You Are Mine, Viona : The Revenge

kebanggan Fernando



kebanggan Fernando

0Mendengar perkataan terakhir dari Fernando yang sudah menjadi suaminya yang sah membuat wajah Viona memerah karena malu , ia masih merasa sungkan membahas hal seperti itu dengan laki-laki.      

" Sana pergilah itu banyak partner bisnismu yang mengajak minum " ucap Viona pelan mengalihkan pembicaraan .     

" Ok , aku pergi dulu ya istriku " sahut Fernando bersemangat , ia kemudian berjalan mendekati ke arah rekan bisnisnya yang sudah berdatangan .     

Melihat Fernando pergi meninggalkan Viona sendiri membuat Jenni dan Amina berani mendekati Viona yang sudah berganti gaun pesta berwarna putih di malam resepsi yang mewah itu .     

Jenni membawakan tiga gelas kosong untuk mereka minum bersama , saat sudah sampai ke meja Viona dengan perlahan Amina menuangkan minuman keras kedalam dua gelas untuk dirinya sendiri dan untuk Jenni . Sedangkan Viona memilih mengisi sendiri gelasnya dengan air mineral yang sudah ia bawa dan ia simpan di dalam tasnya , beberapa orang langsung mendekati Viona sang pengantin wanita .      

Para tamu mengucapkan selamat pada Viona beberapa diantara mereka bahkan mengajak Viona bersulang karena melihat gelas Viona yang terisi penuh , karena merasa tak enak akhirnya Viona bersulang dengan para tamu yang mendekatinya dengan gelas yang berisi air mineral bukan dengan wine seperti yang diminum para tamunya itu .     

Jenni dan Amina menahan tawa melihat Viona bersulang dengan air mineral biasa , ketika para tamu terlihat sudah tak mengelilingi Viona mereka bertiga pun akhirnya tertawa bersama-sama menertawakan apa yang baru saja Viona lakukan .     

" Apakah orang-orang kaya disini tak bisa membedakan mana wine dan mana air mineral biasa ya kak ? " tanya Amina sambil menahan tawa.      

" Entahlah aku tak tau , aku belum pernah bergaul dengan mereka " jawab Viona sambil mengangkat bahunya pelan .     

" Coba aku liat gelasmu sini kak " ucap Jenni tiba-tiba ikut bicara .     

Viona dengan perlahan menyerahkan gelas miliknya yang berisi air mineral miliknya kepada Jenni , Jenni dengan cepat mengangkat gelas milik Viona ke udara tak lama kemudian sebuah senyuman tersungging di wajah Jenni .     

" Pantas saja mereka tak tau , coba perhatikan saat gelas milik kak Viona diangkat ke udara maka warna air digelar ini akan tersamar seperti warna wine karena terkena bias dari cahaya lampu " ucap Jenni sambil menunjukkan gelas yang ia pegang kepada Amina dan Viona .     

" Oh iya ya ternyata warnanya jadi mirip wine ha ha " sahut Amina sambil tertawa .     

" Baguslah jadi tak ada yang akan mengatakan kalau aku tak menghargai tamu kan " celetuk Viona sambil tersenyum simpul .     

Glek      

Jenni meminum wine miliknya dalam sekali tenggak , ia kemudian menyerahkan gelas berisi air mineral itu kembali pada Viona sang pemilik .     

" Ia kak dengan begitu orang-orang itu tau kalau kau adalah peminum yang handal he he " sahut Jenni cepat sambil mengacungkan satu jempol ke arah Viona .     

" Pembohongan publik ya he he " ucap Viona pelan.      

Mendengar perkataan Viona membuat Amina dan Jenni tertawa ,Jenni dan Amina akhirnya memeluk Viona bergantian dengan memberikan ucapan tulus dari dalam hati sehingga membuat Viona berkaca-kaca karena terharu .     

" Pokoknya kalau suami kakak berani menyakiti hati kak Vio jangan sungkan beritahu aku kak , aku akan langsung menghajarnya saat itu juga kak " ucap Jenni dengan wajah serius sambil menggenggam tangan Viona erat .     

" Iya Jenni iya kau sudah mengatakan ini berapa puluh kali , aku mengerti cantik " sahut Viona gemas sambil mencubit hidung Jenni yang terpasang anting .     

" Aduh sakit kak ini hidungku " pekik Jenni kesakitan sambil meraba hidungnya yang baru saja di pencet oleh Viona .     

" Makanya jangan aneh-aneh ,hidung bagus-bagus kok dipasangi anting seperti ini memang kamu sapi ya Jenn " sindir Viona menggoda Jenni yang memasang anting di tengah-tengah hidungnya .     

" He he model ini kak " jawab Jenni membela diri sambil menyentuh anting yang terpasang di hidungnya dengan bangga .     

Viona tersenyum melihat tingkah Jenni , ia kemudian menarik tangan Jenni lalu ia genggam dengan erat .     

" Kau boleh melakukan apapun yang kau mau asal jangan pernah terjerumus lagi ke dalam dunia obat-obatan terlarang itu ya Jenn , ingat pesanku ini " ucap Viona pelan sambil menatap dalam ke arah kedua mata Jenni yang berwarna hijau .     

" Iya kak aku tau , aku masih ingat bagaimana rasanya ada di antara hidup dan mati mungkin kalau tak ada kak Vio waktu itu , Jennifer Thomas pasti sudah tinggal nama sekarang kak " jawab Jenni pelan dengan suara parau .     

" Ingat ya kau harus jaga Amina di sana ,kalau kalian mau kalian bisa pindah kesini dan tinggal bersamaku . Aku yakin Fernando akan mengijinkan kalian tinggal disini bersamaku " sahut Viona pelan .     

Jenni dan Amina saling pandang mendengar perkataan Viona merasa berdua langsung berpindah tempat duduk disebelah Viona , mereka berdua langsung merangkul Viona dari sisi kanan dan kiri Viona .     

" Kita bisa hidup dengan baik kak di Inggris  , kita akan lebih bahagia kalau melihat kakak bisa hidup bahagia bersama suami kakak " ucap Jenni dan Amina bersamaan .     

" Kalian berdua adikku hiks aku tak bisa membiarkan kalian hidup kesusahan disana , pokoknya kalau ada apa-apa jangan sungkan ya bicara padaku " jawab Viona dengan nada bergetar , wajahnya sudah basah dengan air mata yang keluar dari mata indahnya .     

" Hu hu hu iya kak vio iya kami berdua janji akan hidup lebih baik kak di Inggris , kami akan saling menjaga seperti apa yang selalu kakak ajarkan selama ini hu hu " tangis Amina dengan sesegukan menjawab perkataan Viona .     

Viona pun mengeratkan pelukannya kedua adik perempuannya itu , hidup bersama selama enam tahun membuat mereka seperti saudara kandung. Fernando yang tadinya ingin mengajak Viona berdansa tiba-tiba bersembunyi dibalik dinding ketika mendengar percakapan sang istri dengan kedua adiknya .     

" Aku benar-benar beruntung mendapatkan malaikat seperti dirimu honey " ucap Fernando pelan dengan penuh kebanggan karena mempunyai istri sebaik Viona yang selalu memikirkan orang lain.      

Amina yang melihat kedatangan Fernando segera memberikan kode pada Jenni untuk segera meninggalkan Viona .     

" Kalian mau kemana ? " tanya Viona dengan setengah berteriak ketika menyadari kedua adiknya pergi .     

Alih-alih menjawab pertanyaan dari Viona , Jenni dan Amina justru melambaikan tangan sambil terus berjalan menjauh . Melihat kedua adiknya pergi membuat Viona sedikit kesal .     

" Ikh kenapa aku ditinggal lagi aku " ucap Viona jengkel sambil meminum air di dalam gelas yang ada didepannya sampai habis .     

" Siapa yang meninggalkanmu honey ? " tanya Fernando tiba-tiba sambil memeluk Viona dari belakang .     

" Oh aku tau Jenni dan Amina pergi melihatmu kan baby " jawab Viona ketus .     

" Itu tandanya kedua adikmu pengertian " ucap Fernando sambil mencium leher Viona dari belakang .     

" Akhh stop jangan disini " tolak Viona tergagap , seluruh bulu kuduknya berdiri dicium seperti itu oleh Fernando .      

Fernando tersenyum mendengar suara Viona yang terdengar menikmati sentuhannya itu .      

" Ayo kita buat kesibukan sendiri berdua " ucap Fernando pelan sambil mengajak Viona bangun .     

" Waittt wait aku minum dulu " Viona menahan tangan Fernando yang menariknya ke dalam , ia kemudian meminum habis isi gelas yang belum sempat ia habiskan sebelumnya .     

Begitu melihat Viona sudah menghabiskan minumannya Fernando dengan cepat menggendong tubuh Viona ala bridal style masuk ke dalam kapal pesiar mewahnya , ia membawa Viona menuju kamar pengantin yang sudah ia siapkan sebelumnya .     

Dalam gendongan sang suami Viona menggeliat-liat , ia merasa ada yang salah dengan tubuhnya . Darahnya terasa panas dan pandangannya pun mulai berbayang , tanpa disadari Viona sudah memainkan tangannya ke leher Fernando .     

" Kau rupanya sudah tak sabar ya honey " bisik Fernando pelan , ia terpana melihat wajah Viona yang sudah memerah itu .     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.