You Are Mine, Viona : The Revenge

Andrew Jordan Foy



Andrew Jordan Foy

0

Sudah tiga hari berlalu sejak dirinya ditunjuk sebagai asisten profesor Frank hal itu membuat Viona punya kesibukan tambahan selain dia harus tetap melayani pasien dan melakukan operasi , tanpa Viona ketahui pemindahan dirinya menjadi asisten pribadi profesor Frank adalah petunjuk langsung dari Fernando .

Rupanya Fernando sengaja menempatkan Viona di sisi sang adik adalah supaya Viona tak bisa kabur kemana-mana apalagi ia sudah tau kalau profesor Frank juga menyukai Viona , hal ini sengaja Fernando lakukan supaya Viona terikat dengannya dan lebih mudah dia kontrol ketimbang Viona menjadi dokter bedah biasa . Rencananya untuk menjadikan Viona sebagai profesor gagal karena Viona rupanya mengundurkan diri di tahap terakhir dan menjadikan dokter Adam sebagai profesor padahal diatas kertas Viona jauh lebih berkompeten dibanding dokter Adam , tapi karena Viona mengundurkan diri maka dokter Adam secara langsung memenangkan kompetisi itu .

" oh God hari ini aku benar-benar lelah " ucap Viona didalam loker saat ingin berganti pakaian .

" kau pasti sangat kewalahan dok " sahut suster Tina yang simpati pada Viona , ia tau kalau selama ini Viona tak pernah mengeluh .

" luar biasa sus , aku harus belajar lagi dari profesor Frank dan tetap harus bekerja sungguh kepalaku rasanya mau pecah " ucap Viona sambil mengikat rambutnya tinggi dengan gaya ekor kuda .

" sabar dok " sahut suster Tina sambil menepuk pundak Viona .

Viona mengangguk pelan dan melambaikan tangannya karena suster Tina sudah selesai berganti pakaian , sedari pagi suster Tina sudah ribut meminta saran pada Viona  karena ingin pergi berkencan dengan kekasihnya Viona yang belum pernah berpacaran bingung menjawab pertanyaan suster Tina selain hanya bisa mengiyakan semua kata-kata suster Tina .

" semenyenangkan itu kah punya kekasih sampai membuat seseorang semangat itu di jam pulang kerjanya " ucap Viona lirih melihat suster Tina yang berjalan dengan cepat menuju jalan depan karena kekasihnya sudah menunggu dengan mobil Audi warna biru .

Setelah berganti pakaian Viona bersiap untuk keluar namun tiba-tiba langkahnya terhenti saat mendengar suara beberapa orang wanita yang tengah membicarakan dirinya dari lorong sebelah .

" wanita licik bisa-bisanya dia merayu profesor Frank untuk dijadikan asisten "

" ya kau benar bukankah harusnya yang menjadi asisten profesor Frank adalah dokter koas seperti kita "

" pantas saja kalau dokter wanita di rumah sakit ini tak ada yang menyukainya "

" ya kau benar apalagi dokter Ammy dan dokter Louisa mereka sangat membenci dokter Viona "

" tapi sepertinya kita harus berguru padanya supaya karir kita cepat naik seperti dirinya ha ha "

Ha ha ha ha .....

Dada Viona mendadak terasa sesak ketika mendengar perkataan dokter-dokter baru di rumah sakit , para dokter muda yang sangat ramah padanya tiap bertemu rupanya sering membicarakan dirinya dibelakang . Karena tak mau merasakan sakit lebih dalam Viona akhirnya pergi keluar dengan cepat supaya tak kehadirannya tak diketahui oleh para dokter muda itu .

Saat sedang berjalan menuju halte bus tiba-tiba ada mobil Jeep mendadak berhenti didepannya hingga membuat Viona hampir terjatuh karena kaget .

" kauuuu !!! menyebalkan sekali " teriak Viona cepat begitu menyadari bahwa si empunya mobil adalah Andrew .

" he he ayo masuk " ajak Andrew cepat sambil membukakan pintu untuk Viona .

Tanpa menunggu diperintah dua kali Viona langsung masuk ke dalam mobil Andrew , mereka kemudian pergi meninggalkan rumah sakit dengan cepat . Sudah hampir satu minggu Viona tak bertemu dengan Andrew karena perwira polisi itu sedang ada seminar di luar kota bersama atasannya .

" benarkah adik-adikmu ada disini ? " tanya Andrew berulang-ulang untuk memastikan perkataan Viona .

" ini adalah perkataanmu yang ke lima Andrew !!! " jawab Viona sinis sambil menoleh tajam ke arah Andrew yang berdiri disebelahnya ketika sedang antri untuk membeli hotdog .

" aku hanya ingin memastikan Vio " ucap Andrew pura-pura sedih .

Melihat tingkah Andrew yang menggemaskan membuat Viona tertawa , mereka kemudian pergi ke sebuah tempat untuk duduk karena hotdog pesanan mereka masih panas .

" sudah berapa lama mereka disini ? " tanya Andrew sambil membuka kertas pembungkus hotgod yang ada dihadapannya .

" besok mereka kembali ke London tanpa aku " jawab Viona sambil menikmati almond milk nya tanpa ekspresi .

" what do you means ? " tanya Andrew cepat .

" iya tujuan mereka kesini adalah ingin menjemputku kembali ke London tapi mendadak semua rencana harus dibatalkan karena aku ditunjuk sebagai asisten pribadi profesor Frank " jawab Viona panjang lebar .

" uhukk uhukk ... "

Tiba-tiba Andrew tersedak makanan yang baru ia masukan ke mulut hingga membuat Viona harus memberikan almond milk miliknya untuk Andrew minum karena minuman milik Andrew masih panas .

" kau bilang apa Vio ? " tanya Andrew dengan susah payah .

" apanya yang apa ? harusnya aku yang tanya kenapa kau bisa tersedak seperti itu !!! " sengit Viona dengan gemas karena melihat orang sebesar Andrew masih tersedak makanan .

" aku serius Viona !! kau bilang apa tadi ? " tanya Andrew dengan tatapan mata mengkilat .

Viona terdiam mendengar perkataan Andrew ia berusaha mengingat perkataannya yang terakhir sebelum Andrew tersedak .

" oh itu ,iya seperti yang kau dengar tadi dan ini adalah hari ketiga bagiku " ucap Viona cepat begitu menyadari arah perkataan Andrew .

" why ? kenapa bisa kau jadi asisten pria gila itu ? " tanya Andrew sambil mencengkram tangan Viona .

" sakit ... " cicit Viona saat merasakan tangan kecilnya dicengkeram oleh Andrew dengan kuat .

" maaf maaf aku tak sengaja " ucap Andrew cepat sambil melepaskan pegangan tangannya pada Viona , matanya mendadak satu ketika melihat tangan Viona memerah akibat cengkeraman tangannya .

" its oke Andrew tak usah dipikirkan " jawab Viona sambil mengelus kedua tangannya yang terasa sedikit nyeri , bagaimanapun ia tak bisa menyembunyikan rasa sakitnya itu .

Andrew menatap viona dengan pandangan bersalah , ia kemudian mengambil tangan Viona lalu dengan perlahan Andrew melakukan massage di kedua pergelangan tangan Viona .

" kenapa kau tak menolak Vio " tanya Andrew tiba-tiba .

" tak mungkin aku bisa menolak kalau itu adalah perintah langsung dari direktur " jawab Viona cepat.

" tenang Andrew aku bisa menjaga diriku , lagipula aku memilikimu di sampingku lalu apa yang harus aku takutkan ? " tanya balik Viona sambil tersenyum lebar hingga menunjukan deretan gigi putihnya .

Andrew tersenyum mendengar perkataan Viona ia merasa tersanjung karena Viona mengatakan hal seperti itu , tanpa Andrew sadari wajahnya berubah merah ketika mendengar perkataan Viona . Viona yang tengah sibuk membalas pesan dari Jenni pun tak menyadari perubahan wajah Andrew .

" kau harus hati-hati Vio , ingat terus hubungi aku kalau terjadi hal-hal yang mencurigakan " ucap Andrew berulangkali saat sudah sampai didepan apartemen Viona .

" iya pak polisi , aku mengerti " sahut Viona dengan sedikit kesal karena Andrew terus menerus mengulang perkataan yang sama sejak meninggalkan toko hotdog .

Andrew mengangkat kedua tangannya keudara seperti posisi tahanan yang ditangkap polisi merespon perkataan Viona . Melihat ekspresi Andrew membuat Viona tertawa geli ia pun memilih untuk masuk karena hari semakin dingin , ia tak mau hotdog yang sudah ia beli untuk Jenni dan Amina makin dingin .

Melihat Viona masuk ke dalam apartemen yang terlihat aman itu membuat Andrew tersenyum tipis .Ia kagum dengan pilihan tempat tinggal baru Viona kali ini karena apartemen yang dipilih Viona adalah tempat tinggal para ekspatriat yang bekerja di kota dari berbagai negara , sehingga keamanan apartemen ini sangat terjamin .

" bagaimana aku bisa membalas dendam ku kalau kau ada disampingnya Vio " ucap Andrew lirih sambil menatap foto seorang gadis remaja yang tersenyum lebar di dalam foto bersamanya .

Air mata Andrew mendadak mengalir membasahi wajah tampannya saat menatap gambar foto itu , sebuah ingatan masa lalu berkelibat di memorinya dengan sangat jelas .

 Bersambung 


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.