You Are Mine, Viona : The Revenge

Skin to skin pertama



Skin to skin pertama

0Fernando dan Viona duduk bersebelahan dengan sedikit grogi saat profesor Erick mulai memasukkan tangannya kedalam inkubator untuk mengeluarkan si kembar si satu demi satu, meskipun Viona adalah seorang dokter dan sudah banyak sekali melewati momen-momen menegangkan selama di meja operasi. Akan tetapi saat ini ia benar-benar grogi, jantungnya berdetak sangat cepat.      

Jenny dan Amina yang mulai merekam menggunakan kamera dan ponsel pun ikut tegang, mereka berdua akan menjadi saksi pertama kali ayah dan ibu baru itu menyentuh anaknya untuk pertama kali.      

"Bersiaplah dokter Viona, saya akan memberikan Abby padamu." Profesor Erick bicara dengan sangat lembut saat sudah berhasil membawa Abby keluar dari inkubator.     

Viona menganggukan kepalanya sebagai balasan dari perkataan sang profesor, ia benar-benar sudah sangat siap memeluk anaknya saat ini.      

Dengan hati-hati profesor Erick meletakkan Abby dalam pelukan ibunya, sebelum benar-benar melepaskan Abby dari pelukannya profesor Erick memastikan kalau kabel-kabel yang terdapat di tubuh Abby tak ada yang tersangkut atau terlipat. Setelah benar-benar yakin semua kabel itu aman sang profesor melepaskan Abby, ia membelai rambut Abby dengan sangat lembut.      

"Ini ibumu nak, kau pasti rindu padanya,"ucap profesor Erick lirih.      

Air mata Viona tiba-tiba menetes deras setelah profesor Erick melepaskan Abby untuknya, kegundahannya selama empat hari ini terbayar tuntas saat berhasil memeluk anak yang ia kandung selama tujuh bulan itu. Dari tempat duduknya Fernando menepuk pundak Viona secara perlahan, ia memberikan dukungan pada istrinya untuk kuat. Meskipun dirinya sendiri saat ini juga merasakan perasaan yang sama seperti Viona.      

"Ayo Tuan bersiap, saya akan memberikan Aaric padamu." Suara profesor Erick membuat Fernando waspada, ia yang sedang memberikan dukungan pada Viona kini menjadi tegang.      

Meskipun sudah pernah menggendong bayi sebelumnya saat Zevanya lahir beberapa tahun yang lalu akan tetapi menggendong darah dagingnya sendiri tentunya akan berbeda rasanya, kedua matanya mulai berkaca-kaca saat melihat Profesor Eyrik semakin mendekatinya. Kedua kaki Aaric yang bergerak-gerak membuat Fernando tak tenang, ia merasa sangat khawatir akan melukai anaknya yang masih lemah nan rapuh itu. Akan tetapi profesor Erick memberikannya semangat melalui kode untuk tenang, setelah menarik nafas panjang ia pun mengulurkan tangannya ke arah depan sebagai tanda kalau ia siap menerima tubuh sang putra dari profesor Erick.      

Deg     

Dada Fernando terasa sesak saat merasakan seperti ada palu besar yang memukul dadanya saat menyentuh Aaric untuk pertama kali, air matanya menetes tanpa permisi saat bayi keduanya sudah berada dalam pelukannya. Pertama kali melakukan skin to skin dengan anaknya membuat Fernando tak bisa berkata-kata, detak jantung Aaric sangat bisa ia rasakan saat ini.      

Jenny dan Amina yang merekam momen bahagia itu terlihat menyeka air matanya, mereka terharu melihat pemandangan yang sedang mereka rekam. Bahkan Harry yang hanya berdiri juga terlihat mengangkat wajahnya ke atas, ia menatap langit-langit ruangan NICU menahan air matanya agar tak keluar. Setelah semua peristiwa yang dilalui sang tuan dan nyonya yang panjang dan berliku akhirnya mereka kini bisa memeluk anaknya sendiri dan hal ini membuatnya lemah, ia tak bisa menahan diri untuk tak menangis. Karena air matanya tetap jatuh meskipun ia berusaha sekuat tenaga menahan diri untuk tetap tegar.      

"Tak ada yang lebih indah dari ini Harry, suatu saat jika kau berkeluarga kau akan menikmati proses ini juga,"bisik profesor Erick pada Harry yang sedang berdiri menempel pada dinding.     

"Prof…"     

"Ya?"     

"Bolehkah saya meminjam bahu anda?"tanya Harry lirih.     

"Tentu saja, memangnya apa yang ingin kau.."     

Profesor Erick tak melanjutkan perkataannya saat tiba-tiba Harry menempel padanya, Harry menangis. Ia sudah tak dapat menahan diri melihat pemandangan yang ada di depannya, semakin kuat ia berusaha menahan diri. Semakin sesak pula dadanya, karena itulah ia memutuskan untuk mengeluarkan semuanya. Ia memilih untuk membiarkan air matanya keluar dan bersandar pada profesor Erick adalah cara yang paling tepat untuknya saat ini, ia tak mau ada yang melihatnya menangis.     

"Sayang, sayangku...cintaku, tahukah kalian betapa Mommy sudah memimpikan ini sangat lama. Selamat datang ke dunia sayang, Mommy berjanji akan memberikan yang terbaik padamu dan adikmu,"ucap Viona terbata-bata saat sedang membelai Abby, saat ini Viona hanya memakai kain penutup dada saya untuk melindungi payudaranya agar tak meneteskan ASI. Ia tak mau ASI nya membasahi tubuh Abby yang sedang menggeliat-liat di dadanya, dengan penuh kasih Viona membelai tubuh anaknya.     

Fernando yang duduk disebelah Viona pun melakukan hal yang sama, ia terlihat berulang kali mencium kepala Aaric. Membisikkan kalimat-kalimat indah yang sangat sejuk sekali didengar, Abby yang tengah tidur pun beberapa kali terlihat tersenyum. Ia seolah tahu apa yang sedang dibicarakan sang ayah padanya, melihat eksepsi Aaric membuat Fernando semakin bersemangat memeluknya. Membagi kehangatan tubuhnya pada sang putra.      

"Kau dan kakakmu akan menjadi penerus Daddy nak, kalian berdua akan menggemparkan dunia. Daddy akan memastikan itu, kalian akan menguasai seluruh dunia dengan kehebatan kalian. Menjadi Willan sejati, melakukan apa yang belum Daddy lakukan saat Daddy muda dulu."     

Viona dan Fernando membisikan kalimat kalimat indah untuk anak-anak yang ada di dalam pelukannya masing-masing, mereka memberikan cinta melalui caranya sendiri. Meskipun perkataan Fernando terkesan arogan namun itulah caranya untuk memberikan semangat dan kata-kata mutiara untuk anaknya, ia terlalu bahagia sampai melupakan perkataan apa yang harus sebenarnya ia ucapkan pada anaknya yang sedang ada dalam pelukannya itu. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah ingin berlama-lama menikmati kebersamaan ini dengan sang putra yang memiliki 90% kemiripan dengannya itu, mulai dari bentuk hidung, bibir, rahang, alis dan bahkan caranya tersenyum. Viona sepertinya hanya mewariskan warna kulit dan lentiknya bulu matanya saja untuk kedua putranya, karena itu sebenarnya tak heran kalau misalkan Fernando sebelumnya meminta pujian dari adik serta sahabat yang ingin melihat anaknya itu. Karena apa yang dikatakan Fernando benar anaknya benar-benar mirip sekali dengannya, mereka berdua adalah Fernando versi kecil yang lebih sempurna karena ada gen Viona juga yang mengalir dalam tubuh mereka.      

Profesor Erick yang sebenarnya ingin memberikan waktu sepuluh menit pada mereka sepertinya tak tega untuk menyudahi pemandangan hangat itu, akhirnya ia memperpanjang waktu sepuluh menit lagi bagi Viona dan Fernando untuk bisa memeluk dan mencium anak-anak mereka.      

Disisi lain, di ruangan profesor Dexter sang direktur rumah sakit. Mereka semua yang diusir pergi oleh Fernando terlihat masih duduk di sofa yang ada di ruangannya, mereka yang sudah bersemangat sekali untuk melihat si kembar terpaksa kehilangan kesempatan itu.      

"Entah kenapa aku merasa Fernando berkata seperti itu untuk mengusir kita, ia sengaja membuat kita marah agar bisa pergi dari tempat itu. Aku yakin sekali, mengenal Fernando lebih dari sepuluh tahun membuatku sangat yakin akan ini." Profesor William yang sejak keluar lift diam saja tiba-tiba saja bicara.     

"Akh Will, kenapa kau masih membela si arogan itu. Kau tahu kan apa yang tadi ia katakan, dia meminta kita memujinya. Shit, memangnya dia siapa harus kita puji!"sahut profesor Frank ketus, ia masih sangat kesal sekali pada Fernando yang melarangnya menjumpai kedua keponakan tampannya.      

"Dia hanya akan bersikap narsis seperti itu kalau... tunggu, sepertinya aku mulai mengetahui sesuatu. Ayo ikut, kalau tebakanku benar pasti ada suatu hal besar yang sedang Fernando lakukan saat ini bersama Viona yang melarang kita melihatnya,"ucap profesor William dengan nada meninggi, seketika ia pun langsung bangun dari sofa dan berjalan dengan cepat menuju ke arah lift khusus yang akan membawakan ke lantai paling atas rumah sakit Global Bros itu.      

Melihat sang suami berlari Aurelie pun mengikuti dengan cepat, Anastasia, dokter Louisa dan dokter Cecilia pun akhirnya mengikuti dari belakang.      

Karena semua orang pergi profesor Dexter pun beranjak dari sofa, ia berjalan menuju pintu keluar dan menepuk pundak profesor Frank. "Ayo ikut, tak ada salahnya kita melihat bersama yang lain."     

"Akh aku malas Dexter, aku kesal sekali pada Fernando saat ini. Aku muak melihatnya." Profesor Frank menolak dengan ketus ajakan dari profesor Dexter.     

"Ayolah, tak ada salahnya kita mencari tahu Frank. Kau adiknya, seharusnya kau tahu sifat Fernando seperti apa. Karena itu kita harus mencari tahu terlebih dahulu Frank, tak biasanya kan kau melihatnya searogan itu,"ucap profesor Dexter kembali mengajak profesor Frank menyusul yang lain.     

Dengan sangat malas profesor Frank pun bangun dari tempat duduknya, ia berjalan dengan gontai menuju lift yang baru saja mereka gunakan beberapa saat yang lalu.      

"Lihat, pasti ada sesuatu yang terjadi!!" Profesor Dexter langsung menepuk pundak profesor Frank dengan cepat saat melihat istrinya dan yang lain sedang berdiri di depan lift dengan penuh kebingungan, ia pun langsung berlari menyusul yang lain.     

Profesor Frank menyipitkan kedua matanya, ia pun akhirnya ikut berlari untuk mencari tahu apa yang terjadi. Sesampainya di depan lift jantungnya yang sudah berpacu dengan cepat karena baru saja berlari kini berdetak semakin cepat saat melihat lift yang mati.      

"Tebakanku benar, Fernando sengaja bersikap searogan itu karena ingin mengusir kita. Aku yakin ada hal besar yang sedang ia lakukan disana saat ini,"ujar Profesor William pelan penuh keyakinan.     

Bersambung     

Note :      

Jangan lupa dengan giveaway yang Thor adakan ya kakak-kakak, vote terus You Are Mine, Viona! Versi bahasa Inggris.      

Hadiah pulsa / ovo/ gopay  senilai 100.000 akan ada untuk tiga orang pemenang tiap Minggu saat PS You Are Mine, Viona mencapai 1000, belum juga akan ada tambahan hadiah berupa buku volume pertama dari The alchemist milik kak Vina atau yang lebih terkenal dengan nama pena Missrealitybites.     

So jangan sampai ketinggalan event ini ya kakak-kakak      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.