You Are Mine, Viona : The Revenge

Save me



Save me

0Di dalam kamar mandi Viona hanya bisa pasrah ketika Fernando memandikannya tanpa melakukan apapun, ia masih sangat lelah setelah mendapatkan orgasme pertamanya Setelah sekian lama tak merasakan itu lagi kedua kakinya masih sangat lemas untuk sekedar berdiri saja pun ia belum mampu. Fernando yang menyadari bahwa Viona juga sudah lama tak bercinta nampak tersenyum ia yakin kalau istrinya itu saat ini sangat kelelahan.     

"Aku membencimu," ucap Viona lirih sambil menatap Fernando yang sedang membasuh tubuhnya dengan air  dari depan.     

"Aku tau," jawab Fernando tanpa rasa bersalah.     

"Pergilah aku bisa mandi sendiri," usir Viona ketus sambil membuang wajahnya agar tak berhadapan dengan Fernando.     

"Sudah lama kita tak mandi bersama sayang, jangan mengusirku pergi," sahut Fernando dengan cepat sambil melepaskan semua pakaiannya di hadapan Viona tanpa rasa malu, ia kemudian mandi dibawah guyuran air shower yang tak jauh dari bathtub dimana Viona berada.     

Melihat Fernando sibuk dengan dirinya Viona pun bergegas, ia ingin menyudahi acara mandi malamnya itu. Ada dalam satu kamar mandi yang sama dengan Fernando membuatnya dalam bahaya, ia yakin Fernando akan melakukan hal yang lebih jahat lagi dibanding tadi saat mereka di dalam lift. Memikirkan hal itu membuat Viona gelisah, ia mengutuk dirinya sendiri yang mencapai orgasme secepat tadi.      

Tak lama kemudian Fernando terlihat menyudahi acara mandinya begitupula dengan Viona yang juga sudah membalut tubuhnya dengan handuk, ia langsung berjalan keluar kamar mandi saat Fernando sibuk mengeringkan rambutnya. Viona berhasil melewati Fernando yang masih sibuk dengan dirinya sendiri, setelah keluar dari kamar mandi Viona langsung berlari menuju ke kamarnya dengan cepat dan langsung menguncinya dari dalam supaya Fernando tak bisa masuk.      

"Fernando jahat, beraninya ia ingkar janji," gerutu Viona lirih sambil melepaskan handuknya begitu saja ke lantai dan menatap dirinya yang telanjang di depan kaca besar yang ada di hadapannya.     

Viona menyentuh tubuhnya yang tadi disentuh Fernando, ia menyentuh titik paling sensitifnya yang masih tertutup bulu-bulu tipis yang ia rawat dengan baik. Wajah Viona tiba-tiba memerah saat mengingat Fernando menjilati area itu, hanya Fernando lah orangnya yang mau melakukan itu padanya dan hanya Fernando lah satu-satunya pria dalam hidupnya. Mengingat apa yang dilakukan Fernando membuat tubuhnya gemetaran, ia kemudian memutuskan untuk memakai baju dan pergi tidur untuk menenangkan dirinya. Besok pagi ia masih harus bekerja karena ada jadwal pagi.     

"Sepertinya aku memang tak usah memakai rok lagi, Fernando terlalu berbahaya," ucap Viona dalam hati, ia menyadari kesalahannya yang berani memakai pakaian sedikit terbuka di hadapan suaminya yang sedang kelaparan itu.     

Karena sudah terlalu lelah Viona akhirnya tertidur ia tertidur dengan masih memikirkan kejadian tadi di dalam lift, tanpa Viona tahu Fernando berhasil membuka kunci kamarnya dia saat ini berdiri di hadapan Viona yang sedang tidur meringkuk memeluk bantal dengan selimut besar menutupi tubuhnya.     

"Terima kasih sudah kembali padaku babe, aku tak bisa membayangkan bagaimana aku melanjutkan hidup tanpa kehadiranmu lagi," ucap Fernando lirih sambil berjongkok di samping ranjang dimana Viona sudah tertidur pulas.     

Fernando akhirnya meninggalkan kamar Viona dan menguncinya kembali supaya tak menimbulkan kecurigaan pada Viona, ia tak mau Viona tau kalau ia sudah bisa membuka kunci kamarnya itu dengan sangat mudah. Fernando masih ingin bermain-main dengan sang istri, ia tau kalau sebenarnya Viona juga menginginkan dirinya mengingat desahan Viona tadi di lift saat ia menyentuhnya.     

"Akan aku ikuti permainanmu babe, tapi jangan salahkan aku jika aku menghukummu lagi kalau kau memakai rok lagi. Aku sudah bilang dari dulu jangan memakai rok di hadapan pria lain, tapi kau malah sengaja pergi ke rumah sakit dengan memakai rok sependek itu," ucap Fernando dalam hati, setelah memastikan kalau Viona sudah tidur pulas Fernando kemudian keluar meninggalkan kamar sang istri dan menguncinya kembali dari dalam.      

Tanpa Viona tau sebenarnya Fernando memiliki sebuah pintu rahasia yang ada di sebelah pintu kamarnya, ia bisa membuka kunci dari dalam menggunakan pintu rahasia yang berbentuk kotak kecil yang ada di samping lobang pintu. Sehingga ia bisa memasukkan tangannya dan membuka kunci dari dalam, Fernando sengaja membuat desain seperti itu untuk berjaga-jaga kalau ia lupa mencabut kunci yang masih terpasang di pintu. Dan apa yang sudah ia buat itu ternyata sangat berguna saat ini.      

Karena sudah malam Fernando akhirnya tidur di kamar besarnya dengan senyum bahagia, walaupun ia masih belum bisa menyentuh istrinya secara sempurna namun ia senang karena bisa melakukan apa yang sering ia lakukan dulu pada istrinya itu. Bisa memuaskan Viona dari sisi yang lain membuatnya merasa bangga dan bangga, ia tau kalau Viona adalah wanita pemalu oleh karena itu bisa membuat istrinya orgasme adalah suatu kebanggaan tersendiri baginya.     

"Malam ini hanya permulaan sayang, malam-malam selanjutnya akan kubuat apartemen kita selalu lebih gairah. Aku sudah tak sabar ingin bercinta denganmu Vio," ucap Fernando pelan sambil tersenyum membayangkan ekspresi terakhir Viona tadi saat ia mencapai puncak di lift, tak lama kemudian kedua mata Fernando tertutup. Ia sudah tak dapat menahan rasa kantuknya lagi.     

***     

Di sebuah apartemen yang tak jauh dari rumah sakit Global Bros profesor Dexter sedang memacu tubuhnya diatas Anastasia tunangannya, sejak mereka kembali berbaikan Anastasia memutuskan untuk tinggal bersama profesor Dexter. Ia yang sudah tergila-gila pada profesor muda itu dan memilih meninggalkan Alisha saudara sepupunya dan tinggal dalam satu atap yang sama dengan profesor Dexter.     

"Dexter im coming…" pekik Anastasia keras saat ia mengalami orgasme untuk yang kesekian kalinya.     

"Wait me aarrggghhhhh..."     

Profesor Dexter menyemburkan cairan cintanya lagi dan lagi ke dalam rahim Anastasia, ini adalah ketiga kalinya mereka bercinta sejak pulang dari rumah sakit tadi jam lima sore.     

"Dexter...akhhh aku mencintaimu…"sahut Anastasia terbata-bata, ia masih berusaha mengatur nafasnya pasca mengalami orgasme ditambah saat ini sang kekasih masih betah diatas tubuhnya dan belum mau memisahkan tubuhnya dari tubuh Anastasia.     

Profesor Dexter biasanya memang akan berdiam diri diatas tubuh Anastasia selama beberapa saat menunggu juniornya mengecil sendiri, sambil terus menikmati pijatan vagina Anastasia yang masih berkedut pasca orgasme bersama.     

"Dexter, kau berat…" ucap Anastasia lirih, sudah hampir tiga menit kekasihnya itu masih betah berbaring diatas tubuhnya.     

"Sorry honey," jawab Profesor Dexter dengan cepat sambil berguling ke arah kanan Anastasia dengan cepat, ia lalu memeluk Anastasia erat. Menikmati sensasi skin to skin dengan kekasihnya.     

"I love you Dexter, aku ingin punya banyak anak denganmu," sahut Anastasia pelan.     

"Benarkah?apa kau siap berhenti dari dunia model untuk mengurus anak-anak kita nanti?" tanya Profesor Dexter dengan cepat.Anastasia terdiam beberapa saat setelah mendengar perkataan sang kekasih, cairan hangat tiba-tiba mengenai dada profesor Dexter sehingga membuat profesor itu kaget.     

"Kenapa kau menangis?" tanya profesor Dexter panik.     

"Tolong aku...tolong aku lepas dari jerat Alisha, aku sudah lelah menjadi anak caturnya. Aku tak mau membuat diriku dalam masalah lagi, melihat tuan Fernando marah waktu itu saja aku sudah takut Dexter...bantu aku lepas dari dia hiks hiksss…     

Profesor Dexter menatap Anastasia dengan instens. "Katakan padaku apakah kakak sepupumu itu memiliki niat buruk untuk mendekati Fernando?"     

Anastasia menganggukkan kepalanya perlahan. "Aku rasa begitu, aku sangat mengenalnya dengan baik. Dia selalu mengincar laki-laki kaya dan aku yakin sekali saat ini Tuan Fernando adalah sasarannya."     

"Kau tak usah khawatir, Fernando tidak akan mungkin bisa tergoda wanita lain. Dia terlalu mencintai istrinya, lagipula Alisha bukan level dokter Viona. Fernando tak akan mungkin mau meninggalkan istrinya demi wanita yang tak ada apa-apanya dibandingkan istrinya itu."     

"Kau serius?"     

"Iya, aku sangat mengenal si brengsek itu dan betapa gilanya dia pada dokter Viona."     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.