You Are Mine, Viona : The Revenge

kamar mandi pribadi FERNANDO



kamar mandi pribadi FERNANDO

0Setelah 7 jam akhirnya operasi yang dilakukan oleh Viona dengan dibantu 3 suster yang berjaga tadi malam akhirnya selesai, Viona berhasil melepaskan pecahan kaca yang tertancap di dada pasien. Ia membutuhkan waktu sedikit lama dalam operasi kali ini karena harus sangat hati-hati sekali, pasalnya ujung pecahan kaca yang tertancap di tubuh pasien nyaris mengenai paru-paru sehingga Viona harus sangat berkonsentrasi saat mengangkat pecahan kaca itu karena takut mengenai bagian saraf lainnya. Viona harus sangat hati-hati supaya tidak melakukan kesalahan, karena sedikit saja kesalahan akan membuat imbas yang sangat besar kepada nyawa sang pasien. Beruntung pecahan kaca yang tertancap itu tertahan di antara tulang rusuk sehingga Viona sedikit terbantu.     

"Tolong panggil dokter Robert untuk mengecek lagi, rasanya kakiku sudah kebas," ucap Viona pelan dari balik masker bedahnya."Baik dokter," sahut suster Francia yang merupakan suster baru dan baru mulai bekerja selama 2 bulan."Terimakasih sus," jawab Viona pelan sambil melepas maskernya yang sudah 7 jam ia pakai.Suster Francia menganggukan kepalanya perlahan merespon perkataan Viona, ia lalu berjalan dengan cepat menuju pintu keluar meninggalkan Viona yang memilih duduk terlebih dahulu. Ia merasa sedikit berkunang-kunang, setelah beristirahat selama sepuluh menit Viona kemudian keluar bersama dengan dua orang suster yang tadi kembali lagi ke ruang operasi untuk memastikan pasien baik-baik saja."Terima kasih atas kerjasamanya hari ini," ucap Viona dengan tulus kepada 2 orang suster yang baru datang ke arahnya. "Ini adalah tugas kami dok, lagipula kami senang bisa menjadi pendamping anda di meja operasi. Ini adalah sebuah pengalaman yang sangat berharga dan tak ternilai, entah kapan lagi kami bisa mendampingi seorang dokter hebat seperti anda di meja operasi," jawab seorang suster berambut merah dengan tulus memuji Viona."Iya dok ini adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi kami bisa mendampingi dokter hebat seperti anda," sahut seorang suster lainnya sambil tersenyum."Kalian berdua terlalu memujiku, ya sudah kalau begitu ayo kita keluar aku yakin kalian berdua juga pasti sangat lelah. Setelah ini kalian istirahat saja di ruang istirahat khusus para staf sebelum pulang, aku akan berbicara pada Profesor Dexter untuk mengganti jadwal jaga kalian nanti malam," ucap Viona pelan."Wajah benarkah dok, terima kasih dokter terima kasih dokter Viona," pekik kedua suster itu girang, mereka senang sekali akan mendapat libur satu hari."Sstttt..kita masih di ruang operasi, kalian ini ya he he he. Ayo keluar aku sudah lapar," bisik Viona lirih mengingatkan kedua suster yang ada dihadapannya.Kedua suster itu langsung menutup mulutnya bersamaan saat mendengar perkataan Viona, mereka lupa kalau masih ada di dalam wilayah ruang operasi. Tak lama kemudian mereka bertiga pun meninggalkan ruangan operasi setelah melepas pakaian khusus operasi dan meletakkannya di tempat khusus yang ada di dekat pintu keluar, saat membuka pintu Viona menutup matanya karena merasa silau akibat sinar yang sangat terang dari lampu-lampu yang ada di hadapannya. "Kau baik-baik saja sayang eh maksudnya apa anda baik-baik saja dokter Viona?" tanya Fernando dengan cepat sambil meraih tangan Viona yang baru keluar dari ruang operasi."Aku baik-baik saja," jawab Viona lirih, ia menoleh ke arah lain dimana ada profesor Dexter, profesor Frank dan profesor William yang baru saja sampai dirumah sakit karena baru saja pergi meeting pagi-pagi sekali di kantor kementerian kesehatan."Bagaimana dengan kondisi pasien?" tanya Profesor William penasaran."Kondisinya saat ini sudah jauh lebih baik dari itu pertama dia masuk ke rumah sakit, hanya saja dia harus berjuang melewati masa kritisnya. Pasalnya ia mengalami pendarahan yang cukup mengkhawatirkan, aku hanya bisa berharap semoga kondisinya cepat membaik. Tadi tubuhnya juga sempat menolak darah yang didonorkan kepadanya, namun setelah percobaan kesekian akhirnya semuanya berjalan lancar," jawab Viona gamblang. Tak lama kemudian Viona menjelaskan dengan detail apa yang terjadi pada pasien yang baru saja ia tolong itu, ketiga profesor yang ada di hadapannya terlihat menganggukan kepalanya bersamaan ketika Viona menjelaskan tentang prosedur operasi yang baru saja ia lakukan. Dokter Robert yang baru saja datang pun terlihat mendengarkan penjelasan Viona, ia harus mengetahui kondisi pasien supaya bisa mengambil tindakan kalau terjadi hal-hal yang tak diinginkan."Baiklah kalau begitu dokter Robert silahkan anda periksa pasien yang baru saja dioperasi oleh dokter Viona, pasien itu saat ini ada di bawah tanggung jawab anda dan Profesor William," ucap Profesor Dexter pelan saat Viona selesai bicara. "Baik prof saya mengerti," jawab dokter Robert singkat sambil menganggukkan kepalanya pelan, setelah berkata seperti itu ia lalu masuk ke dalam ruang operasi disusul profesor William yang memang sangat ahli dalam bidang ini."Ok kalau semuanya sudah jelas, aku harus membawa dokter cantik ku ini istirahat," celetuk Fernando tiba-tiba sambil merangkul Viona dihadapan semua orang, ia sengaja melakukan itu untuk memprovokasi profesor Frank yang sejak tadi mencuri pandang ke arah Viona."Iya iya cepat bawa dokter Viona istirahat, ia pasti sangat lelah. Terima kasih dokter Viona atas kerja keras anda hari ini," sahut profesor Dexter dengan cepat merespon perkataan Fernando, ia tau sejak tadi sahabatnya itu sudah sangat khawatir pada istrinya.Fernando kemudian mengajak Viona berjalan menuju ke ruangannya, disana ia sudah menyiapkan makanan dan beberapa minuman untuk Viona serta baju ganti untuk dipakai istrinya itu. Profesor Frank menatap Viona dan Fernando pergi, kedua matanya terlihat menyimpan banyak arti."Mereka sudah bahagia Frank, kau juga harus bahagia. Apalagi kau juga punya istri yang tak kalah cantik dengan dokter Viona," ucap profesor Dexter pelan sambil menepuk pundak profesor Frank."Kau tak tau apa-apa Dexter, jadi lebih baik kau diam," sahut profesor Frank ketus."Bukannya aku mau ikut campur, hanya saja sebagai teman aku ingin mengingatkan padamu bahwa kau juga berhak bahagia seperti Fernando dan Viona. Apalagi istrimu sangat mencintaimu Frank, jangan sampai kau merasakan apa yang pernah kakakmu itu rasakan ketika ia ditinggalkan oleh Viona selama 10 bulan. Percayalah ditinggalkan oleh wanita yang kita cintai rasanya sangat menyakitkan dan aku harap kau tak merasakan itu," imbuh profesor Dexter lirih, setelah berkata seperti itu profesor Dexter meninggalkan profesor Frank sendirian di depan ruang operasi.BrakkkProfesor Frank membanting kertas yang ia pegang ke lantai dengan kuat saat profesor Dexter tak terlihat lagi dipandangnya."Kau tak tahu apa-apa Dexter, seharusnya yang menjadi suami Viona adalah aku bukan si brengsek Fernando itu. Aku jauh lebih pantas menjadi suaminya dibanding psychopath gila satu itu, aku yang lebih dulu bertemu dengan Viona di Irlandia sampai akhirnya Fernando merebutnya dariku dengan cara yang sangat tidak sportif dengan memaksa Viona menikah," ucap Profesor Frank dalam hati, karena sudah tak mood ada dirumah sakit Profesor Frank akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah sakit ia butuh pelampiasan untuk meredakan emosinya.Sementara itu di kamar mandi yang ada diruang pribadi Fernando terlihat Viona sedang berendam di dalam bathtub yang berisi air hangat, awalnya ia tak mau untuk mandi dirumah sakit tapi Fernando terus memaksanya."Keluarlah aku akan berendam sebentar," ucap Viona pelan mengusir halus Fernando.Alih-alih mau melakukan apa yang diperintahkan oleh sang istri Fernando justru membuka pakaiannya satu demi satu tanpa tersisa ia kemudian masuk ke dalam bathub dengan cepat sehingga membuat Viona kaget."Jangan berteriak kita sedang ada dirumah sakit," ucap Fernando dengan cepat sambil menutup mulut Viona menggunakan satu tangannya."Apa yang kau lakukan Fernando cepat keluar akhhhhh….Viona tak dapat menyelesaikan perkataannya saat Fernando meremas payudara sebelah kanannya dengan lembut, melihat ekspresi Viona membuat Fernando tersenyum. Ia lalu melancarkan aksi selanjutnya, dengan cepat ia meraih tubuh Viona untuk ia dudukkan di atas perutnya. Saat Viona akan proses Fernando dengan cepat melahap rakus puting payudara Viona, ia menghisapnya dengan kuat seperti anak bayi yang sedang kelaparan."Fernando stoppp akhhh kita dirumah sakit….Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.