You Are Mine, Viona : The Revenge

Jurus kedua



Jurus kedua

0Lift yang membawa Viona akhirnya tiba di lantai dua, ia langsung keluar saat lift sudah berhenti. Viona berjalan dengan anggun menuju ruangannya, karena ini hari pertama bekerja ia belum mendapatkan banyak pekerjaan. Bahkan ia juga belum mendapatkan asisten pribadi yang baru karena suster Tina dan suster Chloe sudah menjadi asisten pribadi dokter Louisa dan dokter Cecilia.     

Saat sedang membaca laporan beberapa berkas penting Viona dikagetkan dengan suara ketukan di pintu ruangannya yang tak tertutup, senyumnya merekah saat melihat orang yang mengetuk pintu ruangannya.     

"Silahkan masuk dok,"ucap Viona dengan cepat mempersilahkan masuk dokter Robert yang menjadi penggantinya selama satu tahun terakhir ini      

"Maaf saya baru sempat menyapa anda, tadi pagi saya tak ikut berkumpul di aula karena harus menangani pasien yang mengalami kecelakaan tadi pagi dok," sahut dokter Robert pelan mencoba untuk memberikan alasan kenapa tadi pagi ia tak muncul di aula utama di acara penyambutan Viona.     

"Iya tak apa-apa dok, lagipula itu cuma acara perkenalan biasa jadi tak usah diambil pusing. Saya sendiri sebenarnya tidak terlalu menyukai acara seperti itu, namun karena ini adalah bagian dari peraturan rumah sakit mau tak mau kita harus mengikutinya," jawab Viona ramah.     

"Senang sekali rasanya bisa bekerja bersama anda dok, kemampuan anda dirumah sakit ini sering menjadi bahan pembicaraan para dokter senior yang sempat sedih sewaktu anda memutuskan untuk berhenti bekerja setahun yang lalu,"ucap dokter Robert singkat memuji Viona dengan jujur.     

Viona tersenyum mendengar perkataan dokter Robert, sewaktu bulan pertama ia berhenti bekerja memang banyak sekali dokter senior yang menyayangkan keputusannya untuk berhenti bekerja waktu itu. Tak lama kemudian dokter Robert memberikan jadwal pekerjaan untuk Viona, Viona mendapatkan jadwal praktek di pagi hari bergantian dengan dokter Robert sebagai dokter bedah utama di rumah sakit Global Bros yang dikepalai oleh Profesor Franklin sebagai kepala bagian divisi bedah.      

"Kalau begitu saya permisi dokter, saya harus memeriksa pasien yang lain. Untuk saat ini anda memang belum mendapatkan asisten tapi nanti Profesor Frank akan menunjuk salah seorang suster untuk menjadi asisten anda," ucap dokter Robert pelan saat akan pergi dari ruangan Viona.     

"Terima kasih bantuannya dokter saya sangat berterima kasih dan maaf telah merepotkan anda," jawab Viona singkat sambil memegang jadwal prakteknya yang baru saja diberikan oleh dokter Robert.      

"Itu bukan apa-apa dokter, anda jangan sungkan seperti itu. Saya secara pribadi ingin mengucapkan selamat datang kembali bekerja di rumah sakit ini untuk anda dok dan semoga kedepannya kita bisa menjadi rekan yang baik," ucap dokter Robert pelan  sambil mengulurkan tangan ke arah Viona.     

"Saya harap juga kita bisa menjadi rekan kerja yang baik dok dan sekali lagi terima kasih," sahut Viona sambil menerima uluran tangan dokter Robert.     

Tak lama kemudian dokter Robert pun pergi meninggalkan ruangan Viona menuju ke tempat pasien, karena harus memeriksa beberapa pasien yang sudah ia operasi beberapa hari yang lalu untuk melakukan pengecekan rutin. Setelah dokter Robert pergi Viona terlihat membaca kembali jadwal yang diberikan oleh dokter Robert, ia tersenyum ketika mengetahui bahwa ia hanya bekerja selama 3 hari setiap hari senin selasa dan rabu sedangkan kamis, jumat dan sabtu menjadi giliran dokter Robert praktek.     

Sementara itu di kantin Alisha nampak sangat kesal pasca dipermalukan oleh Viona tadi di depan Fernando, ia tak terima direndahkan seperti itu oleh Viona.      

"Kau hanya seorang dokter biasa, apa pula yang harus kau banggakan," ucap Alisha dalam hati, ia masih sangat kesal saat mengingat perkataan Viona tadi yang menyebutkan gelar dokternya saat memperkenalkan diri sebagai istri Fernando.      

"Aku yang sebagai model saja biasa saja, dasar wanita murahan. Aku yakin kau pasti menggunakan obat perangsang untuk menjebak Fernando dulu sampai akhirnya Fernando terjebak dan terpaksa menikahimu," gumam Alisha lirih mencoba membuat asumsi sendiri, ia tak terima dikalahkan seorang dokter.      

Sebagai model papan atas ia sudah terbiasa hidup mewah dan dikelilingi barang branded, para pria hidung belang pun siap memberikan apa saja yang ia mau. Namun karena karirnya mulai sedikit memudar akibat persaingan para model-model baru Alisha akhirnya banting setir, ia memilih menjadi model sekaligus manager untuk saudara sepupunya Anastasia yang selama ini ia bodoh-bodohi dan ia jadikan mesin penghasil uang.     

Saat Anastasia kenal dengan Profesor Dexter awalnya ia tak setuju namun saat mengetahui bahwa profesor Dexter adalah teman baik seorang Fernando Grey Willan yang merupakan pria paling kaya di kota ia langsung menyetujui keinginan Anastasia untuk berpacaran dan bahkan sampai bertunangan dengan profesor Dexter, ia yakin jika Anastasia menikah dengan profesor Dexter ia bisa mendekati Fernando teman baiknya. Namun rencana yang sudah ia susun dengan rapi itu terpaksa mengalami sedikit masalah, karena Viona yang merupakan istri dari Fernando tiba-tiba muncul. Padahal menurut gosip yang beredar mereka sudah berpisah selama setahun terakhir ini, namun entah mengapa tiba-tiba Viona datang kembali dan hal itu membuatnya sangat kesal.      

"Kak ayo pulang, aku sudah kenyang," panggil Anastasia dengan keras sehingga membuat lamunan Alisha buyar.     

"Oh iya ayo," sahut Alisha tergagap, hari ini ia punya jadwal untuk menemani Anastasia mencoba gaun pernikahan di sebuah butik yang cukup terkenal.     

Anastasia tersenyum melihat sang kakak berjalan mendekatinya, ia lalu menggandeng tangan profesor Dexter dengan manja. Anastasia yang tak tau menau dengan rencana sang kakak sepupu tampak sangat bahagia berjalan bersama profesor Dexter menuju lobby. Saat sampai di lobby langkah mereka bertiga terhenti ketika melihat Fernando dan rombongan terlihat keluar dari dalam lobby menuju ke sebuah mobil mewah yang sudah berjajar di depan lobby, Profesor Dexter terlihat melepaskan tangan Anastasia dan berlari menuju ke tempat Fernando berada.     

"Kau mau pulang sekarang?" tanya Profesor Dexter pelan pada Fernando yang sedang berdiri bersama kedua asistennya.     

"Iya, aku sudah bosan ada di rumah sakit. Lagipula tanganku sudah sembuh," jawab Fernando dengan cepat sambil menunjukkan tangannya yang masih terbalut perban putih.     

"Tanganmu memang sudah sembuh, tapi kau belum boleh berhak melakukan aktivitas yang berat. Luka jahit di tanganmu belum sepenuhnya kering Fernando,"ucap profesor Dexter dengan cepat.      

"Aku tau Dexter kau tenang saja, lagipula dokter pribadiku ada di rumah jadi kau tenang saja," sahut Fernando sambil tertawa.     

"Oh iya aku hampir lupa ha ha ha," celetuk profesor Dexter dengan cepat ikut tertawa bersama Fernando.     

Bunyi langkah sepatu yang cukup keras membuat Fernando dan Profesor Dexter terdiam, mereka langsung menoleh ke arah sumber suara dan tersenyum ketika melihat Viona berjalan sambil menenteng dengan anggun menuju ke tempat Fernando.     

"You are ready?" tanya Viona lembut pada Fernando.     

"Yes i'm," jawab Fernando penuh semangat.     

"Ok, give me your car key Justin," ucap Viona pelan.     

"Key car, maksud anda apa nyonya?" tanya Justin bingung.     

"Iya kunci mobilmu, aku mau mengendarainya sendiri bersama Fernando," jawab Viona tanpa rasa bersalah.     

"Babe, bukankah kau tak bisa mengendarai mobil?" tanya Fernando dengan cepat.     

Viona tersenyum mendengar pertanyaan Fernando, ia lalu menoleh ke arah suaminya dan menatap tajam kedua mata Fernando yang sejak tadi tak berkedip melihatnya.      

"Aku bukan tak bisa mengendarai mobil, aku hanya tak mau Fernando. Lagipula dulu sewaktu aku masih menjadi dokter sukarela di Irlandia aku sering membawa mobil mengitari negara itu untuk melakukan tugasku, jadi kau tak usah menyangsikan kemampuan ku menyetir mobil Fernando," jawab Viona pelan sambil mengedipkan satu mata kirinya ada Fernando.      

Deg      

Jantung Fernando berdetak dengan sangat cepat ketika melihat Viona mengedipkan mata kirinya, ia merasa istrinya itu sudah berubah menjadi lebih berani dan lebih aktif dari yang ia kenal.     

"Apa kau takut ikut bersamaku?" tanya Viona pelan sembari meraba dada bidang Fernando.     

Fernando semakin menggila saat menyadari bahwa Viona yang dulu sangat pemalu kini tak segan mengumbar kemesraan didepan umum, hal ini membuatnya senang karena istrinya terlihat lebih hot.     

"Siapa takut, Justin berikan kunci mobilmu pada nyonya. Hari ini aku akan pulang bersama istriku, kalian bisa mengikuti kami dari belakang," ucap Fernando pelan sambil mengulurkan tangan kanannya ke arah Justin meminta kunci mobil.      

"Baik tuan," sahut Justin dengan cepat sembari memberikan kunci mobil Porsche miliknya pada Fernando, setelah kunci mobil ada ditangannya Fernando kemudian kemudian memberikannya pada Viona.     

"Let's get started," bisik Viona lirih saat berjalan melewati Fernando menuju mobil Porsche yang terparkir paling depan diantara barisan mobil-mobil mewah milik Fernando.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.