You Are Mine, Viona : The Revenge

Tangis Viona



Tangis Viona

0Mendengar perkataan Andrew membuat Viona begidik ngeri , ia tak menyangka sosok profesor Franklin adalah orang yang sejahat itu . Viona masih tak percaya karena selama ini Frank sudah banyak sekali membantu Viona terutama disaat Viona mencoba kabur dari Fernando .     

" Andrew aku takut " ucap Viona lirih sambil mencengkram lengan teman baiknya itu .     

" tenang Vio aku ada disampingmu " sahut Andrew cepat .     

Viona mengangguk pelan saat berjalan kembali ke apartemen langkah kaki Viona terhenti ketika melihat ponselnya berdering dan terpampang nama pria yang baru saja mereka bicarakan tengah menghubungi Viona .     

Andrew memberi kode pada Viona untuk mengangkat panggilan masuk itu , dengan sedikit ragu akhirnya Viona menerima panggilan telfon dari profesor Frank .     

" hallo vio ... " terdengar suara Frank diujung telfon .     

" iya Frank its me " jawab Viona pelan     

" kau ada dimana Vio ? tadi sewaktu aku mencarimu dirumah sakit kau sudah tak ada, sekarang aku ada didepan apartemen mu kau juga belum pulang , sebenarnya kau ada dimana ? " tanya Frank dengan bertubi-tubi .     

" aku jawab yang mana dulu Frank kalau kau tanya sebanyak itu ? " sahut Viona cepat .     

" kau ada dimana ? aku kesana !! " tanya Frank dengan suara meninggi .     

Viona menaikan satu alisnya meminta pendapat dari Andrew dan saat menjawab tiba-tiba ponselnya mati karena kehabisan daya .     

" syukurlah tuhan membantumu kali ini Vio " celetuk Andrew dengan senyum mengembang ketika melihat ponsel Viona mati .     

Viona tersenyum kecut merespon perkataan Andrew , karena hari sudah semakin dingin akhirnya Andrew mengajak Viona pulang ke apartemennya karena ia merasa Viona tak aman jika pulang ke apartemen miliknya . Viona tak memiliki pilihan lain selain menuruti saran dari Andrew , mereka pun naik mobil dinas kepolisian dan pergi menuju apartemen Andrew yang sebenarnya jaraknya tak jauh dengan apartemen viona . Saat sedang melewati sebuah cafe Viona melihat sosok Amber tengah duduk bersama dengan pria yang ia kenal , mereka terlihat sangat mesra . Karena didalam mobil Viona tak bisa menangkap wajah sang pria yang sedang duduk bersama Amber .     

Tak lama kemudian mereka sampai di apartemen milik Andrew setelah sebelumnya mampir ke sebuah toko pakaian untuk Viona berganti baju saat tidur , Andrew sedang mengiris buah apel ketika Viona selesai mandi ia hanya tersenyum melihat Viona yang sudah memakai kemejanya sehingga nampak kebesaran dipakai oleh Viona .     

" lain kali aku harus membawa plastik ke dalam kamar mandi supaya baju ganti ku tak basah " ucap Viona menyesali kecerobohan nya karena baju yang ia beli tadi jatuh di lantai kamar mandi sehingga basah semua .     

" sudah lah lagi pula kau cocok dengan kemeja itu vio !! tenang itu kemeja baru belum pernah aku pakai karena tak suka warnanya " sahut Andrew sambil mengacungkan satu jempolnya pada Viona .     

Viona menjulurkan lidahnya melihat Andrew memujinya , ia tau temannya itu sedang menertawakan kebodohannya . Viona kemudian bergabung bersama Andrew di dapur dan memakan satu potong buah apel yang sudah di letakkan dipiring oleh Andrew hingga membuat Andrew marah karena hasil mahakaryanya menata buah di piring telah dihancurkan oleh viona . Mereka akhirnya tertawa bersama karena saling ejek , persis seperti pasangan yang baru menikah . Andrew sesekali mencuri pandang ke arah Viona yang sedang memakan buah apel , ada senyuman tulus mengembang diwajahnya ketika melihat Viona .     

Triinggggg...     

Suara ponsel Andrew berbunyi meminta diangkat oleh si empunya , karena trus berdering tanpa henti akhirnya Andrew berjalan ke arah meja dimana ponselnya dan ponsel Viona sedang di isi baterai .     

" siap komandan !!! " ucap Andrew dengan cepat .     

Viona yang sejak tadi memperhatikan Andrew bisa tau kalau orang yang sedang menghubungi Andrew adalah atasannya dikantor , dilihat dari perubahan sikap Andrew yang menjadi sangat kaku .     

" aku harus kekantor Vio ada kasus pembunuhan jadi aku harus kesana , kau tidur saja ya " ucap Andrew dengan setengah berteriak ketika sedang memakai jaket nya di ruang tamunya dengan tergesa-gesa .     

" apakah aku perlu ikut ? aku dokter Andrew aku bisa membantu mengidentifikasi korban di tempat kejadian perkara " ujar Viona sambil berjalan cepat ke arah Andrew .     

Andrew menggeleng pelan sambil memasukan pistolnya kedalam rompi khususnya dibalik jaket .     

" kami sudah punya dokter forensik sendiri Vio , lebih baik kau diapartemenku Vio istirahat dengan nyaman kalau cepat selesai aku pulang kalau tidak nanti aku akan kabari lagi padamu " ucap Andrew pelan menolak permintaan Viona untuk ikut dengannya .     

" aku tak bisa melindungi mu juga disana nanti Vio , terlalu berbahaya ditempat seperti itu untukmu . Kau disini saja ya tunggu aku pulang " imbuh Andrew sambil membelai rambut Viona untuk menghibur Viona yang merasa kecewa karena tak diijinkan ikut oleh Andrew .     

Viona menganggukan kepalanya pelan mendengar perkataan Andrew , ia merasa diistimewakan oleh polisi muda itu . Andrew kemudian mengajak Viona berjalan sampai pintu depan , kemudian ia berpesan pada Viona untuk mengunci rapat pintu dari dalam . Apartemen Andrew adalah apartemen khusus perwira polisi yang masih lajang karenanya ia tak mau ada salah satu temannya masuk ke dalam kamarnya selama ia tak ada oleh karena itu Andrew berpesan pada Viona untuk mengunci rapat pintunya .     

Setelah Andrew menghilang di balik lift Viona langsung masuk ke dalam apartemen Andrew dan menguncinya rapat sesuai petunjuk Andrew .Ia kemudian berdiri dari balik kaca untuk melihat Andrew pergi , setelah Andrew benar-benar pergi dengan mobilnya Viona kemudian duduk di sofa untuk menonton TV kabel acara favoritnya karena merasa bosan . Viona tak berani mengaktifkan ponselnya karena takut di lacak oleh Fernando atau Frank , ia kini punya sepasang kakak adik psyko yang mengincar dirinya .     

Setelah hampir tengah malam Viona merasa sudah mengantuk dan bersiap untuk tidur tapi lagi-lagi perhatiannya teralihkan saat secara tak sengaja melihat sosok Amber tengah berjalan dengan seorang pria muda yang ia lihat melalui jendela kaca di apartemen Andrew . Viona dengan cepat memakai jaketnya dan menyambar tas miliknya lalu memasukan ponselnya dan pergi keluar ia ingin mengejar sang adik untuk berbicara lebih banyak dengan adiknya . Dengan menggunakan topi hitam milik Andrew membuat penampilan Viona tersamarkan , ia berhasil mengikuti Amber pergi ke sebuah klub malam .     

Memasuki klub adalah hal yang tak pernah ia lakukan selama hidupnya tapi kali ini ia terpaksa pergi ketempat itu untuk mengikuti Amber , Viona berhasil melewati penjagaan dengan menunjukan identitasnya ia kemudian berusaha menemukan Amber ditempat penuh sesak itu . Aroma minuman keras dan musik IDM terdengar sangat memekakakkan kedua telinganya , tapi Viona berusaha menahan itu semua karena ingat tujuan utamanya datang ketempat seperti itu . Saat sedang kebingungan mencari sosok Amber dikerumunan orang itu tiba-tiba Viona merasa harus ketoilet untuk buang air kecil , setelah perjuangan panjang untuk menemukan toilet akhirnya Viona berhasil melihat tulisan toilet terpajang di sebuah tembok di pojok ruangan dengan cepat Viona berjalan ke arah toilet .     

" ok sekarang aku bisa melanjutkan untuk mencari Amber " ucap Viona dalam hati ketika keluar dari toilet .     

Viona bersandar di dekat sebuah lukisan dan secara tak sengaja terjatuh kebelakang , ia mengira akan jatuh dilantai tapi rupanya tebakan Viona salah . Kini ia ada didalam sebuah ruangan yang cukup mewah rupanya dinding tempatnya bersandar adalah sebuah pintu rahasia .     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.