You Are Mine, Viona : The Revenge

Wedding agreement



Wedding agreement

0Setelah berbicara pajang lebar dengan kedua sahabat suaminya Viona berjalan menuju lantai 20 ke ruang perawatan Viona, namun saat akan masuk ke dala lift yang akan mengantarnya menuju lantai 20 tangannya ditarik oleh seseorang yang ternyata adalah profesor Frank yang sudah menunggunya sejak tadi.     

"Prof tanganku sakit," ucap Viona pelan mencoba menyadarkan profesor Frank yang tengah mencengram kuat tangannya.     

"Maaf Vio, maafkan aku. Aku tak sengaja melakukannya," sahut profesor Frank dengan cepat sambil melepaskan tangan Viona.     

Viona tersenyum melihat tingkah atasan sekaligus adik iparnya itu, saat Viona akan menanyakan kabar tiba-tiba profesor Frank sudah memeluk Viona dengan erat.     

"Proff...     

"Biarkan aku memelukmu sebentar Vio, lagipula tak ada yang melihat kita jadi kau tenang saja,"ucap profesor Frank memotong perkataan Viona.     

"Tetap saja prof, ini adalah rumah sakit sangat tidak pantas kita berpelukan seperti ini di tempat sepi. Aku tak mau mencari masalah, istrimu adalah teman baikku. Aku tak mau membuatnya salah sangka prof," jawab Viona dengan cepat sesaat setelah berhasil melepaskan diri dari pelukan profesor Frank.     

"Aku hanya ingin melampiaskan rasa rinduku padamu Vio, sepuluh bulan tak melihatmu membuatku hampir gila. Tak taukah kau apa yang sudah aku lakukan untuk mencarimu selama ini, aku hampir gila saat mengetahui kau diperlakukan seperti itu oleh Fernando si brengsek itu. Andai saja waktu itu kau memilih menikah denganku mungkin kau tak akan...     

"Stop!!" pekik Viona keras memotong perkataan profesor Frank sambil berdiri.     

"Kita sudah sama-sama menikah prof, apalagi anda adalah adik iparku. Sangat tak pantas anda berkata seperti itu padaku yang notabene adalah istri dari kakak kandungmu," ucap Viona ketus sambil menatap tajam profesor Frank.     

"Hargai istrimu, percayalah saat kau melukai hati wanita yang tulus mencintaimu maka ia akan sulit sekali pecaya padamu lagi. Jada cintamu baik-baik prof,"imbuh Viona kembali menambahkan perkataannya yang sebelumnya, setelah berkata seperti itu Viona lalu keluar dari sebuah ruangan yang ada disamping lift karena lift sudah sampai dilantai dua dimana ia sedang berada saat ini.     

Viona langsung masuk kedalam lift saat pintu lit terbuka, ia meninggalkan profesor Frank dengan cepat karena tak mau ada yang melihatnya berduaan dengan adik iparnya itu.     

"Aku harus memberikan mereka pelajaran Frank, aku tak mau kau menggalkan rencanaku. Anakku pasti tak akan tenang di surga saat ini karena kedua pembunuhnya masih  bebas berkeliaran,     

" ucap Viona dalam hati, tujuannya untuk membuat dokter Ammy hidup dalam neraka sudah berjalan baik untuk permulaan hari ini.     

Senyum Viona merekah saat melihat dokumen yang ada dalam stopmap miliknya masih baik-baik saja pasca tadi ditarik oelh profesor Frank, ia lalu mendekap stopmap coklat itu dengan erat sambil tersenyum. Tak lama kemudian lift akhrinya berhenti dilantai 20 tempat tujuan Viona dimana Fernando dirawat, ia keluar dengan anggun dari lift menuju ruang VVIP dimana Fernando berada. Tadi pagi ia dipindahkan dari ruangan VIP menuju ke ruangan VVIP atas petunjuk profesor William pasca keberadaan Fernando diketahui oleh semua orang, para bodyguard yang mengenali sang nyonya langsung menundukkan wajahnya menyambut kehadiran sang nyonya yang akan masuk ke ruangan tuan mereka.     

"Terima kasih,"ucap Viona pelan pada Harry yang membantunya membuka pintu kamar perawatan Fernando.     

"Sudah menjadi tugas saya nyonya, kalau begitu kami permisi nyonya," jawab Harry sopan sambil menundukkan wajahnya berpamitan bersama Justin yang sebelumnya menjaga Fernando.     

Viona hanya tersenyum merespon perkataan kedua asisten suaminya yang sangat patuh itu, ia lalu masuk kedalam ruang perawatan Fernando dengan santai. Fernando yang sudah melihat Viona nampak tersenyum lebar, ia bahagia akhirnya istrinya mau datang ke Ontario.     

"Kalau ini mimpi aku tak mau bangun," ucap Fernando lirih.     

"Kenapa?" tanya Viona singkat sambil memasukkan kedua tangannya ke blazer yang sedang ia pakai.     

"Melihatmu lagi ada dihadapanku benar-benar membuatku sangat bahagia sayang," jawab Fernando pelan sambil mengulurkan satu tangannya ke arah Viona berharap Viona akan datang ke arahnya dan menerima uluran tangannya.     

Alih-alih meraih tangan Fernando Viona justru berjalan memutari ranjang ke sisi yang lain untuk mengecek botol infus yang sudah hampir habis, karena botol infus lainnya sudah disiapkan sebelumnya di atas meja Viona lalu menggantinya dengan cekatan dalam waktu singkat. Ia lalu membuang botol infus yang sudah habis ke tempat sampah kusus berisi sampah obat-obatan termasuk botol infus kosong agar memudahkan petugas kebersihan memilah-milah mana barang yang berbahaya dan mana yang bukan.     

Viona lalu mencuci tangannya di wastafel yang tersedia dikamar VVIP Fernando, Fernando tak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Viona. Ia terus tersenyum melihat istrinya merawatnya.     

"Kenapa tak dari dulu aku sakit, dengan begini kah Viona bisa merawatku," ucap Fernando dalam hati, ia tak menyesal sama sekali tangannya terluka.     

Setelah mencuci dan mengeringkan tangannya dengan hand dryer yang terpasang di dekat wastafel Viona kembali mendekati Fernando, ia tiba-tiba teringat dengan amplop coklatnya yang tadi ia letakkan diatas meja saat mengganti botol infus Fernando.     

"Kemarilah sayang, kau rindu padamu," ucap Fernando tanpa sungkan.     

"Kau rindu padaku?" tanya Viona sambil tersenyum tipis mengejek Fernando.     

"Tentu, aku sangat rindu padamu sayang. Berpisah selama 10 bulan darimu membuatku hampir gila," jawab Fernando jujur.     

"Tapi aku tidak," sahut Viona singkat.     

Senyum yang ada diwajah Fernando mendadak hilang saat mendengar perkataan sang istri, beberapa detik kemudian Fernando kembali tersenyum.     

"Maafkan aku sayang...     

"Kau ingin aku memaafkanmu?"tanya Viona dengan cepat memotong perkataan Fernando.     

"Tentu saja sayang, aku akan melakukan apapun asal kau memaafkan aku," jawab Fernando penuh semangat.     

"Baiklah kalau begitu kau baca ini dulu," ucap Viona pelan sambil mengulurkan amplop coklatnya pada Fernando.     

"Apa ini?" tanya Fernando bingung.     

"Baca saja dulu baru bertanya kalau kau tak paham," jawab Viona sambil tersenyum.     

Karena penasaran Fernando menyobek amplop coklat itu dengan hati-hati, ia lalu meraih kertas yang ada didalamnya dan langsung membacanya dengan cepat. Kedua matanya langsung membulat sempurnah saat melihat kertas yang ada ditangannya.     

"Wedding Agrement," ucap Fernando lirih membaca judul kertas pemberian Viona.     

"Yes, kalau kau setuju dengan semua isi yang ada disurat perjanjian itu maka aku akan tetap ada disini sebagai istrimu selama enam bulan kedepan..     

"Apa maksudnya dengan enam bulan?" tanya Fernando dengan suara meninggi.     

"Ya perjanjian itu masa berlakunya enam bulan, seandainya kau setuju maka aku akan memainkan peranku sebagai istrimu selama enam bulan kedepan sampai kita berhasil menangkap Ammy dan Lucia. Setelah rencana kita berhasil maka aku akan memikirkan lagi akan tetap meneruskan pernikahan ini atau mengakhirinya, namun jika kau tidak menyutujiinya maka...     

"Maka apa?" tanya Fernando dengan cepat sambik menatap tajam ke arah Viona.     

"Maka kita langsung bercerai saja saat ini," jawab Viona tanpa ragu sambil mengangkat tangannya yang memakai cincin pernikahan ke arah Fernando.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.