You Are Mine, Viona : The Revenge

Cinta tak mengenal darah



Cinta tak mengenal darah

0Fernando keluar menyusul Viona tapi ia sudah tak menemukan jejak Viona di lorong , Fernando berharap bisa menemukan Viona di restoran . Seketika hatinya menjadi tenang saat melihat Viona tengah ada di meja buah ia pun menyusul Viona ketempat yang sama untuk breakfast .     

" hanya buah saja ? " tanya Fernando tiba-tiba yang sudah berdiri dibelakang Viona .     

" tak bisakah kau bersikap normal !!! ini ditempat umum " bisik Viona ketus .     

" okay sorry it's my fault " jawab Fernando sambil mengangkat tangannya ke udara .     

Viona hanya melirik saja ke arah Fernando , ia pun melanjutkan tujuannya untuk mengambil beberapa menu untuk sarapan . Tak begitu lama Viona akhirnya duduk di kursi setelah membawa dua piring yang berisi buah dan pan seer salmon untuk menu sarapannya . Fernando kemudian mengambil kursi dan duduk disebelah Viona dengan menikmati menu yang sama seperti Viona , mereka menikmati sarapan tanpa bicara satu sama lain . Hanya senyum kecil Fernando saja yang mengembang karena menikmati suasana sarapan pagi yang berbeda karena bersama dengan Viona .     

" kita seperti pasangan yang sedang bulan madu sweety " ucap Fernando lirih sambil memasukan fotongan salmon ke mulutnya .     

uhukk uhukkk     

Viona tersedak makanan ketika mendengar perkataan Fernando yang akhirnya membuat Fernando memberikan segelas air putih untuk Viona .     

" pelan !!! " bentak Fernando dengan suara lirih .     

" aku tak meminta makananmu " imbuh Fernando dengan tatapan tajam ke arah Viona yang masih menutup mulutnya dengan sapu tangan .     

" kau yang membuatku tersedak !! " protes Viona membela diri .     

Fernando menaikkan satu alisnya lalu tersenyum lebar ke arah Viona , ia akhirnya sadar kalau ucapannya benar-benar membuat Viona kaget .     

" kenapa ada yang salah memangnya ? " tanya Fernando tanpa rasa bersalah .     

" sudah lah aku tak mau membahasnya " jawab Viona cepat mengalihkan pembicaraan , ia tak mau terjebak dalam perkataan Fernando .     

" dasar kau , hari ini jadwalmu libur kan ? ikut aku pergi ke suatu tempat " ucap Fernando sambil menatap tajam ke arah mata Viona .     

" aku harus merapikan apartementku dan mencari tempat tinggal baru secepatnya karena kalau tidak aku....     

" kalau tidak apa ??? masih ada aku yang akan melindungimu !!! kau tak perlu takut atau khawatir ... yang jelas hari ini kau ikut aku pergi dan aku tak mau di bantah Vio !! " ucap Fernando cepat memotong perkataan Viona sehingga Viona tak berhasil menyelesaikan perkataannya.     

Viona menghela nafas panjang mendengar perkataan Fernando , ia akhirnya menurut dengan ajakan Fernando karena tak mau membuat pria itu marah padanya . Setelah menghabiskan sarapannya Fernando kemudian menggandeng tangan Viona untuk pergi bersamanya sementara Viona hanya bisa pasrah ia tak mau merusak mood Fernando yang sedang bagus itu .     

Fernando meminta Viona masuk ke mobilnya di samping tempat duduk supir karena ia yang akan membawa mobilnya sendiri . Mereka kemudian pergi meninggalkan hotel menuju ke pinggiran kota , saat melewati sebuah florist Fernando menghentikan mobilnya lalu keluar dan masuk kedalam toko bunga itu tanpa mengajak Viona turun . Sepuluh menit kemudian Fernando nampak keluar dari florist dengan membawa satu bucket bunga mawar merah ditangannya , sebuah senyuman terpancar di wajah Fernando .     

Fernando meletakkan buket bunganya dengan hati-hati di kursi belakang setelah itu ia kembali memacu mobilnya pergi ke tujuan awal Fernando , setelah berkendara hampir satu jam akhirnya mobil Fernando berhenti di sebuah tempat yang asing bagi Viona .     

" ayo turun " ajak Fernando pada Viona , ia keluar dari mobil lalu membawa buket bunganya dengan hati-hati .     

" dimana ini ? " tanya Viona penasaran .     

" kau akan tau nanti , ayo jalan " ucap Fernando sambil berjalan masuk ke area taman .     

Viona mengikuti langkah Fernando dengan sedikit berlari , ia merasa kesulitan mengimbangi cara berjalan Fernando yang mempunyai langkah yang lebar . Jantung Viona langsung berdetak lebih cepat saat masuk ke area taman lebih dalam , matanya mulai berkaca-kaca mengetahui tempat yang sedang ia datangi saat ini .     

" hallo sayang selamat pagi , lihat siapa yang datang hari ini " ucap Fernando sambil berjongkok di depan batu nisan yang bertuliskan nama Zevanya Grey Willan .     

" kau pasti sangat senang kan sayang , maaf daddy terlalu lama untuk membawanya menemuimu sayang " imbuh Fernando lirih dengan mata yang sendu sambil meraba-raba batu nisan mungil itu .     

Bruk     

Viona terjatuh di tanah berumput itu dengan tiba-tiba karena kedua kakinya tak mampu menahan berat tubuhnya . Air mata Viona mengalir deras tanpa bisa berkata-kata , matanya menatap penuh kerinduan ke arah batu nisan dimana Zeze kecil tidur untuk selamanya .     

" Ze...ze ... " ucap Viona terbata sambil merangkak pelan ke arah makam Zevanya , Viona tak memperdulikan celananya yang kotor karena perbuatannya .     

" sa sayang ku hiks hiks ..... " tangis Viona akhirnya pecah sambil memeluk batu nisan Zevanya , rasa bersalah dan penyesalannya akhirnya bisa terlampiaskan .     

Viona menangis sejadi-jadinya dimakam Zevanya , penyesalan dan kerinduan pada gadis kecil itu ia tuangkan dalam tangisannya . Berkali-kali Viona memanggil nama Zevanya hingga membuat Fernando pun terlarut dalam suasana itu , Fernando mengangkat wajahnya ke arah langit untuk menahan air matanya yang hampir menetes . Ia berusaha tak menangis dihadapan Viona , Fernando akhirnya memilih duduk di sebuah batu besar yang sengaja ia pesan didekat makam Zevanya .     

Fernando hanya menatap ke arah Viona yang tengah menangisi Zevanya , ia memberikan waktu pada Viona . Walau bagaimanapun mendiang Zevanya kecil dulu sangat menyukai Viona dan karena itu Fernando tak mau menggangu perjumpaan pertama Viona dan Zevanya setelah hampir enam tahun berlalu .     

Setelah kecelakaan menimpa Zevanya dan merebut nyawanya saat itu hati Fernando terluka cukup dalam apalagi ditambah ia kehilangan Viona saat itu ,yang akhirnya membuat Fernando menggila selama dua minggu . Ia tak keluar dari rumah karena hal itu , Fernando hanya menghabiskan waktunya untuk mabuk dan tidur bersama wanita-wanita cantik untuk pelampiasannya . Fernando menggila karena memikirkan Viona yang saat itu tak ditemukan , ia berfikir kalau ia sudah kehilangan Viona juga sampai akhirnya ia tau kalau Natasya lah dalang dari kecelakaan tunggal Zevanya dan otak dari penculikan Viona . Hati Fernando sedikit lega sewaktu mengetahui kalau Viona masih hidup walau ia tak bersamanya lagi , tapi Fernando yakin ia akan bertemu lagi dengan Viona .     

" sudah lah sampai kapan kau akan menangis Vio !! " ucap Fernando pelan sambil menyentuh pundak Viona .     

" aku bersalah pada Zeze , seandainya waktu itu aku tak pergi ke gudang pasti saat ini ia masih ada " sahut Viona menyalahkan dirinya .     

" tak usah menyalahkan takdir !! aku yakin ia sudah bahagia ditempat barunya " ucap Fernando menghibur Viona .     

Viona mengangguk pelan lalu berusaha bangun dari tanah dengan bantuan Fernando , ia menyeka air mata yang membasahi wajahnya .     

" terima kasih sudah membawaku menemui Zeze " ucap Viona dengan terbata .     

" aku hanya ingin menepati janji ku saja pada Zeze " sahut Fernando sambil tersenyum .     

Fernando kemudian mengajak Viona pergi dengan merangkul pinggang Viona karena Viona terlihat masih sangat shock , Vionapun tampak tak menolak perlakuan Fernando .     

" kau tau Vio aku mencintai Zeze sepenuh hatiku walau ia bukan berasal dari benihku " ucap Fernando sambil tersenyum didalam mobil .     

" apa ???!!! maksudmu Zevanya bukan anak kandungmu ? " pekik Viona kaget .     

Fernando justru menikmati kopi hitamnya dengan nikmat tanpa menjawab pertanyaan Viona ,matanya memandang jauh ke arah laut melalui kaca depan mobilnya .     

" jawab Fernando !! siapa ayah kandung Zevanya ? " tanya Viona dengan berteriak karena penasaran .     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.