sambil menatap tajam mata Viona.     

"Apa kau mencintaiku?" tanya balik Fernando tiba-tiba.     

"Kenapa kau bertanya ini lagi, bukankah tadi malam aku sudah menjawabnya," jawab Viona dengan cepat.     

Fernando mengeratkan pelukannya pada Viona sebagai bentuk ketidaksukaannya atas perkataan Viona yang terakhir.     

"Aku ingin tau lebih jelas," ucap Fernando dengan suara parau.     

Viona terdiam mendengar perkataan suaminya, ia merasakan pelukan suaminya semakin membuatnya susah bergerak.     

"Kau ingin aku melakukan apa?" tanya Viona lirih sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan Fernando yang menyiksanya.     

"Buktikan...buktikan kau mencintaiku," jawab Fernando dengan cepat.     

"Buktikan bagaimana?" tanya Viona bingung.     

Fernando kemudian melepaskan pelukannya pada Viona dan duduk disofa dengan santai sambil membuka kedua kakinya menatap tajam ke arah Viona, Viona menelan salivanya perlahan saat berhasil mengerti maksud perkataan sang suami.     

"Kau ingin itu lagi?" tanya Viona lirih dengan wajah merah padam.     

"Yes, tapi kau ingin kau yang berinisiatif sendiri," jawab Fernando pelan dengan senyum penuh arti sambil melepas kancing kemejanya satu demi satu.     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.