You Are Mine, Viona : The Revenge

Awaited day



Awaited day

Akhirnya hari yang ditunggu oleh semua orang pun tiba setelah persiapan yang serba mendadak yang membuat para vendor dan wo cukup kewalahan karena permintaan dari Fernando menginginkan pesta pernikahan yang spektakuler tanpa ada kesalahan sedikitpun .     

Hari yang ditunggu oleh Fernando akhirnya datang , pagi itu suasana dirumah Fernando sudah sibuk para pelayan dan orang dari wo sudah menghias rumah mewah itu dengan berbagai bunga di sekitar tangga dan kamar pengantin yang sudah dikosongkan sejak kemarin karena Fernando dan Viona sudah berpindah ke hotel dimana mereka akan mengikat janji suci di hadapan pendeta .     

Walau acara dimulai jam sepuluh pagi Viona sudah bangun dari jam lima , ia sudah tak bisa tidur lagi setelah terbangun karena ingin buang air kecil . Viona akhirnya memutuskan untuk memakai masker di wajahnya untuk membuat wajahnya menjadi rileks sembari menunggu make up artist datang untuk merias wajahnya .     

Fernando yang ada dikamar yang berbeda dengan Viona sedang menikmati makan paginya bersama patner bisnisnya yang mulai berdatangan , ia sebenarnya sudah sangat tak sabar ingin bertemu Viona akan tetapi dilarang oleh para staff wo .     

Tak lama kemudian sang make up artist akhirnya datang , ia langsung merias wajah Viona dengan hati-hati . Acara pernikahan Fernando yang diliput oleh banyak orang mengharuskan tampilan Viona sempurna sebagai pengantin wanita yang akan menjadi pusat perhatian , oleh karena itu team make up artist berusaha sekuat tenaga untuk memberikan hasil terbaik .      

Viona yang memiliki wajah bersih tanpa ada noda hitam atau freckles memudahkan sang make up artist meriasnya , setelah berkutat dengan alat makeup selama hampir satu jam akhirnya riasan Viona selesai . Dengan memakai tambahan bulu mata palsu membuat Viona nampak menjadi orang yang berbeda apalagi saat ia memakai gaun pengantinnya , semua orang yang melihatnya pasti langsung memujinya .     

" Aduh jantungku seperti mau copot ini " bisik Viona pelan pada suster Tina yang ia minta untuk jadi pendamping wanitanya bersama Jenni dan Amina yang baru datang tadi malam setelah dijemput oleh orang Fernando ke Inggris .     

" Tenang dok , semua akan baik-baik saja " jawab suster Tina sambil tersenyum mencoba menenangkan Viona .     

" Aku takut suster " ucap Viona dengan nada bergetar .     

Suster Tina tersenyum dan memberikan air minum pada Viona , ia tau kalau dokter cantik yang sebentar lagi akan melepas masa lajangnya itu sedang sangat grogi oleh karena itu suster Tina berusaha membuat Viona serileks mungkin .     

Kedua adik angkat Viona pun nampak memberikan semangat dan dukungan pada kakak cantiknya itu , berkali-kali Jenni menyeka air matanya ketika melihat Viona nampak seperti seorang Dewi dalam gaun pengantinnya .      

Amina yang sebenarnya lebih cengeng dan penakut dari jenni akhirnya ikut menangis karena melihat Jenni menangis .     

" Kak Jenni jangan terus menangis aku juga ikutan sedih ini kak " isak Amina pelan yang mulai sesegukan sambil berusaha menyeka air mata Jenni .     

Jenni mengangguk pelan mendengar tangisan Amina , ia kemudian berjalan mendekati Viona yang sedang duduk di depan meja rias menunggu dipanggil ke luar .      

" Kak... kak Vio harus janji padamu satu hal , kau harus bahagia ya jangan pernah mengeluarkan satu tetes pun air mata setelah menikah ya " ucap Jenni sambil duduk bersimpuh di lantai dengan bersandar di paha Viona .     

" Iya Jenn aku berjanji , doakan aku ya " sahut Viona dengan suara parau menahan tangis .     

" Pasti kak ,aku akan mendoakanmu semoga kau selalu bahagia selama-lamanya " jawab Jenni dengan sesegukan .     

Viona terlihat menahan air matanya agar tak jatuh membasahi wajahnya untuk kesekian kali supaya tak membuat makeup artist berulang-ulang merapikan make-up nya .      

Ceklek     

Pintu ruang makeup Viona terbuka dari luar dan masuklah seorang lelaki dari team wo .     

" Ayo nona Viona , waktunya sudah tiba " ucap seorang staf wo meminta Viona untuk keluar .     

Mendengar perkataan sang staf wo membuat Viona bangun dari kursi dibantu suster Tina yang sejak tadi duduk disampingnya . Viona jalan dengan perlahan menuju pintu masuk gereja , wajah cantiknya sudah tertutup veil panjang yang transparan . Para wartawan langsung mengarahkan kameranya pada Viona begitu melihat sang mempelai wanita itu berjalan menuju gereja .     

Ekor gaun pengantin Viona dirapikan oleh Jenni dan Amina yang sejak tadi berjalan dibelakang Viona , tak begitu lama kemudian terdengar alunan musik khas pernikahan dari piano yang dimainkan oleh penyanyi gereja .      

Pintu gereja pun terbuka dan muncullah Viona dari luar , ia berjalan dengan anggun seorang diri menuju ke arah Fernando yang sejak tadi tak berhenti tersenyum ketika melihat Viona masuk menuju altar .     

Fernando terus tersenyum begitu Viona melangkahkan kakinya masuk kedalam gereja melewati karpet merah yang sudah ditaburi bunga itu , jantungnya pun berdetak lebih kencang ketika melihat wanita yang selama ini ia cintai sednag berjalan kearahnya dengan memakai baju pengantin yang sangat cantik dan anggun .     

Viona yang sedang grogi pun hanya bisa memasang senyum lebar sambil mencengkram wedding bouquet yang terdiri dari berbagai macam bunga . Wedding bouquet itu terdiri dari bunga hyacinth yang melambangkan keteguhan , lily of the valley yang melambangkan kebahagiaan serta bunga yang paling pamungkas karena bunga ini selalu dipakai di tiap royal wedding kerajaan Inggris yaitu bunga myrtle yang dianggap sebagai bunga cinta , pernikahan dan juga simbol kesuburan yang langgeng serta bunga bunga astrantia yang merupakan bunga kesukaan ibu Maria .     

" You look so beautiful honey " ucap Fernando tanpa suara ketika meraih tangan Viona , yang sudah sampai ke tempatnya berdiri .     

"Terima kasih " jawab Viona pelan .     

" I am so lucky " sahut Fernando dengan senyum yang mengembang di wajah tampannya .     

Mendengar perkataan Fernando membuat wajah Viona bersemu merah yang membuatnya makin nampak cantik .     

Tak lama kemudian suasana gereja pun sepi karena pendeta mulai mengucapkan janji suci yang akan diikuti oleh Fernando dan Viona . Setelah dinyatakan sebagai suami istri oleh pendeta Fernando dan Viona pun bertukar cincin fenomenal yang diberi nama Rfol oleh Fernando .Setelah berhasil memasangkan cincin ke jari Viona lantas Fernando pun membuka veil yang dipakai oleh Viona dengan perlahan , ia kemudian mencium mesra kening Viona yang sudah dinyatakan sebagai istrinya itu dibarengi suara tepuk tangan dari para tamu dan saksi yang menyaksikan janji suci mereka .     

Viona memegang wedding bouquet nya sambil menyalami para tamu undangan yang memberikan ucapan selamat padanya , ia tak melakukan tradisi pelemparan bouquet seperti yang dilakukan para pengantin wanita pada umunya karena ia ingin menyimpan bunga itu dikamarnya sesudah acara selesai .     

Puluhan bliz dari kamera wartawan terlihat saling berkilatan , mereka berlomba-lomba untuk mengabadikan moment indah itu dengan kamera masing-masing. Senyum cantik Viona pun mengembang ketika berhadapan dengan kamera , begitupula Fernando yang terlihat sangat bahagia melayani pertanyaan dari para wartawan .     

Setelah melakukan wawancara dengan awak media , Fernando mengajak Viona menuju tempat resepsi yang terletak di sebuah kapal pesiar mewah milik Fernando yang sengaja ia beli untuk melakukan pesta pernikahannya .     

Para tamu undangan yang sudah menunggu di kapal pun bersorak ketika melihat Fernando dan Viona datang .     

" I love you Viona my wife " ucap Fernando pelan sambil melingkarkan tangannya ke pinggang Viona .     

" Love you to husband " jawab Viona malu-malu .     

" I can't wait until tonight " bisik Fernando menggoda Viona .     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.