You Are Mine, Viona : The Revenge

Bantuan Viona



Bantuan Viona

0Viona berdiri disamping profesor William yang sejak tadi terlihat tidak tenang, hari ini adalah hari terakhir Aurelie di rumah sakit. Ia sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah membaik, tersangka penusukan pun sudah ditangkap oleh Andrew dan anak buahnya. Wajah pelaku pun dibenarkan oleh Aurelie, walaupun waktu itu malam hari namun ia masih mengenali mata biru sang pelaku yang menyala di kegelapan malam. Pelaku disinyalir adalah seorang preman yang baru keluar dari penjara, ia merampok Aurelie karena ingin mendapatkan hasil instan. Ia tergoda mobil mewah yang dipakai Aurelie malam itu, karenanya ia dan salah salah satu temannya merencanakan merampok Aurelie.      

Sang tersangka mengikuti Aurelie dari tempat berlangsungnya festival yang diikuti oleh Aurelie, mereka menghentikan mobil Aurel yg di sebuah tempat yang sepi. Pada awalnya mereka hanya ingin mengambil mobilnya saja, namun karena Aurelie melawan alhasil terjadilah peristiwa naas itu. Dimana akhirnya Aurelie tertusuk pecahan kaca dari jendela mobil milik tersangka yang tak sengaja dipecahkan oleh Aurelie, ketika ia berusaha melawan kedua perampok itu.     

Tuan James yang tak terima begitu saja menuntut penjara seumur hidup untuk para pelaku, ia juga masih menyangsikan tujuan awal para perampok itu. Ia yakin dikedua orang preman itu adalah suruhan rival bisnisnya sehingga ia meminta Andrew untuk melakukan penyelidikan kembali, sebelum kasusnya dinaikkan ke meja hijau. Sebagai polisi yang baik Andrew pun mengikuti permintaan tuan James sebagai pihak korban, akhirnya ia kembali melakukan penyelidikan ulang untuk memastikan kebenarannya sesuai permintaan tuan James.      

"Terima kasih prof, kerja keras anda kali ini benar-benar menyelamatkan rumah sakit ini," bisik Viona pelan disamping profesor William sambil tersenyum.     

"Bukan hanya saya dok, ini atas bantuan anda juga awalnya," jawab Profesor William tanpa ekspresi, kedua matanya masih menatap ke arah Aurelie yang sedang bersiap keluar dari dalam kamar perawatannya.     

"Tapi anda lah yang paling berjasa dalam kasus ini prof," ucap Viona lirih menggoda profesor William.     

"Kejar dan pertahankan cintamu prof," bisik Viona kembali menambahkan perkataannya yang sebelumnya.     

Profesor William yang sedang menatap kearah Aurelie langsung menoleh kearah Viona dengan tatapan tajam, yang kemudian dibalas Viona dengan sebuah senyuman manis.      

"Aku tau apa yang sedang anda rasakan prof, Aurelie pun memiliki perasaan yang sama dengan anda," ucap Viona pelan sambil menepuk pundak Profesor William, tak lama kemudian ia berjalan mendekati Aurelie yang bersiap naik ke kursi roda yang sudah disediakan oleh sang ayah. Tuan James sejak pagi sudah standby dan tak sabar ingin mengajaknya pulang ke rumah yang sudah ia sewa di Ottawa sebelum kembali ke Meksiko.      

Profesor William hanya bisa menatap Viona dalam diam tanpa berbicara apapun, ia seperti kehabisan kata-kata saat ini karena tak menyangka Viona akan tau tentang perasaannya pada Aurelie yang sudah sekuat tenaga ia sembunyikan dari siapapun. Namun saat mengingat kembali perkataan Viona yang sebelumnya ia tersenyum, karena senang ternyata Aurelie juga memiliki perasaan yang sama seperti dirinya.      

Lambaian tangan Viona membuat profesor William datang ke arah ranjang Aurelie, dengan cepat profesor William membantu Aurelie turun dari ranjangnya dan duduk di kursi roda yang sudah di siapkan oleh tuan James. Mereka lalu berjalan menuju ke lobby dimana mobil tuan James sudah menunggu, sesampainya di depan mobil dengan siap profesor William menggendong Aurelie masuk kedalam mobil. Wajah Aurelie merah padam saat digendong profesor William, ia hanya bisa diam sambil mencium aroma parfum maskulin profesor William yang selama hampir sepuluh hari ini ia hidup setiap hari.     

"Terima kasih," ucap Aurelie lirih.     

"Ini sudah jadi tugasku nona," jawab Profesor William dengan cepat.     

"A-apakah kita bisa bertemu lagi?" tanya Aurelie lirih.     

"Tentu, setelah ini anda masih harus melakukan check up rutin nona," jawab Profesor William terbata.     

"Oh begitu, baiklah," ucap Aurelie kecewa.     

Profesor William yang sebenarnya paham dengan arah pembicaraan Aurelie berusaha menahan dirinya agar tak kelepasan bicara, pasalnya di belakang mereka ada tuan James yang berbincang dengan Viona dan Profesor Diego dan teman-temannya yang akan kembali ke negara tempat mereka bertugas.     

"Terima kasih tuan James, karena anda kami bisa bertemu lagi dengan Angel," ucap Diego pelan sambil berjabat tangan tuannya Taylor James Luther.      

"Sama-sama Professor Diego, saya hanya melakukan sedikit bagian saya. Karena saya tau bahwasanya kalian pasti saling merindukan setelah berpisah lama satu sama lain," jawab tuan James sambil tersenyum.      

"Iya tuan, terima kasih atas kesempatan yang anda berikan ini. Kalau tidak ada anda mungkin saya tidak akan bertemu dengan teman-teman kuliah saya yang sudah sangat hebat ini," imbuh Viona dengan cepat.     

"Akh dokter Angel, jangan begitu ini bukan apa-apa atas semua yang anda lakukan pada saya dan anak saya. Jadi anda jangan sungkan, saya tau kalau teman-teman anda ini merindukan anda setelah anda memutuskan untuk berhenti bekerja di rumah sakit yang ada di Inggris," sahut tuan James merendah.     

Viona hanya tersenyum mendengar perkataan tuan James begitupula dengan Diego dan yang lain, apa yang dikatakan tuan James adalah fakta. Mereka memang saling merindukan pasca berpisah lama dan memilih bekerja di rumah sakit masing-masing.      

Saat yang lain sedang berfoto bersama Diego mengajak Viona bicara empat mata di dekat mobil yang akan membawa Diego ke bandara.     

"Aku senang bisa bertemu denganmu Angel, walaupun aku sebenarnya kecewa saat tau kau sudah menikah," ucap Diego jujur.     

"Semua orang pasti akan menikah Diego, kau juga harus menikah. Apa lagi yang kau tunggu, kau sudah punya semuanya Diego…"     

"Aku menunggumu, aku menantikanmu hadir kembali dalam hidupku sampai aku tak tau kalau kau sudah menikah," sahut Diego dengan cepat memotong perkataan Viona.     

Viona langsung terdiam mendengar perkataan Diego, ia sebenarnya tau kalau temannya itu menyimpan rasa pada dirinya. Namun ia tak menduga kalau Diego akan mengatakan itu secara langsung pada dirinya.     

"Aku sudah menikah Diego, aku adalah wanita yang sudah memiliki suami jadi kakak bisa mengharapkan aku untuk kembali lagi dalam hidupmu. Kau berhak bahagia dengan wanita yang lain," jawab Viona dengan cepat sambil melepaskan tangan Diego yang mencengkram tangannya.     

"Aku tau kalau kau pasti akan menolakku seperti ini Angel, namun aku lega akhirnya aku bisa mengatakan semua isi hatiku padamu. Saat ini aku hanya bisa berdoa semoga pernikahanmu dengan tuan kaya raya itu langgeng dan tanpa ada masalah apa pun, ingat Angel disaat pria itu membuatmu sedih maka aku siap untuk membahagiakanmu. Hubungi aku maka aku akan dengan senang hati datang dan menjemputmu," sahut Diego penuh harap.     

Viona hanya tersenyum mendengar perkataan Diego, mereka akhirnya berpisah karena mobil yang membawa Diego dan teman-temannya yang lain akan segera berangkat menuju bandara bersamaan dengan mobil tuan James yang membawa Aurelie pulang ke rumah sewa mereka yang ada di Ottawa.      

Profesor William masih berdiri di tempatnya melihat mobil tuan James perlahan meninggalkan area rumah sakit, Viona hanya tersenyum melihat sahabat suaminya itu sedih. Ia kemudian memberikan sepucuk kertas pada Profesor William.     

"Apa ini?" tanya Professor William bingung.     

"Itu dari Aurelie, anda buka saja sendiri," jawab Viona pelan sambil meninggalkan profesor William menuju ke dalam rumah sakit.     

"Ini…"     

"Love letter from Aurelie," ucap Viona dengan cepat memotong perkataan Profesor William.     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.