You Are Mine, Viona : The Revenge

Kembalinya Andrew



Kembalinya Andrew

0  Fernando yang belum berhasil mendapatkan haknya sebagai suami hanya bisa pasrah karena ia tak bisa berbuat apapun selain menunggu saja , ia pun menjadi lebih pendiam dari biasanya sehingga membuat Viona serba salah .      

  " Aku hari ini akan pulang terlambat dan yang pasti tak bisa menjemputmu pulang honey " ucap Fernando ketika sedang menikmati makan paginya bersama Viona .     

  " Its ok no problem " jawab Viona pelan .     

  " Sudah selesai kan sarapannya ayo berangkat " ajak Fernando pelan pada Viona sambil menyeka mulutnya dengan sapu tangan.      

  Tanpa menjawab Viona hanya mengangguk pelan , ia pun bangun dari kursi dan berjalan menyusul sang suami yang sudah berjalan terlebih dahulu . Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit Viona dan Fernando tak saling berbicara sehingga membuat suasana mobil menjadi sunyi , Justin yang duduk di depan pun hanya bisa diam dan tak berani membuka mulutnya.     

  " Semangat bekerja ya honey " ucap Fernando pelan pada Viona ketika Viona turun dari mobil .     

  " Huum , kau juga ya honey . Hati-hati dijalan " sahut Viona sambil tersenyum .     

  Fernando mengangguk pelan lalu meminta Lukas untuk segera berangkat , Viona hanya tersenyum tipis saat melihat sikap Fernando yang sedingin itu padanya  . Setelah mobil sang suami tak terlihat Viona kemudian berjalan menuju rumah sakit karena sudah hampir masuk jam kerjanya .     

  " Pagi dok !!! " sapa suster Tina riang .     

  " Pagi suster " jawab Viona pelan sambil tersenyum.     

  " Bagaimana rasanya menjadi istri dari orang paling kaya di kota ini dok ? " tanya suster Tina menggoda Viona .     

  " Akh sama saja sus , tak ada berbeda . Saya tetap bekerja sebagai dokter kan " jawab Viona sambil tersenyum .     

  " Anda memang terlalu rendah hati dok " ucap suster Tina memuji Viona .     

  Viona pun menutup mulut suster Tina , ia merasa tak nyaman dipuji-puji seperti itu oleh bawahannya itu . Suster Tina hanya tertawa pelan mendapat perlakuan seperti itu oleh Viona , mereka pun lalu berjalan menuju ruang ganti untuk segera bekerja .     

  Berita tentang skorsing dokter Ammy rupanya sudah tersebar di seluruh departemen termasuk departemen bedah dimana Viona berada , sejak pagi Viona hanya tersenyum tipis ketika mendengar perkataan dari orang-orang yang membicarakan dokter Ammy .     

  " Sudahlah jangan membicarakan kejelekan orang , itu tak baik " ucap Viona pelan sambil tersenyum ketika menikmati makan siangnya di kantin .     

  " Kalau semua orang seperti anda dunia ini akan tentram dok " celetuk suster Tina merespon perkataan Viona .      

  Semua orang yang mendengar perkataan suster Tina pun tertawa , Viona memang terkenal sebagai dokter yang tak suka menjelekkan orang . Karena sudah selesai makan Viona pun meninggalkan kantin , ia merasa tak nyaman mendengar semua orang membicarakan dokter Ammy .     

  Viona berjalan menuju ruang istirahat para dokter , ia merasa bersalah pada suaminya . Ekspresi kekecewaan Fernando tadi malam saat mengetahui dirinya masih datang bulan masih teringat sangat jelas dalam ingatannya .     

  Untuk menghilangkan rasa bersalahnya Viona pun kembali bekerja , walaupun jam istirahatnya belum habis.  Viona menyibukkan dirinya supaya tidak memikirkan masalah pribadi yang sedang menimpanya itu.      

  Drrttt      

  Ponsel yang ada di saku jas putihnya bergetar sehingga memaksa Viona untuk meraihnya disaat Viona akan berjalan menuju ruang ganti karena jam kerjanya sudah selesai , dengan perlahan Viona membuka sebuah pesan yang masuk diponselnya yang dikirim oleh Andrew .     

  Andrew :      

  " Aku diluar Vio , apa aku masih bisa bicara sebentar denganmu ? "      

  Viona :      

  " Aku sedang berganti baju , tunggu lima menit lagi "      

  Andrew :      

  " Ok aku akan menunggumu "      

  Viona :      

  " Baik "      

  Viona kemudian meletakkan ponselnya kembali ke dalam saku bajunya , ia lalu meneruskan langkahnya menuju ruang ganti . Dua puluh menit kemudian Viona berjalan menuju pintu keluar dengan tergesa-gesa , ia merasa tak enak pada Andrew karena sudah menunggunya lebih dari sepuluh menit .     

  Saat Viona akan keluar tiba-tiba ia dihadang oleh profesor Frank yang sudah menunggunya di depan ruang gantinya , profesor Frank memberikan sebuah kotak kecil untuk Viona sebagai kado pernikahan darinya .     

  " Seharusnya kau tak usah memberiku ini " ucap Viona pelan .     

  " Ini hanya hadiah kecil dari seorang adik ipar jadi aku harap kau mau menerimanya " jawab profesor Frank tersenyum .     

  "Terima kasih aku merasa tersanjung , Fernando pasti akan senang ketika mengetahui kau memberikan kado " sahut Viona pelan .     

  Profesor Frank tersenyum tipis mendengar perkataan Viona , ia yakin rencananya akan berjalan dengan lancar kalau Fernando mengetahui Viona menerima kado darinya .     

  " Ya sudah prof aku permisi sampai ketemu besok " ucap Viona pelan berpamitan pada sang atasan yang menjadi adik iparnya itu .     

  " Ok sampai kan salamku kepada kakak" jawab profesor Frank pelan.     

  Viona mengangguk pelan merespon perkataan profesor Frank ,ia lalu meneruskan langkahnya menuju jalan raya di mana Andrew sudah menunggunya di seberang jalan.  Tempat biasa Andrew menjemput nya dulu ketika mereka berdua masih single .     

  Tok      

  Tok      

  Tok      

  Viona mengetuk kaca di pintu mobil Andrew yang membuat Andrew tersenyum dan membuka kunci mobilnya .      

  " Maaf membuatmu menunggu lama " ucap Viona sambil membuka pintu mobil Andrew yang sudah tak terkunci .     

  " Aku tahu kau sibuk bu dokter " jawab Andrew sambil tersenyum .     

  " Kau masih bermulut manis seperti dulu , oh iya waktu pernikahanmu kemarin aku belum mengucapkan selamat padamu . Selamat menempuh hidup baru semoga kau bahagia selamanya dan segera mendapatkan baby yang lucu " ucap Viona tulus sambil mengulurkan tangannya ke arah Andrew .     

  Alih-alih menerima ucapan selamat dari dari Viona atas pernikahannya , Andrew justru memberikan sebuah majalah pada Viona sehingga membuat Viona bingung .     

  " Apa ini " tanya Viona bingung .     

  " Open it " jawab Andrew singkat.     

  Perlahan Viona membuka majalah yang sudah diberikan oleh Andrew , ia tersenyum ketika melihat foto pernikahannya terpampang di hampir sepertiga majalah yang diberikan oleh Andrew .     

  " Kau sangat terlihat cantik dalam foto itu Vio "  ucap Andrew jujur memuji Viona .     

  " Terima kasih , tapi kau terlalu berlebihan Andrew " cicit Viona sambil tersenyum .     

  " Apa kau bahagia dengan pernikahanmu Vio ? " tanya Andrew serius.      

  " Tentu saja aku bahagia " jawab Viona singkat .     

  " Kau tak bertanya padaku kenapa aku menikah dengan tiba-tiba waktu itu " ucap Andrew dengan suara yang hampir tak terdengar.      

  " Apa maksudmu ? " tanya Viona bingung , ia merasa Andrew sedang mencoba memberikan penjelasan padanya .     

  " Kita pergi dulu dari sini , aku jelaskan ditempat yang lebih nyaman " jawab Andrew cepat sambil menginjak gas mobilnya menuju jalan raya .     

  Viona hanya mengangguk pelan merespon perkataan Andrew , tak lama kemudian mobil Andrew berhenti di sebuah taman yang cukup sepi . Mereka lalu turun menuju ke sebuah kursi yang ada di pinggiran taman .     

  " Pernikahanku adalah sebuah musibah bagiku Vio " ucap Andrew membuka pembicaraan .     

  " Apa maksudmu ? " tanya Viona bingung .     

  " Lucia istriku adalah mantan kekasihku yang sudah menghianatiku dua tahun lalu Vio , ia datang ke ayahku dan meminta ayahku untuk menikahkan aku dengan nya . Pada awalnya ayahku menolak akan tetapi pada saat ia datang dihari selanjutnya ayahku tiba-tiba menerima permintaan Lucia dan setuju kalau aku menikah dengannya . Apa kau tau apa yang membuat ayahku menyetujui permintaan Lucia waktu itu ? " tanya balik Andrew sambil tersenyum .     

  " Mana bisa aku tahu kau ini aneh Andrew " jawab Viona sambil tersenyum .     

  " Karena suamimu tuan Fernando Grey Willan yang ada di balik semua ini " ucap Andrew dengan wajah penuh amarah .     

  " Apa maksud ucapanmu Andrew aku tak mengerti " tanya Viona bingung.     

  " Tuan Fernando yang terhormat itu mengancam ayahku kalau ayahku tak setuju menikahkan aku dengan Lucia saat itu , maka ia berencana untuk memindahkan aku ke tempat terpencil di daerah Afrika saat ayah ku mendengar itu ia langsung menyetujui permintaan Lucia " jawab Andrew dingin.     

  " Tapi apa alasan Fernando menekan ayahmu…..     

  " Tentu saja agar ia bisa menikahimu dengan mudah , buktinya setelah aku menikah dengan Lucia kalian langsung menikah bukan " ucap Andrew cepat memotong perkataan Viona .     

  Deg      

  Viona langsung membisu mendengar perkataan Andrew , ia mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar .     

  " Fernando mencoba mengacaukan perasaanmu Vio dengan pernikahanku , sehingga ia dengan mudah masuk kedalam hidupmu seperti saat ini bukan " ucap Andrew dengan penuh emosi .     

  " Tapi apapun alasannya kau sudah menikah dengan Lucia ,  begitupun dengan ku . Dan itu adalah fakta yang tak bisa kita bantah " jawab Viona pelan .     

  " Aku yakin kau tak bahagia menikah dengannya bukan , kau bisa meninggalkannya aku akan membantumu untuk lepas dari penjahat itu Vio " ucap Andrew sambil menggenggam tangan Viona dengan tiba-tiba .     

  Viona melepas tangan Andrew yang tengah mencengkram tangannya dengan perlahan , sebuah senyuman tersungging di wajah Viona.      

  " Pernikahan bukanlah suatu hal yang bisa dianggap sebagai mainan Andrew , aku dengannya sudah terikat janji suci di hadapan Tuhan " ucap Viona pelan .     

  " Kau bisa bercerai dengannya Vio , aku juga akan menceraikan Lucia secepatnya . Setelah itu kita bisa menikah bukankah aku sudah melamarmu waktu itu Vio " sahut Andrew cepat.     

  " Bagiku menikah hanya untuk satu kali dalam seumur hidup ,apapun yang terjadi padanya aku sudah berjanji akan mengabdikan hidupku untuknya . Maafkan aku aku Andrew , aku tak bisa menerima ajakanmu " jawab Viona dengan tegas .     

  " Tapi aku yakin kau tak mencintainya Vio , dia adalah penjahat kau ingat bukan adiknya adalah penyebab kematian adikku " pekik Andrew menggila.      

  " Ya dan penjahat itu saat ini sudah menjadi suamiku Andrew , maafkan aku . Aku harap kita bisa berteman tapi ternyata aku salah... aku salah salah menilaimu Andrew " ucap Viona sambil berdiri.     

  Andrew terdiam mendengar perkataan Viona , ia tak menyangka Viona akan membela Fernando seperti itu . Padahal ia sudah menjelaskan bahwa pernikahannya dengan Lucia adalah rencana yang dijalankan oleh Fernando untuk membuatnya berpisah dengan Viona .      

  Viona pun berjalan menuju jalan raya meninggalkan Andrew yang masih duduk di bangku taman. Ia ingin segera pulang untuk memastikan keberadaan atas perkataan Andrew .     

  Bersambung     

  " Aku hari ini akan pulang terlambat dan yang pasti tak bisa menjemputmu pulang honey " ucap Fernando ketika sedang menikmati makan paginya bersama Viona .     

  " Its ok no problem " jawab Viona pelan .     

  " Sudah selesai kan sarapannya ayo berangkat " ajak Fernando pelan pada Viona sambil menyeka mulutnya dengan sapu tangan.      

  Tanpa menjawab Viona hanya mengangguk pelan , ia pun bangun dari kursi dan berjalan menyusul sang suami yang sudah berjalan terlebih dahulu . Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit Viona dan Fernando tak saling berbicara sehingga membuat suasana mobil menjadi sunyi , Justin yang duduk di depan pun hanya bisa diam dan tak berani membuka mulutnya.     

  " Semangat bekerja ya honey " ucap Fernando pelan pada Viona ketika Viona turun dari mobil .     

  " Huum , kau juga ya honey . Hati-hati dijalan " sahut Viona sambil tersenyum .     

  Fernando mengangguk pelan lalu meminta Lukas untuk segera berangkat , Viona hanya tersenyum tipis saat melihat sikap Fernando yang sedingin itu padanya  . Setelah mobil sang suami tak terlihat Viona kemudian berjalan menuju rumah sakit karena sudah hampir masuk jam kerjanya .     

  " Pagi dok !!! " sapa suster Tina riang .     

  " Pagi suster " jawab Viona pelan sambil tersenyum.     

  " Bagaimana rasanya menjadi istri dari orang paling kaya di kota ini dok ? " tanya suster Tina menggoda Viona .     

  " Akh sama saja sus , tak ada berbeda . Saya tetap bekerja sebagai dokter kan " jawab Viona sambil tersenyum .     

  " Anda memang terlalu rendah hati dok " ucap suster Tina memuji Viona .     

  Viona pun menutup mulut suster Tina , ia merasa tak nyaman dipuji-puji seperti itu oleh bawahannya itu . Suster Tina hanya tertawa pelan mendapat perlakuan seperti itu oleh Viona , mereka pun lalu berjalan menuju ruang ganti untuk segera bekerja .     

  Berita tentang skorsing dokter Ammy rupanya sudah tersebar di seluruh departemen termasuk departemen bedah dimana Viona berada , sejak pagi Viona hanya tersenyum tipis ketika mendengar perkataan dari orang-orang yang membicarakan dokter Ammy .     

  " Sudahlah jangan membicarakan kejelekan orang , itu tak baik " ucap Viona pelan sambil tersenyum ketika menikmati makan siangnya di kantin .     

  " Kalau semua orang seperti anda dunia ini akan tentram dok " celetuk suster Tina merespon perkataan Viona .      

  Semua orang yang mendengar perkataan suster Tina pun tertawa , Viona memang terkenal sebagai dokter yang tak suka menjelekkan orang . Karena sudah selesai makan Viona pun meninggalkan kantin , ia merasa tak nyaman mendengar semua orang membicarakan dokter Ammy .     

  Viona berjalan menuju ruang istirahat para dokter , ia merasa bersalah pada suaminya . Ekspresi kekecewaan Fernando tadi malam saat mengetahui dirinya masih datang bulan masih teringat sangat jelas dalam ingatannya .     

  Untuk menghilangkan rasa bersalahnya Viona pun kembali bekerja , walaupun jam istirahatnya belum habis.  Viona menyibukkan dirinya supaya tidak memikirkan masalah pribadi yang sedang menimpanya itu.      

  Drrttt      

  Ponsel yang ada di saku jas putihnya bergetar sehingga memaksa Viona untuk meraihnya disaat Viona akan berjalan menuju ruang ganti karena jam kerjanya sudah selesai , dengan perlahan Viona membuka sebuah pesan yang masuk diponselnya yang dikirim oleh Andrew .     

  Andrew :      

  " Aku diluar Vio , apa aku masih bisa bicara sebentar denganmu ? "      

  Viona :      

  " Aku sedang berganti baju , tunggu lima menit lagi "      

  Andrew :      

  " Ok aku akan menunggumu "      

  Viona :      

  " Baik "      

  Viona kemudian meletakkan ponselnya kembali ke dalam saku bajunya , ia lalu meneruskan langkahnya menuju ruang ganti . Dua puluh menit kemudian Viona berjalan menuju pintu keluar dengan tergesa-gesa , ia merasa tak enak pada Andrew karena sudah menunggunya lebih dari sepuluh menit .     

  Saat Viona akan keluar tiba-tiba ia dihadang oleh profesor Frank yang sudah menunggunya di depan ruang gantinya , profesor Frank memberikan sebuah kotak kecil untuk Viona sebagai kado pernikahan darinya .     

  " Seharusnya kau tak usah memberiku ini " ucap Viona pelan .     

  " Ini hanya hadiah kecil dari seorang adik ipar jadi aku harap kau mau menerimanya " jawab profesor Frank tersenyum .     

  "Terima kasih aku merasa tersanjung , Fernando pasti akan senang ketika mengetahui kau memberikan kado " sahut Viona pelan .     

  Profesor Frank tersenyum tipis mendengar perkataan Viona , ia yakin rencananya akan berjalan dengan lancar kalau Fernando mengetahui Viona menerima kado darinya .     

  " Ya sudah prof aku permisi sampai ketemu besok " ucap Viona pelan berpamitan pada sang atasan yang menjadi adik iparnya itu .     

  " Ok sampai kan salamku kepada kakak" jawab profesor Frank pelan.     

  Viona mengangguk pelan merespon perkataan profesor Frank ,ia lalu meneruskan langkahnya menuju jalan raya di mana Andrew sudah menunggunya di seberang jalan.  Tempat biasa Andrew menjemput nya dulu ketika mereka berdua masih single .     

  Tok      

  Tok      

  Tok      

  Viona mengetuk kaca di pintu mobil Andrew yang membuat Andrew tersenyum dan membuka kunci mobilnya .      

  " Maaf membuatmu menunggu lama " ucap Viona sambil membuka pintu mobil Andrew yang sudah tak terkunci .     

  " Aku tahu kau sibuk bu dokter " jawab Andrew sambil tersenyum .     

  " Kau masih bermulut manis seperti dulu , oh iya waktu pernikahanmu kemarin aku belum mengucapkan selamat padamu . Selamat menempuh hidup baru semoga kau bahagia selamanya dan segera mendapatkan baby yang lucu " ucap Viona tulus sambil mengulurkan tangannya ke arah Andrew .     

  Alih-alih menerima ucapan selamat dari dari Viona atas pernikahannya , Andrew justru memberikan sebuah majalah pada Viona sehingga membuat Viona bingung .     

  " Apa ini " tanya Viona bingung .     

  " Open it " jawab Andrew singkat.     

  Perlahan Viona membuka majalah yang sudah diberikan oleh Andrew , ia tersenyum ketika melihat foto pernikahannya terpampang di hampir sepertiga majalah yang diberikan oleh Andrew .     

  " Kau sangat terlihat cantik dalam foto itu Vio "  ucap Andrew jujur memuji Viona .     

  " Terima kasih , tapi kau terlalu berlebihan Andrew " cicit Viona sambil tersenyum .     

  " Apa kau bahagia dengan pernikahanmu Vio ? " tanya Andrew serius.      

  " Tentu saja aku bahagia " jawab Viona singkat .     

  " Kau tak bertanya padaku kenapa aku menikah dengan tiba-tiba waktu itu " ucap Andrew dengan suara yang hampir tak terdengar.      

  " Apa maksudmu ? " tanya Viona bingung , ia merasa Andrew sedang mencoba memberikan penjelasan padanya .     

  " Kita pergi dulu dari sini , aku jelaskan ditempat yang lebih nyaman " jawab Andrew cepat sambil menginjak gas mobilnya menuju jalan raya .     

  Viona hanya mengangguk pelan merespon perkataan Andrew , tak lama kemudian mobil Andrew berhenti di sebuah taman yang cukup sepi . Mereka lalu turun menuju ke sebuah kursi yang ada di pinggiran taman .     

  " Pernikahanku adalah sebuah musibah bagiku Vio " ucap Andrew membuka pembicaraan .     

  " Apa maksudmu ? " tanya Viona bingung .     

  " Lucia istriku adalah mantan kekasihku yang sudah menghianatiku dua tahun lalu Vio , ia datang ke ayahku dan meminta ayahku untuk menikahkan aku dengan nya . Pada awalnya ayahku menolak akan tetapi pada saat ia datang dihari selanjutnya ayahku tiba-tiba menerima permintaan Lucia dan setuju kalau aku menikah dengannya . Apa kau tau apa yang membuat ayahku menyetujui permintaan Lucia waktu itu ? " tanya balik Andrew sambil tersenyum .    

  " Mana bisa aku tahu kau ini aneh Andrew " jawab Viona sambil tersenyum .     

  " Karena suamimu tuan Fernando Grey Willan yang ada di balik semua ini " ucap Andrew dengan wajah penuh amarah .     

  " Apa maksud ucapanmu Andrew aku tak mengerti " tanya Viona bingung.     

  " Tuan Fernando yang terhormat itu mengancam ayahku kalau ayahku tak setuju menikahkan aku dengan Lucia saat itu , maka ia berencana untuk memindahkan aku ke tempat terpencil di daerah Afrika saat ayah ku mendengar itu ia langsung menyetujui permintaan Lucia " jawab Andrew dingin.     

  " Tapi apa alasan Fernando menekan ayahmu…..     

  " Tentu saja agar ia bisa menikahimu dengan mudah , buktinya setelah aku menikah dengan Lucia kalian langsung menikah bukan " ucap Andrew cepat memotong perkataan Viona .     

  Deg      

  Viona langsung membisu mendengar perkataan Andrew , ia mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar .     

  " Fernando mencoba mengacaukan perasaanmu Vio dengan pernikahanku , sehingga ia dengan mudah masuk kedalam hidupmu seperti saat ini bukan " ucap Andrew dengan penuh emosi .     

  " Tapi apapun alasannya kau sudah menikah dengan Lucia ,  begitupun dengan ku . Dan itu adalah fakta yang tak bisa kita bantah " jawab Viona pelan .     

  " Aku yakin kau tak bahagia menikah dengannya bukan , kau bisa meninggalkannya aku akan membantumu untuk lepas dari penjahat itu Vio " ucap Andrew sambil menggenggam tangan Viona dengan tiba-tiba .     

  Viona melepas tangan Andrew yang tengah mencengkram tangannya dengan perlahan , sebuah senyuman tersungging di wajah Viona.      

  " Pernikahan bukanlah suatu hal yang bisa dianggap sebagai mainan Andrew , aku dengannya sudah terikat janji suci di hadapan Tuhan " ucap Viona pelan .     

  " Kau bisa bercerai dengannya Vio , aku juga akan menceraikan Lucia secepatnya . Setelah itu kita bisa menikah bukankah aku sudah melamarmu waktu itu Vio " sahut Andrew cepat.     

  " Bagiku menikah hanya untuk satu kali dalam seumur hidup ,apapun yang terjadi padanya aku sudah berjanji akan mengabdikan hidupku untuknya . Maafkan aku aku Andrew , aku tak bisa menerima ajakanmu " jawab Viona dengan tegas .     

  " Tapi aku yakin kau tak mencintainya Vio , dia adalah penjahat kau ingat bukan adiknya adalah penyebab kematian adikku " pekik Andrew menggila.      

  " Ya dan penjahat itu saat ini sudah menjadi suamiku Andrew , maafkan aku . Aku harap kita bisa berteman tapi ternyata aku salah... aku salah salah menilaimu Andrew " ucap Viona sambil berdiri.     

  Andrew terdiam mendengar perkataan Viona , ia tak menyangka Viona akan membela Fernando seperti itu . Padahal ia sudah menjelaskan bahwa pernikahannya dengan Lucia adalah rencana yang dijalankan oleh Fernando untuk membuatnya berpisah dengan Viona .      

  Viona pun berjalan menuju jalan raya meninggalkan Andrew yang masih duduk di bangku taman. Ia ingin segera pulang untuk memastikan keberadaan atas perkataan Andrew .     

  Bersambung 


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.