You Are Mine, Viona : The Revenge

Beda cinta dan obsesi



Beda cinta dan obsesi

0Viona tersipu malu diminta menyebut hubby pada Fernando , ia merasa apa yang Fernando minta terlalu kekanak-kanakan .      

" Iya hubby ada apa lagi hmmm ? " tanya Viona dengan menahan malu , ia yakin kalau wajahnya sudah semerah buah ceri saat ini .      

" Oh bahagianya ….. sudah lama aku menunggu momen seperti ini , i love u Vio" sahut Fernando kegirangan sambil memeluk Viona .     

" Awwww sakit !!! " jerit Viona tiba-tiba karena tangannya yang terpasang jarum infus ditekan dengan keras oleh Fernando .     

" Maaf maaf " pekik Fernando panik , ia pun langsung melepas pelukannya dan mengelus-elus tangan Viona yang yang terpasang jarum infus .     

Viona tersenyum simpul melihat tingkah Fernando yang nampak seperti anak kecil , sebenarnya tangannya tak terlalu sakit ia hanya kaget saat tiba-tiba dipeluk Fernando . Viona sangat tak suka mengumbar kemesraan di tempat umum apalagi di rumah sakit , baginya di rumah sakit adalah tempat dimana ia harus bersikap profesional baik sebagai dokter ataupun sekarang ia menjadi seorang pasien.      

Setelah hampir satu jam mendapatkan cairan infus Viona akhirnya diperbolehkan pulang dengan catatan ia harus cepat-cepat ke rumah sakit jika terjadi hal-hal yang lebih serius , para dokter di rumah sakit pun menyalami Fernando dan Viona satu persatu untuk mengucapkan selamat termasuk dokter Donald yang sudah menolong Viona . Fernando bahkan mempersilahkan dokter-dokter itu datang ke pesta pernikahannya yang kembali membuat Viona kaget karena tak menyangka Fernando akan mengundang orang yang tak dikenal lagi .     

" Mau berapa orang asing lagi yang akan kau undang ? " tanya Viona pelan .     

" Iya honey maaf , aku hanya tak bisa menahan rasa bahagiaku jadi aku ingin membaginya dengan orang lain juga … itu tak salah bukan ? " tanya balik Fernando pada Viona .     

" Kau ini benar-benar pandai sekali bermain kata-kata " jawab Viona kesal , ia tak pernah menang jika berdebat dengan Fernando .     

Fernando pun tertawa terbahak-bahak karena sudah kembali berhasil membungkam Viona , ia lalu memeluk Viona dengan erat sambil menepuk-nepuk pelan tangan Viona yang masih bengkak bekas jarum infus .     

Justin hanya tersenyum di kursi depan mendengar percakapan sepasang calon pengantin itu , ia lalu mengarahkan sang supir untuk pergi ke restoran yang sudah ditentukan sebelumnya oleh Fernando . Tak lama kemudian iring-iringan mobil Fernando sampai di sebuah restoran mewah yang cukup sepi , Fernando turun sambil menuntun Viona menuju restoran .     

Viona melihat sekeliling yang sudah sepi padahal masih jam delapan malam , ia yakin kalau ini pasti ulah Fernando yang sudah menyewa restoran secara khusus dan Viona sudah malas berdebat untuk itu . Setelah duduk di dalam restoran beberapa pelayan langsung menyajikan makanan yang sontak membuat Viona kaget .     

" Bukankah kita belum memesannya !! " bisik Viona pelan pada Fernando .     

" Kau tanya Justin saja honey " jawab Fernando sambil membuka sapu tangan yang ada diatas meja yang kemudian ia letakkan di atas pangkuannya .     

Viona langsung mengalihkan pandangannya ke arah Justin untuk meminta konfirmasi , ia takut makanan yang dihidangkan bukan untuk mereka .      

"Saya sudah memesan ini ketika dalam perjalanan tadi nyonya " ucap Justin sambil tersenyum .     

" Oh ok " sahut Viona dengan cepat menyembunyikan rasa malunya .      

" Kenapa aku selalu berfikiran jelek tentangmu Fernando " ucap Viona dalam hati sambil meminum air putih yang ada di hadapannya .     

Sejak malam itu dimana Viona bertemu dengan Fernando untuk kedua kalinya , ia selalu punya pikiran jelek pada pria tampan satu itu . Bahkan sejak kejadian itu Viona langsung membenci Fernando yang tanpa disadari membuatnya menyimpan nama Fernando bertahun-tahun di kepalanya .      

" Ayo makan , mulai saat ini kau harus makan dengan teratur !!! " ucap Fernando sambil meletakkan piring yang sudah berisi steak yang sudah ia potong-potong yang sontak membuyarkan lamunan Viona .      

" Terima kasih " jawab Viona tergagap .     

" Apa yang sedang kau pikirkan honey ? " tanya Fernando sambil merangkulkan tangannya ke pinggang Viona .     

" mmm no , aku hanya sedang mengingat berapa banyak pasien yang aku telantarkan hari ini " jawab Viona berbohong.      

" Heiii dengarkan aku , di rumah sakit banyak dokter lain dan kau tidak menelantarkan pasien karena Justin sudah mengajukan cuti ke rumah sakit atas namamu dalam rangka persiapan pernikahan jadi itu tidak disebut sebagai menelantarkan pasien " sahut Fernando dengan serius .     

" Justin mengajukan cuti untukku ? berapa lama ?? " tanya Viona dengan nada terbata-bata , ia tak percaya kalau Fernando sudah bertindak sejauh itu.      

" 2 minggu " jawab Justin sambil memasukkan potongan daging ke mulutnya .     

Mendengar perkataan Justin membuat Viona menahan nafasnya sejenak , ia benar-benar takjub dengan persiapan Fernando yang sedetail itu .     

" Sudah jangan dipikirkan , lebih baik makan dulu aku tak mau kau pingsan lagi " ucap Fernando sambil menyiapkan sepotong daging sapi terbaik ke arah Viona .     

Karena merasa malu Viona ingin meraih garpu yang sedang dipegang oleh Fernando akan tetapi Fernando bersikeras ingin memberikan suapan pada Viona yang akhirnya membuat Viona menyerah , ia pun membuka mulutnya dan menerima suapan dari Fernando .     

" Good girl " ucap Fernando cepat sambil mengacak-acak rambut Viona .     

" Jangan seperti itu aku bukan anak anjing !!! " sengit viona sambil merapikan rambutnya yang sudah acak-acakan karena perbuatan Fernando , ia sangat tidak suka diperlakukan seperti itu .     

Melihat Viona marah-marah membuat Fernando tertawa terbahak-bahak sampai ia harus meminum air karena hampir tersedak , beberapa pelayan restoran pun ikut tersenyum melihat apa yang baru saja terjadi .      

Mereka kemudian melanjutkan makan dengan sedikit gurauan sehingga membuat suasana terasa hangat dan penuh kekeluargaan , Justin tersenyum bahagia melihat majikannya sebahagia itu  . Selama ia ikut Fernando lima tahun terakhir ini ia belum pernah melihat Fernando sebahagia saat ini , walau banyak wanita yang ada di sekelilingnya Fernando tak pernah merasa puas . Sampai akhirnya Viona datang kembali dalam kehidupan Fernando , perlahan-lahan sikap pria kaya itu berubah walau kadang-kadang tingkahnya diluar nalar orang .     

Selama makan malam berlangsung Fernando tak melepaskan tangannya dari pinggang Viona , ia benar-benar sudah tak bisa berjauhan lagi dengan Viona walau Viona berkali-kali meminta Fernando menurunkan tangan dari pinggangnya tapi Fernando tetap kembali merangkulkan tangannya ke tempat semula sehingga membuat Viona menyerah .Ia lupa betapa keras kepalanya pria yang akan segera menjadi suaminya itu .     

Daisy Apartemen     

Profesor Frank kembali ke apartemennya setelah bekerja , ia langsung pulang karena merasa hari ini tak ada semangat untuk bekerja . Sebenarnya profesor Frank sudah kehilangan moodnya sejak semalam sewaktu ia tau tentang rencana pernikahan sang kakak dengan Viona , ia bahkan menggila dan menghancurkan barang-barang dirumah sang kakak akan tetapi rasa jengkelnya belum benar-benar hilang dari dirinya .     

" Fernando brengsek !!! karena kau anak pertama kau bisa seenak sendiri , kau ambil posisi yang harusnya jadi milikku sebagai pewaris utama dari keluarga Willan dan sekarang kau ambil Viona yang sudah aku incar sejak lama !!! arrgghhhh brengsek kau Fernando …. " teriak profesor Frank  ketika sudah masuk ke dalam unit apartemennya .     

Ia kemudian terduduk dilantai dengan sebotol Vodka ada di tangannya , ia memejamkan mata mengingat bagaimana usahanya dulu ketika mencoba mencuri hati Viona . Profesor Frank bahkan harus berpura-pura menjadi seorang pria baik-baik demi Viona dan usahanya itu hampir berhasil kalau tidak dikacaukan Fernando sang kakak , ia tak tau kalau Viona sudah mengenal Fernando sejak tujuh yang lalu .      

" Seandainya aku tau kau sudah mengenal kakakku , sudah sejak lama aku menidurimu Vio " ucap profesor Frank lirih , ia benar-benar terobsesi dengan Viona .      

Selama bekerja satu team dengan Viona , ia sudah membayangkan betapa hangat tubuh Viona jika ia sentuh . Melihat leher jenjang Viona saja kadang-kadang membuat profesor Frank horny dan ia belum pernah merasakan segila ini menyukai wanita .      

" Brengsek memang kau Fernando !!! " umpat profesor Frank berkali-kali .     

Ting Tong      

Bel unit apartemen profesor Frank tiba-tiba berbunyi yang akhirnya membuat profesor Frank harus membuka pintu .     

Ceklek      

Dengan kasar profesor Frank membuka pintunya dari dalam dan ia sempat kaget ketika melihat sosok tamu yang sudah mengganggunya itu , sebuah senyuman jahat tersungging di wajah sang profesor tampan .     

" Kau yang menyerahkan diri padaku " ucap profesor Frank dengan senyum jahat .     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.