You Are Mine, Viona : The Revenge

Viona\'s decision



Viona\'s decision

0Dada Viona terasa sesak saat mendengar cerita Fernando yang membahas penyebab perceraian Franklin dan Louisa, ia tak percaya kalau Franklin sang adik ipar yang juga atasannya di rumah sakit membuat rencana jahat bersama Amelia Smith untuk memisahkan dirinya dan Fernando.      

"Tapi apa salah kita pada mereka Fernando, kenapa Franklin sampai sekejam itu sampai membuat rencana jahat dengan Ammy untuk memisahkan kita?" tanya Viona lirih dengan nafas tersengal-sengal menahan emosi.     

"Untuk orang yang memiliki sifat keras dan tak mau mengalah seperti Franklin tidak memikirkan sampai kesaba babe, baginya asal tujuannya tercapai maka ia tak memperdulikan orang lain," jawab Fernando pelan sambil mencengkram tangan Viona yang terasa dingin.      

"Tapi...tapi kita tidak pernah membuat salah dengannya Fernando, aku juga..akuu bahkan membantunya sewaktu ia dan Louisa akan menikah tapi kenapa…,"     

Viona tak dapat menyelesaikan perkataannya karena sudah dipeluk oleh Fernando, Fernando tau kalau kejadian ini pasti akan terjadi. Maka dari itu sebenarnya ia tak ingin menceritakan masalah ini kepada istrinya yang berhati lembut itu, namun karena kedepannya pasti akan banyak hal yang didengar oleh Viona. Oleh karena itu ia memutuskan untuk memberitahukan masalah ini terlebih dahulu kepada istrinya sebelum ada orang lain yang membocorkannya dan Fernando tak mau Viona mendengar dari orang lain karena ia tau istrinya itu pasti akan lebih shock dari yang sekarang.      

"Kau tak usah merasa bingung atas apa yang menimpa kehidupan rumah tangga Franklin dan Louisa, ini murni bukan urusan kita. Ini adalah keegoisan mereka berdua yang tak mampu menyelesaikan masalah dengan baik, disamping itu kalaupun Franklin masih menyukaimu itu bukan salahmu. Karena kau murni tak tau apa-apa dalam hal ini, jadi kau tak usah merasa bersalah atau pun bingung atas apa yang sudah terjadi. Dan tolong jangan bertanya lagi kenapa mereka melakukan ini pada kita, sebesar apapun usaha kita untuk berbuat baik pada sesama tetap akan ada saja orang yang tidak suka pada kita. Kita hanya punya dua tangan dan tak akan bisa menutup ribuan mulut di luar sana yang menceritakan tentang kita baik itu benar ataupun salah, dan alangkah lebih baik jika kita gunakan kedua tangan kita untuk menutup kedua telinga kita sendiri," ucap Fernando pelan mencoba menenangkan Viona.     

"A-aku tau tapi…,"      

"Ayolah sayang, kau tak boleh terlalu lembut dan baik hati seperti ini. Tak bisakah kau marah atau acuh pada semua itu, aku baru menyukai sifat barumu yang kemarin bisa membuat Alisha dan teman-temannya terdiam di pesta pernikahan Dexter. Aku mau Vionaku menjadi wanita yang tegas seperti itu lagi, kau terlihat seksi jika sedang gahar seperti itu babe," sahut Fernando setengah berbisik memotong perkataan Viona.     

"Fernando aku serius hu hu huuu...tak bisakah kau tak menggodaku sebentar saja huaa," tangis Viona akhirnya pecah, ia kesal pada Fernando yang malah menggodanya dan membahas apa yang ia lakukan kemarin di pesta pernikahan profesor Dexter dan Anastasia.     

Fernando kembali memeluk Viona dengan erat, ia menahan tawanya karena melihat Viona menangis karena kesal ia ganggu. Fernando terus mencoba menenangkan Viona, ada rasa bangga sekaligus kesal dalam dirinya saat ini. Ia bangga karena berhasil memiliki wanita berhati lembut luar biasa, namun kesal karena gara-gara Franklin dan Louisa kini ia dan Viona harus kembali terkena masalah padahal Fernando ingin sekali bisa hidup tenang bersama Viona tanpa gangguan orang-orang itu. Awalnya Fernando berfikir saat Ammy sudah berhasil ia singkirkan semuanya akan berjalan sesuai rencana, namun nyatanya semua hal yang pernah berhubungan dengan Ammy tetap saja tak mau membuatnya tenang. Jejak-jejak wanita jahat itu rupanya masih belum mau pergi dari kehidupan rumah tangganya.      

"Kalian berdua yang punya masalah kami berdua yang ikut terkena imbas, dasar brengsek. Tak bisakah berhenti membuat kami pusing, kalau sampai Vionaku terluka akan kubuat kalian menderita selamanya terutama kau Louisa. Kau lah sumber dari masalah ini, kalau dari awal kau tau siapa Franklin kenapa kau mau menikah dengannya. Wanita bodoh, arogan, munafik, egois itu adalah kau Louisa, kau menyembunyikan jati dirimu dibalik sikap manismu. Kau mungkin bisa membuat orang simpati padamu termasuk istriku, tapi tidak denganku Lou. Seorang Fernando Grey Willan tak akan dengan mudah kau kelabui," ucap Fernando dalam hati, ia kembali mengingat sumpah serapah Louisa pada Viona tadi pagi.     

Setelah meluangkan emosinya selama hampir dua menit Viona akhirnya terlihat lebih tenang, Fernando pun juga sudah melepaskan pelukannya dari tubuh Viona. Ia kini duduk di atas ranjang di samping Viona sambil menggenggam tangan istrinya itu sambil sesekali mendaratkan ciumannya di punggung tangan sang istri.     

"Kau tau babe, yang seharusnya sedih itu aku bukan kau," ucap Fernando pelan sambil menatap televisi yang sedang memutar siaran national geografi.     

"Kenapa jadi kau yang sedih?" tanya Viona bingung.     

"Aku sudah menyiapkan semuanya untuk acara liburan kita di Paris, hotel, tempat spa, restoran dan semua yang sudahku atur untuk acara kita nanti harus aku batalkan semua, padahal aku sudah membayar lunas semuanya. Tapi ya sudahlah semuanya itu tak ada apa-apanya bagiku, yang penting kau baik-baik saja sekarang," jawab Fernando pelan sambil memejamkan kedua matanya.     

"Kau sudah mempersiapkan semuanya?" tanya Viona kembali tak percaya.     

"Sure, aku mau acara liburan kita sempurna. Maka dari itu aku mempersiapkan semuanya, tapi karena ini terjadi ya sudahlah,"jawab Fernando kembali sambil menatap Viona dengan tatapan penuh arti.     

Viona hanya diam mendengar perkataan Fernando, ia tak bisa berkata-kata lagi kalau sudah berhubungan dengan rencana yang dibuat Fernando. Semuanya pasti serba mewah dan highclass, sebuah senyuman tersungging di wajah cantik Viona saat Fernando merebahkan tubuhnya di ranjang sambil memeluk Viona dengan erat.     

"Kau sangat menginginkan liburan ini Fernando?" tanya Viona setengah berbisik sambil membelai wajah tampan Fernando menempel di perutnya.     

"Aku ingin membawamu berlibur, setelah semua yang terjadi pada kita selama hampir satu tahun ini aku ingin berdua denganmu babe. Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu tanpa diganggu siapapun, aku ingin menebus waktu satu tahun kita berpisah dengan berlibur berdua tanpa memikirkan pekerjaan atau masalah lain," jawab Fernando pelan tanpa membuka kedua matanya.     

"Lalu kalau tidak ada kejadian ini memangnya kapan kita akan berangkat ke Paris?" tanya Viona kembali.     

"Besok jam sepuluh pagi menggunakan pesawat jet pribadiku," jawab Fernando dengan cepat.     

Mendengar jawaban Fernando membuat Viona tersenyum, iw lalu menoleh ke arah jam besar yang ada di dalam kamarnya. Viona terlihat seperti sedang menghitung sesuatu dengan berpatokan pada jam yang sedang ia tatap, tak lama kemudian sebuah senyum tersungging di wajahnya.      

"Alright then tomorrow morning we leave for paris," ucap Viona tiba-tiba.     

Fernando langsung membuka kedua matanya ketika mendengar perkataan Viona, ia langsung duduk sambil menatap tajam ke arah Viona.     

"Coba ulangi, tadi aku bicara apa babe,"pinta Fernando lirih.     

"We will leave for Paris tomorrow morning," bisik Viona pelan.     

"Tapi..dokter Raline...lima hari aku ...kita.."     

" We sleep, no kisses, no sex...just sleep If you want to go to Paris tomorrow morning," jawab Viona ketus sambil merebahkan tubuhnya di ranjang.     

Fernando masih tak percaya dengan perkataan sang istri, ia diam membisu selama hampir satu menit sampai akhirnya kesadarannya pun kembali.     

"Aaarrrgggg aku senang, i love you Vionaaaaa…"     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.