You Are Mine, Viona : The Revenge

Sadarnya Aurelie



Sadarnya Aurelie

0Viona sampai di rumah sakit tepat jam 9 pagi di mana jadwal kerjanya dimulai, ia tak ikut briefing pagi karena ia masih bertanggung jawab atas kondisi Aurelie. Kondisi Aurelie sudah semakin membaik, tadi pagi saat membuka ponselnya ia dikejutkan dengan pesan yang dikirimkan oleh Profesor William yang mengatakan kalau Aurelie sudah membuka kedua matanya. Ia juga sudah merespon gerakan tangan yang ia lakukan untuk mengetes organ penglihatan Aurelie berfungsi atau tidak.      

"Are you ok?" tanya Fernando pelan pada Viona saat melihat Viona memijat pinggangnya.     

"Kau yang tahu apa yang sedang aku rasakan saat ini," jawab Viona ketus sambil terus memijat pinggangnya.     

Fernando terkekeh mendengar perkataan istrinya, tadi pagi ketika mereka bangun dan sudah selesai mandi Fernando kembali membuat Viona kelabakan. Ia seperti belum puas atas apa yang ia sudah lakukan pada Viona tadi malam, Viona yang sebenarnya sudah sangat lelah tanpa tenaga tak bisa menolak apa yang Fernando lakukan. Ia akhirnya hanya bisa pasrah menerima benih-benih cinta suaminya yang kembali memasuki tubuhnya setelah berbagai macam gaya bercinta, setelah itu mereka kembali mandi bersama kembali untuk kedua kalinya. Alhasil saat ini pinggang Viona benar-benar sakit, seluruh tubuhnya pun sama. Kalau bukan karena Aurelie yang sudah sadar mungkin ia tak akan berangkat ke rumah sakit, namun berhubung Aurelie sudah sadar maka mau tak mau ia harus datang melihatnya.     

Viona berjalan perlahan menuju ke dalam rumah sakit bersama Fernando yang membantunya berjalan menaiki tangga, staf yang melihat mereka nampak tersenyum karena iri melihat kemesraan mereka berdua padahal sebenarnya Viona sedang kesulitan berjalan karena seluruh tubuhnya terasa sangat sakit.      

"Dokter anda datang juga," pekik tuan James dengan keras ketika melihat Viona datang.     

"Pagi tuan, maaf telat,"jawab Viona sambil tersenyum.     

"Tidak dok, anda tidak telat. Baru saja para Profesor masuk ke dalam ruangan Aurelie, mereka ingin memastikan kondisi Aurelie kembali," ucap tuan James dengan mata berbinar-binar sambil memegang kedua tangan Viona yang berdiri di samping Fernando, ia sangat bahagia sekali karena putrinya sudah sadar dan kondisinya jauh lebih baik daripada terakhir ia melihatnya tadi malam.      

"Kau beruntung Fernando memiliki seorang istri luar biasa seperti dokter Angel karena tidak ada wanita yang sesempurna dirinya. Pintar, cantik, baik hati dan luar biasa," imbuh tuan James memuji Viona.     

"Tentu saja tuan Taylor, karena itulah aku ingin selalu ada disampingnya. Memastikan tak ada pria lain yang mencoba mencurinya dari sisiku," jawab Fernando pelan sambil melingkarkan tangannya secara posesif di pinggang Viona.     

Tuan James tersenyum mendengar perkataan Fernando, ia tiba-tiba teringat dengan mendiang Jacob Grey Willan yang dulu juga sangat posesif kepada seorang wanita yang ia cintai. Wanita yang tak lain adalah ibu kandung Fernando, walaupun ia harus merebutnya dari sang kakak kandung.      

"Kau benar-benar putra seorang Jacob Grey Willan nak Fernando, sikap dan perilaku kalian sama persis," ucap tuan James tiba-tiba sambil tertawa kecil.     

"Tentu saja, aku kan anaknya," sahut Fernando berkelakar.     

Mendengar perkataan Fernando membuat tuan James tertawa terbahak-bahak yang kemudian ikut disusul Fernando yang juga tertawa, hanya Viona sendiri yang tak mengerti dengan arah pembicaraan dua pria yang ada di hadapannya. Ia kemudian memilih masuk ke dalam ruang perawatan Aurelie untuk melihat sendiri perkembangan Aurelie, yang mana di dalam ruangan Aurelie sudah ada Profesor William, Profesor Frank dan Profesor Dexter bersama dokter Robert yang ikut membantu Profesor William menjaga Aurelie selama beberapa hari terakhir ini.     

Saat melihat Viona masuk Profesor William tersenyum lebar, ia senang karena saran yang diberikan oleh Viona ternyata sangat membantu penyembuhan Aurelie. Walaupun Viona tidak ada di samping Aurelie namun ia terus memantau dan memberikan saran kepada Profesor William dalam penanganan Aurelie.     

Perlahan Viona mendekati Aurelie dan melihat bekas sayatan pisau bedahnya di dada Aurelie,  senyumnya mengembang ketika melihat luka di dada Aurelie sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya.     

"Kau akan segera sembuh," ucap Viona pelan sambil membelai rambut Aurelie.     

"Terima kasih," jawab Aurelie tanpa suara.     

"Ini sudah kewajiban kami," sahut Viona pelan sambil menyeka air mata yang keluar dari sudut mata Aurelie.     

Aurelie tersenyum mendengar Viona, ia lalu melirik kearah Professor William yang sejak tadi menatapnya tanpa berkedip. Viona yang menyadari arah pandangan Aurelie tersenyum, ia lalu memperkenalkan para profesor yang ada di ruangan itu. Walau Aurelie belum bisa bicara namun dari bahasa bibirnya terlihat jelas kalau ia mengucapkan kalimat terima kasih pada para profesor yang disebutkan Viona satu persatu padanya.     

Tak lama kemudian ketiga profesor itu keluar dari ruangan Aurelie karena Viona akan melepas kateter yang ia pasang pada Aurelie kemarin, setelah berhasil melepaskan kateter dari Aurelie dengan cepat Viona memakaikan Aurelie popok dewasa. Walau bagaimanapun ia masih belum bisa pergi ke kamar mandi sendiri, oleh karena itu Viona memasangkannya popok sebagai ganti kateter yang sudah dilepas      

"Profesor William yang merawatmu selama beberapa hari ini, beliau yang bertanggung jawab penuh atas dirimu," ucap Viona pelan pada Aurelie yang sedang tersipu malu karena Viona melihat tubuhnya tanpa menggunakan celana dalam.     

"Dia masih single," imbuh Viona lirih menggoda Aurelie.     

"D-dokkterrrr…" suara Aurelie terdengar sangat pelan ketika mendengar perkataan Viona yang terakhir kali.     

"Iya iya...maafkan aku, aku tak akan menggodamu lagi," sahut Viona sambil terkekeh, ia tau Aurelie tersipu mendengar perkataannya.      

Tak lama kemudian Viona sudah selesai mengurus Aurelie, ia bahkan sudah menyeka tubuh Aurelie menggunakan handuk basah. Ia tau Aurelie sudah tidak nyaman pasca empat hari berbaring di tempat tidur tanpa pergi ke kamar mandi, sebagai sesama perempuan ia menyadari hal itu dengan baik.     

"Kau sudah lebih nyaman bukan?" tanya Viona pelan sambil menyelimuti Aurelie menggunakan selimut yang baru.     

"I-iya dok, terima kasih," jawab Aurelie tanpa suara.     

"Istirahatlah dua hari kedepan kalau kondisimu semakin membaik mungkin kau sudah bisa dipindahkan ke ruang perawatan biasa, papamu pasti sangat senang melihatmu sudah jauh lebih baik seperti ini. Aku harap kau juga cepat sembuh," ucap Viona pelan sambil merapikan semua barang-barang Aurelie yang ia ganti sebelumnya ke dalam sebuah boks yang sudah di sediakan sebelumnya.     

Aurelie menganggukan kepalanya perlahan mendengar perkataan Viona, perlahan kedua matanya terpejam karena obat yang Viona suntikkan di selang infusnya mulai bekerja. Melihat Aurelie tertidur Viona kemudian berjalan keluar setelah meletakkan boks yang berisi selimut kotor di sebuah tempat khusus yang akan diambil petugas.     

Ketika baru melangkahkan kakinya keluar dari ruang perawatan Aurelie tiba-tiba langkah Viona terhenti saat melihat Andrew sudah ada dihadapannya, ia berdiri bersama beberapa orang polisi lainnya dan nampak sedang berbicara pada Fernando dan tuan James beserta para profesor yang tadi keluar dari ruangan Aurelie.     

"Dokter Viona," sapa Andrew pelan saat melihat Viona, Fernando yang berdiri di samping tuan James langsung menoleh ke arah Viona yang baru saja dipanggil Andrew.     

"Andrew…"      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.