You Are Mine, Viona : The Revenge

Awal semua luka berasal



Awal semua luka berasal

0

Fernando berjalan dengan cepat menuju ruang istirahat para dokter yang ada di dekat ruang loker para staff rumah sakit , pikirannya sudah melayang-layang memikirkan Viona . Di dalam hatinya ia berkali-kali mengumpat dan menyalahkan Frank atas kejadian yang menimpa Viona , ia tau persis siapa Jessica dari hasil laporan anak buahnya yang ia perintahkan untuk mengintai Jessica untuk mencari tahu ada hubungan apa ia dengan adiknya Frank selama setahun terahir ini . Rasa benci Fernando pada Jessica makin menjadi ketika ia akhirnya tau kalau dia lah orang yang menghancurkan apartemen Viona .

Langkah Fernando terhenti ketika sampai di pintu ruang istirahat itu matanya langsung menatap nanar ke arah Frank yang sedang tertidur dengan lengan kanan yang terbalut perban karena terluka sedangkan di ranjang lainnya nampak Viona juga sudah terlelap bersama seorang suster yang menjaganya di pinggir ranjang . Hati Fernando terusik ketika melihat pipi kanan Viona yang tergores sedikit , amarahnya benar-benar bangkit kembali ketika melihat luka yang tak seberapa itu ada dipipi Viona .

" brengsek kau Frank..!! " ucap Fernando dalam hati sambil berjalan ke arah ranjang profesor Frank  , walau ia sedang marah pada adiknya tapi Fernando berusaha tetap bersikap profesional untuk menjaga nama baiknya dihadapan para eksekutif rumah sakit yang sedang berdiri dibelakangnya .

" Frank kau baik-baik saja ? " tanya Fernando pelan sambil menyentuh pundak profesor Frank untuk membangunkannya .

" mmmmm kak kakak kau kenapa ada disini ? " tanya balik profesor Frank dengan kaget yang baru membuka matanya .

" tentu saja aku ada disini bagaimana mungkin aku tetap diam dikantor ketika tau adikku memecahkan kaca untuk menolong dokter yang sedang ditawan pasien yang mengamuk " jawab Fernando dengan nada sedikit meninggi untuk menyindir sang adik .

Frank yang sudah tau maksud pembicaraan Fernando hanya tersenyum tipis sambil berusaha bangun dari tidurnya yang kemudian dibantu oleh Fernando untuk bersandar ke dinding . Frank melirik ke arah Viona yang masih tertidur sementara suster Tina sudah bangun dan nampak kaget ketika melihat banyak orang penting yang masuk ke ruang istirahat , ia kemudian langsung merapikan rambutnya yang sedikit acak-acakan .

" no !! jangan bangunkan dokter Viona " ucap Fernando cepat melarang suster Tina yang akan membangunkan Viona .

" biarkan dokter Viona istirahat , ia pasti shock " imbuh Fernando sambil menepuk paha profesor Frank .

Suster Tina mengangguk pelan lalu tersenyum dan kemudian berdiri di samping ranjang Viona , Fernando kemudian berbicara pada beberapa orang eksekutif yang ada di ruangan itu dengan menunjuk ke arah profesor Frank dan Viona . Para eksekutif itu kemudian mengangguk pelan lalu tak lama kemudian mereka pergi meninggalkan ruangan itu tanpa Fernando yang masih ingin berbicara pada adiknya .

" kau boleh pergi suster " titah Frank pada suster Tina yang masih berdiri didekat Viona .

"  baik prof " jawab suster Tina dengan cepat , ia kemudian pergi keluar meninggalkan ketiga orang itu di dalam ruang istirahat .

Sepeninggal suster Tina langsung membuat Fernando mengeluarkan sifat aslinya , ia langsung melayangkan satu pukulan ke wajah profesor Frank sehingga membuat bibir profesor Frank pecah dan mengeluarkan darah .

" aku benar-benar akan membunuhmu Frank jika kau tak bisa mendidik jalang gilamu itu dengan baik !!! " ucap Fernando dengan nada meninggi .

" apa maksudmu kak " tanya profesor Frank pura-pura tak mengerti arah pembicaraan sang kakak .

" kau tau kan kalau jalangmu itu yang meneror Vionaku , dia hari ini bahkan berusaha melukai Viona secara terang-terangan bukan !! " jawab Fernando dengan mata berapi-api .

" Vionamu ?? sejak kapan dia jadi milikmu kak ? " tanya profesor Frank sambil mengusap darah yang mengalir dari bibirnya .

Grepp

Fernando langsung mencengkram kerah baju yang dipakai oleh sang adik dengan kencang begitu mendengar perkataan adiknya itu .

" kau sudah terlalu lama lepas kendali Frank !! ingat batasanmu  " bentak Fernando didepan wajah profesor Frank .

"batasan apa kak ? kau lah yang sudah merebut semua kebahagiannku sekarang kau juga mau merebut Viona dariku !! " jawab profesor Frank sambil menangkis tangan Fernando yang mencengkram kerah bajunya .

" kau dan Jacob sama saja !! kalian sama-sama gila " imbuh profesor Frank sambil duduk dan kemudian berjalan pergi meninggalkan Fernando bersama Viona , emosinya benar-benar naik ketika Fernando mengclaim kalau Viona adalah miliknya .

Mendengar perkataan Frank membuat Fernando langsung membatu , ia tak menyangka adiknya masih mengingat peristiwa naas yang sudah berusaha ia kubur itu . Sebuah peristiwa yang membuat Frank keluar dari rumah dan hubungan keduanya menjadi hancur yang membuat mereka tak berbicara selama hampir dua tahun , peristiwa kelam yang  terjadi sepuluh tahun lalu yang membuatnya juga membenci Jacob sang ayah . Bahkan ketika ayahnya meninggal ia dan Frank memilih tak hadir untuk melihatnya terahir kali .

Fernando duduk di ranjang yang sebelumnya ditiduri oleh Frank hatinya merasa sakit saat mengingat peristiwa sepuluh tahun lalu , karena peristiwa itulah ia menjadi sangat membenci wanita dan tak pernah percaya akan cinta sampai akhirnya ia melihat Viona enam tahun lalu . Sejak saat itulah Fernando yakin kalau Viona sudah berhasil mengisi kembali ruang hampa di dalam hatinya , dan karena itu pula ia mati-matian mengejar Viona walau ia harus bersaing dengan Frank sang adik .

Fernando berjalan mendekati Viona lalu membelai wajah Viona yang masih terlelap itu ,  tangannya bergetar saat menyentuh luka goresan diwajah Viona . Sebuah senyuman mengembang di wajah Fernando ia mengingat saat-saat indah ketika bersama Viona enam tahun lalu .

" kau hadir mengisi jiwa kosongku Vio karena itu aku tak akan mengijinkan siapapun merebutmu dariku " ucap Fernando lirih lalu mengecup dahi Viona dengan perlahan.

Setelah cukup lama memandang Viona yang masih tertidur Fernando kemudian berjalan pergi meninggalkan ruang istirahat dokter untuk membiarkan Viona istirahat . Ia kemudian berjalan ke ruang para eksekutif dimana kehadirannya sudah ditunggu oleh para petinggi rumah sakit yang lain .

Di ruang kerja pribadi miliknya Frank terlihat sudah membanting semua buku dan hiasan yang ada diatas mejanya hingga ruangannya hancur berantakan , ia merasa sangat marah mengingat perkataan kakaknya . Jessica yang menyakiti Viona justru sudah tak ia fikirkan karena ia sudah benar-benar bertekad untuk membuang Jessica jauh-jauh dari hidupnya . Frank justru marah karena kembali diingatkan akan peristiwa yang membuat hatinya terluka sangat dalam dan membenci Jacob sang ayah , seorang ayah yang harusnya mencontohkan hal buruk justru malah membuatnya sangat membenci ayahnya itu .

" aarrhhhhhh.....brengsek kau Jacob!! kau sudah lama mati kenapa rasa benciku padamu belum menghilang !!! " teriak Frank sambil memukul kaca  yang  tergantung di ruangannya hingga tangannya kembali terluka dan berdarah.

" membusuklah kau di neraka Jacob !!! " umpat Frank berkali-kali sambil melayangkan pukulannya ke kaca yang sudah hancur .

Dokter Ammy yang kebetulan sedang lewat didepan ruangan profesor Frank merasa penasaran ketika mendengar suara benda yang hancur , dengan rasa penasaran ia memberanikan diri masuk ke dalam ruangan profesor muda itu dan jantungnya seketika berdetak lebih cepat ketika melihat ke dalam ruangan profesor Frank yang hancur berantakan itu . Dokter Ammy justru lebih kaget ketika melihat profesor Frank tengah berdiri didepan kaca yang sudah hancur dengan tangan yang kembali berdarah , ia dengan cepat berlari ke arah profesor Frank kemudian membimbing pria  yang  tengah patah hati itu duduk di sofa untuk ia obati tangannya .

Dengan telaten dokter Ammy membersihkan luka ditangan profesor Frank , ia memberikan dua jahitan kecil untuk luka yang cukup dalam di tangan profesor Frank . Setelah tiga puluh menit ia akhirnya selesai membalut luka ditangan profesor idolanya itu .

" terima kasih dan tolong minta seseorang untuk membersihkan ruanganku " ucap profesor Frank sambil bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan pergi meninggalkan dokter Ammy tanpa menoleh sedikit pun .

" baik dok " jawab dokter Ammy dengan setengah berteriak karena profesor Frank yang berjalan cepat itu .

Dokter Ammy memperhatikan kondisi pofesor Frank dengan miris tak lama kemudian ia menghubungi seseorang melalui ponselnya tak lama kemudian datanglah dua orang petugas kebersihan , dokter Ammy kemudian memerintahkan mereka untuk membersihkan ruangan profesor Frank dengan cepat . Setelah berbicara dengan dua orang petugas kebersihan dokter Ammy kemudian memilih untuk pergi walau banyak pertanyaan yang ada di benaknya .

Profesor Frank berjalan menuju ruang isolaasi dimana Jessica di kurung sebuah senyuman muncul diwajah tampannya ketika melihat kondisi Jessica yang cukup kacau , dimana kedua tangan dan kaki Jessica sudah di ikat di atas ranjang . Ia kemudian berjalan ke lift untuk menuju rooftop rumah sakit tempat dimana ia biasa menghabiskan waktu ketika sedang ingin tak diganggu . Sesampainya di rooftop profesor Frank berjalan ke sebuah kursi yang sengaja ia letakkan disana , ia kemudian duduk dan memejamkan matanya mencoba menenangkan pikirannya tapi justru peristiwa naas itu yang kembali berputar di kepalanya .

" kau brengsek Jacob !!!! " teriak Frank pada sang ayah dengan penuh emosi .

" kenapa kau menyalahkan aku saja coba tanya pada gadis busuk itu " jawab Jacob dingin .

" kenapa kau melakukan ini Miranda !! " tanya Fernando berulang kali pada seorang gadis yang tengah terduduk di lantai dengan pandangan kosong .

Frank melihat ke arah Miranda dengan tatapan penuh kebencian , ia mengambil sebotol wine untuk digunakan sebagai alat untuk memukul Miranda tapi berhasil dihalau oleh Fernando yang berhasil merebut botol wine itu dari tangan Frank .

" hentikan Frank kau bisa membunuhnya !!! " hardik Fernando sambil menarik kerah baju Frank .

" jangan hentikan aku kak , pelacur seperti dia harus mati ditanganku kakkk.... " teriak Frank kesetanan mencoba melepaskan diri dari pelukan sang kakak .

Walau sebenarnya Fernando juga marah besar tapi ia bisa menahan emosinya , matanya melirik ke arah sang ayah yang duduk santai melihat ke arah Miranda sambil menikmati cerutu mahalnya tanpa berbicara apapun melihat Frank menggila .

" dia sedang hamil Frank !!! di rahimnya sedang tumbuh keturunan keluarga ini.... " teriak Fernando tiba-tiba .

Bersambung


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.