You Are Mine, Viona : The Revenge

Pria penindas



Pria penindas

0

Sudah tiga hari berlalu sejak peristiwa pemberian cincin Andrew pada Viona di tempat umum namun sejak saat itu pula Andrew tak menghubungi Viona sama sekali begitupun Viona yang tak berani mengambil inisiatif terlebih dahulu , bagi Viona pekerjaan sebagai polisi adalah suatu pekerjaan yang butuh konsentrasi penuh sehingga tak bisa diganggu seenaknya . Oleh karena itu Viona tak mau menghubungi Andrew terlebih dahulu  , akan tetapi ada satu orang yang tak pernah berhenti menggangu Viona yang tak lain dan tak bukan adalah Fernando Grey Willan .

Fernando menghubungi Viona hampir tiap jam walaupun hanya sekedar mengirim pesan biasa yang menanyakan apakah Viona sudah makan sudah tidur dan lain sebagainya , Viona yang tau sifat dan karakter Fernando sebisa mungkin untuk tak memberikan lampu hijau pada lelaki itu .Viona hanya akan membalas pesan dari Fernando satu kali dalam satu hati , akan tetapi tanpa Viona sadari justru karena sikapnya yang seperti itulah Fernando justru makin berambisi padanya .

Viona berangkat ke rumah sakit menggunakan bus seperti biasanya karena Andrew tak menjemputnya lagi , ada sedikit rasa kesal dihatinya karena merasa seperti dicampakkan oleh Andrew .

" hai dok " sapa suster Tina riang saat melihat  Viona datang dari arah pintu masuk karyawan .

" pagi sus " jawab Viona ramah .

" ayo dok kita ditunggu untuk briefing " ucap suster Tina sambil menggandeng tangan Viona .

" duluan saja aku mau ke toilet dulu setelah ganti baju " sahut Viona sambil melepaskan tangan suster Tina dari lengannya .

Mendengar jawaban Viona membuat suster Tina mengangguk pelan lalu berjalan menuju ruang briefing bersama staff lainnya , melihat sang asisten pergi Viona lalu berjalan ke ruang ganti . Viona melepas cincin pemberian Andrew untuk ia letakan di dalam loker , sebagai dokter yang tengah bertugas tidak diperbolehkan memakai perhiasan apapun ditubuh oleh karena itu ia melepas satu-satunya perhiasan yang ia miliki itu .

Setelah berganti pakaian Viona keluar dari loker untuk menuju ruang briefing tapi langkahnya terhenti didepan pintu ketika melihat orang yang tak ingin ia temui justru sudah berdiri manis bersandar ketembok dengan membawa dua gelas coffe americano ditanggapinya .

" morning sweety " sapa Fernando sambil berdiri tegak .

" kenapa sudah ada disini ? " jawab Viona ketus .

" karena aku harus memastikan calon istriku sampai ke tempat kerja dengan selamat " jawab Fernando tersenyum .

Deg ..

Mendengar kata calon istri disebut oleh Fernando membuat diri Viona seperti tersengat sesuatu .

" siapa yang mau jadi istrimu !! " pekik Viona cepat sambil berjalan meninggalkan Fernando .

" hei tunggu setidaknya terima kopi ini , kau harus menghargai pemberian orang yang tulus padamu " ucap Fernando sambil berjalan cepat dan menyusul Viona .

" terima kasih " jawab Viona sambil mengambil gelas kopi yang diberikan Fernando .

" ok kalau begitu aku akan kembali ke ruanganku dan kau selamat bekerja little sweety " ucap Fernando berkelakar sambil berjalan pergi meninggalkan Viona .

" dasar pria kurang ajar !! " sengit Viona dengan jengkel , ia pun berjalan cepat menuju ruang briefing tapi tiba-tiba langkahnya terhenti setelah ia menyadari kalau ia telah salah arah .

" akhh gara-gara Fernando ini !!! " ucap Viona dalam hati sambil berbalik arah dengan setengah berlari .

Dari balik dinding Fernando tersenyum melihat tingkah Viona , ia kemudian mengeluarkan ponselnya dan menuliskan beberapa kata yang akan ia kirim pada Viona . Setelah mengirim pesan ia pun berjalan menuju ruang direktur karena harus membahas program yang akan mereka lakukan dalam waktu dekat ini mengenai penambahan fasilitas rumah sakit .

Saat Viona sampai diruangan rupanya briefing sudah selesai , beberapa dokter nampak tak suka melihat Viona telat . Bahkan dokter Ammy sengaja berbicara keras untuk menyindir Viona bersama teman-temannya yang lain , ia masih sakit hati atas perlakuan Jenni di mall beberapa waktu lalu .

" dokter Viona " panggil profesor Adam tiba-tiba sehingga membuat langkah Viona terhenti .

" iya dok ada yang bisa saya bantu " jawab Viona ramah .

" jam berapa ini , pantas saja anda gagal dalam kompetisi kemarin !! orang yang tak menghargai waktu memang tak pantas menduduki posisi sebagai profesor " celetuk dokter Louisa menyindir Viona .

" lain kali saya harap anda bisa datang lebih pagi dok " ucap profesor Adam dingin .

" maaf dok , saya akan lebih memperhatikan waktu lagi untuk kedepannya " jawab Viona sambil tetap berusaha tersenyum .

Profesor Adam diam mendengar jawaban Viona , ia sadar Viona adalah dokter yang punya kemampuan diatas dirinya . Hanya posisi profesornya lah yang membedakan dengan Viona .

" ada lagi dok ? " tanya Viona membuyarkan lamunan profesor Adam .

" oh tidak silahkan kembali ke ruangan anda " jawab profesor Adam terbata-bata .

Viona menganggukan kepalanya pelan lalu berbalik badan dan berjalan dengan anggun menuju ruang prakteknya diikuti suster Tina , mendengar langkah kaki Viona membuat beberapa dokter muda nampak sedikit terintimidasi . Aura yang dimiliki Viona sungguh dapat membuat orang takut padanya bahkan profesor Adam pun merasakan hal yang sama , andai waktu itu Viona tak mengundurkan diri proses seleksi tentu bukan ia yang menduduki posisi profesor saat ini .

Beberapa dokter wanita yang iri pada Viona makin merasa jengkel , mereka tak suka melihat Viona yang disegani banyak orang termasuk para profesor .

" sudah selesai bergosip ? " tanya profesor Frank yang tibai sudah berdiri disebelah profesor Adam .

" ooohhh tidak prof , maaf prof " jawab para dokter wanita yang tadi menggosipkan Viona dengan terbata-bata .

" segera kembali ke ruang kalian masing-masing " titah profesor Frank lebih lanjut .

Mendengar perkataan profesor senior para dokter wanita dan beberapa orang suster langsung pergi dengan cepat tanpa diperintah dua kali .

" kita semua tau kenapa anda bisa ada di posisi ini saat ini profesor Adam " bisik profesor Frank pelan saat melewati profesor Adam yang tengah menunduk itu .

" maaf prof saya tak mengerti apa maksud anda " jawab profesor Adam dengan suara yang hampir tak terdengar .

Alih-alih menjawab profesor Frank justru tersenyum dan meninggalkan profesor Adam yang tengah kebingungan dan tak mengerti maksud pembicaraan profesor paling tampan dirumah sakit Global Bross itu .

Hari berlalu dengan cepat bagi Viona karena hari ini pasiennya tak terlalu banyak , sehingga ia tak merasakan kelelahan . Bahkan Viona tak mengambil jam makan siangnya tadi karena merasa tak lapar , saat memeriksa ponselnya tiba-tiba raut wajahnya berubah ketika membaca banyaknya pesan dari Fernando disertai panggilan tak terjawab yang jumlahnya hampir ratusan itu sehingga membuat ponselnya kehabisan daya .

" dasar titisan Adolf Hitler " ucap Viona pelan .

" apa dok ? " tanya suster Tina cepat .

" oh bukan aku hanya melihat postingan beberapa teman saja di sosial mediaku " jawab Viona berbohong .

" oh iya saya baru ingat tadi pak Fernando mencari dokter " ucap suster Tina tiba-tiba

" kenapa ? " tanya Viona datar .

" entah dok beliau tak mengatakan apapun , beliau hanya menitipkan saya ini untuk diberikan pada dokter " jawab suster Tina sambil menyerahkan satu kantong kertas besar yang isinya tertutup rapat itu .

" ok thanks " sahut Viona cepat .

" ya sudah dok saya ganti baju dulu ya " ucap suster Tina sambil meninggalkan Viona diruang praktek sendirian .

Viona mengangguk pelan merespon perkataan asistennya itu , setelah melihat suster Tina pergi Viona membuka tas pemberian Fernando . Ia meraih satu buah note yang ada di bagian dalam yang merupakan tulisan tangan Fernando .

" hai swety ,

Malam ini aku akan menghadiri pesta pernikahan temanku , kau harus ikut denganku karena pesta ini tak meriah tanpa kehadiranmu ...

nb : pakai baju yang sudah aku pilihkan ini dan jangan membantah aku tak suka dibantah .

See u soon , ( aku jemput didepan apartemen Kingcastle jam 7 malam )

Fernando , G Willan .

Membaca catatan yang ditinggalkan Fernando untuknya membuat Viona sedikit kaget , karena ia akhirnya mengetahui kalau Fernando sudah tau dimana apartemen barunya .

" aku benar-benar tak bisa sembunyi dari pria menyebalkan itu , bagaimana ia bisa tau aku tinggal dimana saat ini " ucap Viona dalam hati sambil menatap gaun pesta yang cantik dengan satu box yang berisi perhiasan mewah bernilai ratusan ribu dollar itu .

Bersambung


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.