You Are Mine, Viona : The Revenge

Sharing happines



Sharing happines

0Meskipun sempat ragu mendengar perkataan Viona yang ingin membagikan kabar bahagia tentang kelahiran si kembar, Fernando akhirnya setuju dengan catatan tak ada foto atau video yang mereka ambil saat melihat si kembar nantinya. Karena Viona harus makan siang Fernando memilih keluar menemui Harry yang sedang sibuk bermain ponsel, sementara Justin hari ini ada dikantor untuk menggantikan Fernando memimpin rapat.     

"Nanti setelah makan siang bawa Frank, Wiliiam, Dexter, beserta ketiga istri mereka ke tempat ini. Akh iya jangan lupa dokter Cecilia istri si brengsek Andrew,"pinta Fernando pelan pada Harry yang langsung duduk dengan sikap sempurna saat menyadari kehadiran sang tuan.     

Harry mengernyitkan keningnya dan berkata, "Untuk apa memanggil mereka ketempat ini Tuan?"     

"Istriku ingin memberitahukan kabar kelahiran si kembar pada mereka semua,"jawab Fernando singkat.     

Brak     

Ponsel yang ada dipangkuan Harry terjatuh kelantai saat sang empunya tiba-tiba berdiri saat mendengar perkataan Fernando.     

Fernando menepuk kaki Harry memintanya untuk duduk kembali, "I'ts ok Harry, sisanya aku yang urus."     

"Tapi apakah ini tak terlalu beresiko Tuan? Bukankah anda ingin merahasiakan kelahiran si kembar dari orang-orang sampai waktu yang tepat Tuan, mereka baru dilahirkan tadi malam Tuan. Apakah ini tak terlalu beresiko?"tanya Harry dengan cepat tanpa jeda.     

"Tidak, bukankah aku sudah bilang tadi. Sisanya aku yang urus, yang penting kau bawa saja mereka ke tempat ini dan yang paling penting sita semua ponsel mereka saat akan masuk ke ruangan ini,"jawab Fernando sambil tersenyum, ia senang karena Harry mulai ikut protektif pada anak-anaknya.     

Harry menganggukkan kepalanya penuh semangat, ia mengerti dengan maksud pembicaraan Fernando. Karena terlalu semangat ia sampai lupa dengan keberadaan ponselnya di lantai sampai akhirnya ponsel pintar berlogo buah tergigit itupun tak sengaja terinjak olehnya sampai terdengar bunyi yang cukup keras, ketika layar ponsel itu retak dan langsung hitam tanpa tampilan apapun. Melihat ponselnya tak sengaja terinjak Harry langsung melompat, namun usahanya sia-sia karena ponselnya sudah terinjak dengan sempurna. Fernando pun menggelengkan kepalanya melihat tingkah Harry, ia kemudian mengeluarkan satu blackcard dari dalam card holdernya pada Harry.     

"Beli ponsel baru dengan ini dan jangan bodoh lagi, kau sudah dewasa Harry. Bukan anak kecil,"ucap Fernando dingin, tangannya terulur ke arah Harry dengan memberikan salah satu blackcard miliknya.     

Harry menggaruk kepalanya yang tak gatal dengan perlahan sambil tertawa lebar tanpa suara saat mendengar perkataan sang tuan, dengan cepat ia pun menerima kartu kredit sakti milik sang tuan dan langsung memasukkannya ke dalam saku bajunya. Karena di ponselnya yang hancur masih ada data-data penting yang harus dipindahkan Harry lalu mengambilnya dari lantai dan langsung menggenggamnya dengan kuat, namun karena ia genggaman tangannya terlalu kuat bunyi 'Krek' kembali terdengar dari ponsel yang sudah tak terbentuk itu.     

"Next kalau membeli ponsel gunakan hardcase supaya ponselmu aman Harry,"ucap Fernando dingin, ia terlihat sangat tidak suka dengan kecerobohan anak buahnya yang tak bisa menjaga barang-barang pribadinya dengan baik itu.     

"Siap laksanakan Tuan."Harry menjawab dengan cepat, ia juga memberikan pose hormat pada Fernando.     

Setelah berkata seperti itu Harry pun pergi meninggalkan Fernando, ia masih memiliki waktu sekitar empat puluh menit lagi untuk melakukan perintah sang tuan. Karena itu ia memilih untuk pergi ke mall sebentar untuk membeli ponsel baru, Harry berani pergi ke mall karena di dekat rumah sakit ada mall yang cukup besar dan terdapat sebuah toko ponsel yang menjual berbagai gadget dengan logo buah apel tergigit kesayangannya.     

Fernando menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Harry, meskipun pemuda itu sudah ikut dengannya lebih dari sepuluh tahun akan tetapi sifat cerobohnya masih belum hilang. "Pantas saja Justin sering marah padanya, dasar ceroboh,"gumam Fernando pelan saat melihat punggung Harry yang semakin menjauh darinya.     

Sementara itu dikantin khusus para dokter terlihat para profesor dan istri-istrinya menikmati makan siang bersama, sungguh sebuah pemandangan yang sangat indah dan menyejukkan ketika pasangan suami istri yang sama-sama mengalami masa-masa sulit bersama bisa tertawa lagi tanpa beban. Dimeja lain suster Tina dan suster Chloe menatap penuh iri pada ketiga pasang suami istri itu.     

"Makanya menikah, setelah itu kalian bisa merasakan apa yang mereka rasakan." Dokter Cecilia yang baru selesai bekerja langsung duduk dan mengagetkan kedua suster yang sedang menikmati es krim itu.     

"Sttt jangan keras-keras dokter, nanti mereka tahu kalau sejak tadi kami perhatikan,"sahut suster Tina dengan ketus.     

"Iya dok, jangan buat kami malu,"imbuh suster Chloe sambil memajukan bibirnya.     

Dokter Cecilia terkekeh berhasil membuat kedua suster single dihadapannya marah-marah, karena lapar ia pun bangun dari kursinya dan berjalan menuju meja makanan untuk mengambil makan siangnya. Awalnya dokter Louisa melambaikan tangan pada dokter Cecilia mengajaknya untuk duduk disampingnya, namun dokter Cecilia menolak. Ia melirikkan matanya ke arah suster Tina dan suster Chloe yang duduk dibelakang dokter Louisa.     

"I know,"ucap dokter Louisa tanpa suara menjawab kode yang diberikan dokter Cecilia.     

Dokter Cecilia yang masih berada di konter ice cream menganggukan kepalanya sambil tersenyum ke arah sang sahabat, ia kemudian kembali fokus pada makanan yang ada dinampan yang baru ia ambil untuk mengisi energinya kembali. Sementara itu dokter Louisa terlihat membawa mangkuk kecil yang berisi ice cream menuju ke meja suster Tina dan suster Chloe, ia langsung duduk ditengah-tengah kedua suster itu sambil tersenyum.     

"Dok-dokter kenapa duduk disini?"suster Tina bertanya dengan gagap pada dokter Louisa.     

"Kenapa? Apa ada larangan aku duduk disini?"tanya dokter Louisa dengan cepat tanpa rasa bersalah sambil menyendokkan ice cream kedalam mulutnya.     

"Tidak ada, tapi kan tadi anda duduk di..."     

"Dokter Louisa mau menemani aku makan disini suster, kalian tak keberatan kan?"dokter Cecilia yang sudah kembali dari meja makanan memotong perkataan suster Chloe sambil meletakkan nampan yang berisi makanan dengan hati-hati diatas meja.     

"Tentu saja tidak." Suster Tina dan suster Chloe menjawab dengan kompak pertanyaan dokter Cecilia.     

Kedua dokter itupun tersenyum, tawa pun kini terdengar dari meja yang sebelumnya hanya di duduk suster Tina dan suster Chloe itu. Dokter Louisa mencoba meniru satu sikap Viona yang ramah pada semua staf, karena itulah saat dokter Cecilia memberitahukan kalau suster Tina dan suster Chloe duduk tanpa suara ia pun langsung paham. Dokter Lousia ingin seperti Viona yang berteman dengan siapapun, tanpa mengenal jabatan atau gender.     

Saat jam makan siang sudah selesai semua staf yang sudah selesai makan siang pun bersiap kembali ke ruangan masing-masing, begitupula dengan rombongan profesor dan dokter. Mereka berjalan beriringan meninggalkan kantin, Aurelie yang manja nampak masih menempel pada profesor William. Profesor William yang dulu sangat merasa risih saat melihat profesor Dexter dan istrinya bermesraan kini tak bisa berkutik saat istrinya juga menempel padanya, melihat hal inipun profesor Dexter memiliki kesempatan untuk membalas tindakan temannya itu. Ia menyindir-nyindir profesor William secara terang-terangan dibelakangnya sampai membuat profesor William berkali-kali menoleh ke arah profesor Dexter yang tertawa puas penuh kemenangan.     

"Stop, harap kalian semua ikut saya." Harry yang baru saja kembali dari mall nampak terengah-engah setelah berlari mencari para profesor dan istri-istrinya diruangan kerjanya masing-masing, sebelum akhirnya menyadari kalau mereka masih ada dikantin.      

Berambung     

Note:     

Give away You Are Mine, Viona versi bahasa Inggris     

Hadiah per minggu:     

3 pulsa masing-masing Rp 100.000 utk 3 orang pemenang     

2 buah buku cetak The Alchemist Vol 1 untuk 2 orang pemenang     

*buku cetak The Alchemists: Cinta Abadi, volume 1, terdiri dari 2 buku masing-masing tebalnya 500 halaman, dengan nilai seharga Rp 150.000     

Cara ikut Give away ini hanya dengan mengirim power stone ( vote ) ke novel Thor yang berjudul You Are Mine, Viona ...event ini untuk perminggu selama satu bulan, undian akan dimulai saat Viona ( bahasa Inggris ) mendapatkan power stone 1000 ya kakak-kakak, jadi jangan vote ke Viona bahasa Indonesia     

semangat     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.