You Are Mine, Viona : The Revenge

Satu almamater



Satu almamater

0Jam lima pagi Viona terbangun ketika merasakan tenggorokan sangat kering, saat akan bangun ia merasakan ada tangan besar yang melingkar di perutnya dan membuatnya sulit untuk bergerak.      

"Fernando kenapa kau membuka semua pakaianku," ucap Viona pelan saat menyadari dirinya dalam keadaan telanjang bulat dipelukan Fernando yang juga tidak memakai apa-apa, di bawah selimut tebal yang menutupi tubuh mereka berdua.     

Saat akan melepaskan diri dari pelukan sang suami Viona merasakan kejantanan Fernando sudah kembali on fire dan menyentuh bokongnya, darahnya kembali berdesir saat mengingat apa yang mereka lakukan terakhir kali di dalam mobil sebelum memutuskan untuk pulang tadi malam. Tanpa sadar Viona menyentuh kedua payudaranya yang sudah penuh dengan tanda merah keunguan bekas keganasan Fernando, senyumnya tersungging saat mengingat apa yang Fernando lakukan di dalam mobil.     

Tubuhnya tiba-tiba terasa panas karena sisi lain dalam jiwanya bergejolak, karena tak mau membuat Fernando sadar kalau ia tengah terangsang Viona kemudian turun dari ranjang dan segera berlari menuju kamar mandi untuk mendinginkan kepalanya. Walau hari masih sangat pagi Viona memilih mandi dengan air dingin untuk membantunya memadamkan api dalam dirinya yang sudah menyala, terus menerus disentuh Fernando selama satu hari terakhir ini membuatnya menjadi sedikit liar.     

Saat ia akan menyentuh kran air untuk menyudahi acara mandi paginya tiba-tiba tangan Fernando meremas kedua payudaranya dari belakang yang sontak membuat Viona terperanjat dan hampir berteriak.     

"No...jangan berteriak aku belum mulai babe," bisik Fernando lirih dibelakang telinga Viona yang sudah basah kuyup.     

"Fernando stop, ini sudah pagi akhhh...aku harus ke rumah sakit," jawab Viona pelan, tubuhnya lemas bersandar pada Fernando yang sedang berdiri di belakangnya sambil memilih-milih puting payudaranya.     

"Satu kali lagi, untuk penyemangat pagi," ucap Fernando lembut, ia menjulurkan lidahnya menyusuri leher belakang Viona. Fernando tau kalau tengkuk adalah bagian sensitif Viona yang lain setelah vagina yang spot favoritnya.     

Setelah berkata seperti itu Fernando kemudian berlutut di depan Viona dan langsung melakukan apa yang biasa ia lakukan kepada Viona, Fernando menjulurkan lidahnya menyelusuri setiap inci bagian tubuh sang istri yang paling sensitif itu, ia selalu tergila-gila ketika merasakan cairan cinta yang keluar dari vagina istrinya. Oleh karena itu ia pasti akan melakukan itu sebelum bercinta sama seperti apa yang akan ia lakukan pagi ini, Viona hanya bisa bersandar pada dinding dengan berpegangan pada kran air menggunakan satu tangan sedangkan tangan lainnya ia gunakan untuk menjambak rambut Fernando yang sedang asik menikmati vaginanya.     

"Come on...keluarkan cairan cintamu babe, aku menginkannya," ucap Fernando parau sambil menyesap kuat klitoris pink Viona yang ia raih menggunakan lidahnya.     

"Fernando aku lelah...stop jangan buat aku akhhhh…."     

Meski mulut Viona berkata tidak namun tubuhnya memberikan respon lain, ia mengalami orgasme pertamanya karena perbuatan Fernando yang selalu tau cara membuatnya cepat mencapai puncak kenikmatan seperti itu. Tanpa menunggu lama Fernando menyapu bersih cairan cinta bening nan hangat itu dengan lahap, suaranya saat menyesap labia mayora Viona pun terdengar sangat jelas. Tubuh Viona bergetar hebat saat merasakan sentuhan Fernando yang luar biasa itu, ia hampir kehilangan keseimbangan kalau saja Fernando tak langsung bangun dan melepaskan satu kaki Viona yang tadi ia angkat dan ia letakkan di atas pundaknya saat sedang eating pussy.     

Senyum Fernando merekah saat melihat wajah Viona yang sudah bersemu merah, ia lalu mengajak Viona masuk ke dalam bathtub untuk melanjutkan permainan intinya. Sama seperti di dalam mobil tadi malam Fernando masih mengungkap Viona yang ada diatas tubuhnya, ia ingin mengajarkan Viona agar mahir dalam berbagai posisi bercinta. Berada diatas tubuh Fernando naik turun membuat seluruh Viona yang tadi basah karena air kini berganti dengan keringat, ia benar-benar kepayahan mengikuti kemauan Fernando yang selalu tak puas ketika bercinta. Tak begitu lama kemudian tubuh Viona menegang, ia kembali mencapai puncak kenikmatan untuk yang kedua kali. Fernando kali ini membiarkan cairan cinta keluar begitu saja tanpa ia nikmati, ia membiarkan cairan hangat itu membasahi kejantannya yang sepenuhnya tenggelam dalam surga kenikmatan Viona yang sedang berdenyut-denyut memberikan sensasi luar biasa padanya.      

Setelah merasa Viona siap untuk permainan inti Fernando kemudian merebahkan tubuh sang istri dalam bathup, ia membuka lebar kedua kaki sang istri dan mengambil posisi ditengah dan kembali menghunuskan kejantannya ke dalam vagina Viona dalam satu gerakan.     

"Hard Fernando…hurry up!!" ceracau Viona, ia benar-benar sudah tak bisa menahan dirinya lagi.     

"Fernando cepat aku akhhhh…."      

"No tunggu aku, kita keluar bersama babe akhh.. "      

Fernando berteriak bersamaan dengan Viona saat mengalami puncak kenikmatan, ia kembali menyemburkan jutaan benih ke dalam rahim Viona seperti yang ia lakukan tadi malam dua kali di mobil. Walaupun tubuhnya terasa sangat lemas setelah bercinta namun entah mengapa ketika akan memulai lagi pemainnya ia seperti punya tenaga ekstra yang langsung terisi penuh.     

Bathup kamar mandi kembali menjadi saksi pergulatan cinta keduanya sampai terkulai, kedua mata Viona terpejam dengan nafas naik turun. Kedua kakinya pun sudah diturunkan dari pinggiran bathup oleh Fernando, ia kini berbaring di bathtub dalam pelukan Fernando yang sama-sama sedang kelelahan.     

"Tidurlah sebentar, setelah itu kita berangkat ke rumah sakit bersama," ucap Fernando pelan.     

"Iya, seluruh tubuhku seperti tak bertulang rasanya," jawab Viona terbata.     

Mendengar perkataan sang istri membuat Fernando mengeratkan pelukannya, ia merengkuh Viona lebih kuat lagi. Sebuah gerakan yang menunjukkan kalau ia sangat takut kehilangan Viona, tak lama kemudian Viona pun terlelap dalam pelukan Fernando didalam bathup yang kering.     

Rumah sakit Global Bros     

Suasana dirumah sakit sedikit kacau karena kedatangan beberapa orang dokter muda yang memaksa untuk memeriksa Aurelie Luther, mereka bersikeras ingin memastikan kondisi putri tunggal tuan Taylor James Luther secara langsung. Namun keinginan mereka tak bisa dilaksanakan karena Profesor Dexter melarangnya.     

"Aku adalah seorang Profesor muda dari sebuah ruang sakit ternama di Mexico dan saat ini aku bertindak sebagai salah satu dokter yang menangani Tuan Luther, jadi saya juga berhak dan memiliki kewajiban untuk memeriksa keadaan nona Aurelie," ucap seorang dokter pria muda dengan suara keras di hadapan Profesor Dexter.     

"Saya tahu anda adalah seorang dokter namun anda juga pasti tau setiap rumah sakit mempunyai peraturan yang berbeda, sangat aneh rasanya jika anda tiba-tiba datang ke rumah sakit kami untuk memeriksa pasien yang sedang ditangani oleh dokter kami," jawab Profesor Dexter tanpa rasa takut.      

"Saya paham dengan peraturan di rumah sakit ini, disini saya berbicara tentang kewajiban saya sebagai salah satu dokter pribadi keluarga Luther. Saya memiliki hak untuk memastikan kondisi kesehatan nona kami," sahut sang dokter muda itu tak mau mengalah.     

Prok     

Prok     

Prok     

"Jadi ternyata alumni dari Cambridge university memiliki sikap seperti ini,"ucap Profesor Frank sambil bertepuk tangan mengalihkan perhatian semua orang yang sedang bertengkar di depan lorong ruang perawatan Aurelie.     

"Siapa anda, darimana anda tau saya alumni Cambridge university…"     

"Oscar is that you?!" pekik seorang wanita dari arah belakang membuat semua orang menoleh ke arah sumber suara.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.