You Are Mine, Viona : The Revenge

The Wedding 1



The Wedding 1

0Abby duduk di kursi yang ada diruang kerja sang ayah dengan kepala tertunduk, sementara itu dimeja yang ada sudah tersebar beberapa foto Nelly dan Victor Oliveira yang sedang membuntutinya tertangkap kamera anak buah profesor Frank yang bekerja tanpa sepengetahuan mereka.     

"Sepertinya pesta pernikahanmu tak akan bisa dilakukan semewah Aaric dan istrinya, Son,"ucap Fernando pelan sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi.     

Abby menghela nafas panjang."It's ok Dad, aku rasa Nate pun tak akan mempermasalahkannya. Yang terpenting adalah keselamatan semuanya saat ini."     

"Ok, besok pagi kalian akan melakukan sumpah janji setia di rumah saja kalau begitu. Malam ini Daddy akan meminta semua orang bersiap, hanya dihadiri keluarga ini saja sudah cukup, bukan?"     

"B-besok pagi, Dad?"     

"Yes, kenapa memangnya?"     

"Tapi baju pengantin Nate belum selesai, Dad,"jawab Abby panik.     

Fernando langsung mengibaskan tangannya di udara. "Itu masalah kecil, tunggu sebentar."     

Setelah berkata seperti itu Fernando kemudian meraih ponselnya dan terdengar berbicara dengan perancang gaun pengantin Natalie, hanya bisa beberpaa patah kata saja sang desaigner berjanji akan menyelesaikan gaun pengantin itu malam ini juga. Karena Fernando menekan tombol loudspreaker otomatis Abby dan semua orang yang ada dalam ruangan kerja Fernando bisa mendengar apa yang dikatakan sang designer.     

"Ok problem solve, cincin pernikahan kalian sudah siap, bukan?"     

Abby menganggukkan kepalanya merespon perkataan sang ayah. "Cincin kami sudah selesai dua hari yang lalu."     

"Good, kalau begini kau bisa menikah besok pagi,"ucap Fernando pelan sambil tersenyum. "Kalian akan menikah menggunakan konsep alam terbuka dan akan sangat sakral karena hanya dihadiri orang-orang tertentu saja, ini akan menjadi pernikahan yang luar biasa untukmu dan Nate. Percayalah."     

"Aku tak dengan konsep pernikahannya, Dad. Entah itu dihotel atau dihutan sekalipun, yang penting adalah aku dan Nate menikah." Abby menyahut pelan ucapan sang ayag.     

Fernando mengeluarkan kedua tangan dari dalam saku bajunya dan menepuk pundak Abby dengan kuat. "Kau benar-benar putraku, Abraham Alexander Willan. I'm so proud of you."     

"Thanks Dad."     

"Baiklah, sekarang kau temui istrimu katakan padanya untuk bersiap. Tapi tetap rahasiakan soal kakak-kakaknya yang berusaha mencarinya itu, Daddy takut Natalie akan bersedih jika tahu kedua kakaknya mencoba untuk merusak hari bahagianya."     

Abby tersenyum. "Kau tenang saja, Dad. Informasi itu tak akan bocor."     

Setelah berkata seperti itu Abby pun segera pergi dari ruangan kerja sang ayah untuk mengatakan rencana pernikahan yang akan dilakukan besok pagi di hutan kecil yang berada dibelakang rumah pada Natalie, Fernando sendiri langsung memerintahkan semua anak buahnya untuk menyiapkan tempat untuk pengucapan janji suci Abby dan Natalie besok pagi pada semua anak buahnya menggunakan ponselnya.     

"Anda tak usah khawatir Tuan, orang-orang Ruben Oliveira tak akan bisa menjangkau kediaman kita. Saat ini kita sudah memberlakukan sistem berlapis,"ucap Justin pelan melaporkan kondisi terkini pada Fernando.     

"Good job, yang penting saat ini adalah acara besok pagi berjalan lancar. Setelah itu kita pikirkan cara lain untuk menyingkirkan para tikus keparat itu."     

"Siap Tuan." Justin dan Harry menjawab perkataan Fernando dengan kompak.     

Karena masih banyak pekerjaan yang harus diurus dua asisten terbaik Fernando itu pun keluar dari ruang kerja Fernando untuk melakukan tugas lainnya, meninggalkan Fernando sendiri yang sudah duduk di kursi kebesarananya. Diatas mejanya juga sudah tersebar foto-foto kedua kakak Natalie yang mencoba menyabotase mobil yang digunakan Abby dan Natalie dalam berbagai kesempatan, beruntung aksi mereka langsung diketahui anak buahnya. Sehingga hal-hal buruk yang tak diingkan pun bisa dihindari.     

Setelah melakukan banyak pertimbangan akhirnya Fernando memutuskan untuk tak melakuka pesta besar-besaran pada pernikahan putra pertamanya kali ini, tidak ada juga konferesnsi pers seperti yang dilakukan Aaric dan Kate.     

"Aku masih bersabar karena aku tak mau mengacaukan hari sakral putraku, kalau kesabaranku habis maka jangan salahkan aku, Ruben,"desis Fernando penuh emosi.     

****     

Setelah mengetahui kalau pernikahannya dipercepat dan dilakukan di rumah Natalie menjadi lebih pendiam, ia bahkan hanya diam duduk di balkon menatap gelapnya malam. Melihat kondisi Natalie seperti itu membuat semua orang jadi takut untuk mengganggunya, termasuk Viona yang hanya bisa diam menatap calon menantunya itu dari jauh bersama Kate yang sudah memeluknya.     

"Akh akhirnya kau datang, Abby. Masuk dan bicaralah dengan Nate, Mommy khawatir sekali dengannya,"ucap Viona dengan cepat saat melihat Abby mendekat.     

Abby tersenyum. "I know, Mom."     

"Ingat bicara yang baik-baik, tanpa suara tinggi atau kekerasan,"ucap Viona kembali memberi peringatan pada Abby.     

"Hehe...kau tak usah takut, Mom. Aku tak akan mungkin melukai istriku."     

Cup     

Viona memberikan kecupan di kening Abby dengan cepat sambil berjinjit.     

"Mommy percaya padamu, Mommy tinggal ya."     

Abby menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, ia kemudian masuk kedalam kamarnya saat melihat sang ibu dan adik iparnya pergi. Setelah memastikan kamarnya terkunci rapat Abby kemudian berjalan mendekati Natalie yang masih sangat shock dengan apa yang terjadi tadi sore.     

"Hei, apa yang kau lakukan semalam ini di balkon? Mencoba menanti bintang jatuh?"     

Natalie tersenyum kecil mendengar pertanyaan Abby, perlahan ia menoleh ke belakang ke arah Abby yang sudah menyentuh pundaknya.     

"Apa yang sedang mengganggu pikiranmu, hem?"tanya Abby kembali.     

"Maaf, maafkan aku. Seharusnya kekacauan ini tak terjadi pada keluargamu jika bukan aku yang akan kau nikahi, Abby,"ujar Natalie serak.     

Abby yang terkejut dengan ucapan Natalie langsung meraih pinggang wanita itu untuk dipaksa bangun dari kursinya.     

"Kau bicara apa?"     

Alih-alih menjawab pertanyaan Abby air mata Natalie justru mengalir deras membasahi wajahnya. "Aku tahu, Abby. Aku tahu semuanya, kau tak usah menutupinya lagi dariku. Aku tahu siapa orang yang bertanggung jawab atas rentetan kejadian yang menimpa kita beberapa hari ini."     

"Tidak, kau tak usah memikirkan itu. Semuanya sudah diurus dengan baik oleh Daddy dan anak buahnya, orang-orangku juga sudah turun tangan untuk mengurus masalah ini. Jadi aku minta padamu untuk tak berpikir terlalu jauh, ingat besok pagi kita akan menikah."     

Natalie menggerakkan tangannya dan menyentuh wajah Abby dengan lembut. "Apa kau tak menyesal menikah dengan putri seorang penjahat sepertiku, Abby?"     

"Harus berapa ratus kali lagi aku menjawab pertanyaan ini, hem? Apa kau ingin kau menjawabnya di surat kabar? Supaya semua orang bisa tahu jawabanku atas pertanyaanmu itu?"     

"No, jangan gila, Abby. Kau akan membuat semuanya makin kacau,"pekik Natalie panik.     

Abby terkekeh geli. "Kalau begitu kau tak usah lagi memberikan aku pertanyaan yang sama, aku sudah jelaskan padamu kalau aku benar-benar mencintaimu. Keseriusanku menikahimu adalah bukti besarnya cintaku padamu yang sempat kau ragukan waktu itu."     

Mendengar perkataan Abby langsung membuat tangis Natalie semakin keras, ia benar-benar tak bisa berkata-kata lagi. Karena tak tega melihat Natalie menangis Abby kemudian memeluk calon istrinya itu dengan erat, Abby tahu kalau Natalie sangat shock setelah kejadian sabotase yang hampir membahayakan nyawa mereka berdua sore ini.     

Pelaku sabotase pun bisa mereka lihat dengan jelas, meski dengan kumis dan jambang yang cukup lebat baik Natalie dan Abby bisa mengenali Victor Oliveira dengan baik. Victor tadi sore berusaha mencelakai mereka dengan menembak salah satu ban mobil yang mereka naiki.     

"Tak ada satupun orang yang bisa menghalangi pernikahan kita, percayalah,"ucap Abby kembali dengan lembut.     

"Aku percaya padamu, Abby. Aku percaya."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.