You Are Mine, Viona : The Revenge

Claim Fernando



Claim Fernando

Melihat pemandangan indah didepannya membuat Fernando makin menggila ia sudah tak sabar menikmati tubuh indah Viona yang sangat menggoda itu. Dengan satu tarikan Fernando akhirnya bisa membuat Viona hampir telanjang sepenuhnya kalau ia tak menahan penutup dadanya yang ditarik Fernando, melihat keindahan itu membuat Fernando menelan saliva nya berkali-kali, dengan cepat Fernando mendaratkan ciuman penuh nafsu itu secara membabi buta hingga membuat Viona mengerang kesakitan. Ia membuat banyak tanda kepemilikan di sekitar dada Viona dengan sesekali menggigit area dada Viona yang masih sedikit terbuka hingga membuat Viona menjerit kesakitan.

"Aku tau kau menikmatinya sayang, jangan melawan mmmmm " ucap Fernando disela-sela kegiatan sibuknya mencoba membuka pakaian Viona.

"Akhh tuann berhenti akhhh aku mohon aaaw," jerit Viona saat merasakan pundaknya kembali digigit oleh Fernando.

Viona merasakan ada sensasi aneh menjalar didalam dirinya, ada rasa panas di dalam tubuhnya saat menerima perlakuan sensual Fernando ia berusaha mengendalikan dirinya agar tak takluk ditangan Fernando. Viona berhasil mendapatkan celah ketika Fernando melepaskan kuncian dikedua tangannya untuk membuka celana jeans yang ia kenakan, dengan cepat Viona mengangkat lututnya ke atas ke arah pangkal paha Fernando sebagai usahanya terahir ia tau disana adalah titik lemah seorang lelaki tapi sayang rencananya sepertinya dapat dibaca dengan mudah oleh Fernando.

"Kalau kau menendang dibawah sana masa depanmu akan suram sayang," ucap Fernando dingin sambil mencengkram dengan keras lutut Viona.

"Ampuni saya Tuan, saya mohon jangan lakukan ini," pinta Viona menangis sambil menutupi dadanya yang sudah banyak tanda bekas kegiatan Fernando.

"Kau harus membayar semua perbuatanmu selama kabur 6 tahun," sahut Fernando cepat sambil membuka bajunya.

Menyadari ia tak akan bisa melawan Fernando yang sedang di puncak nafsunya Viona dengan cepat mengambil kotak perlengkapan nya dan berhasil menemukan satu buah pisau bedah, dengan berderai air mata Viona mengarahkan pisau bedah itu ke arah pembuluh Vena di tangan kirinya. Melihat hal gila yang akan dilakukan Viona membuat Fernando mundur perlahan menjauh dari Viona ia berusaha menenangkan Viona yang sudah menangis itu.

"No jangan gila Viona, kau orang terpelajar," ucap Fernando sambil mengangkat kedua tangannya ke udara.

"Lebih baik kau bunuh aku daripada kau merendahkan aku seperti ini! Aku bukan pelacur Tuan," teriak viona sambil menangis, harga dirinya sebagai wanita benar-benar sudah di injak-injak oleh Fernando.

Selesai bicara Viona langsung melancarkan aksinya tapi saat akan menekan pisau bedah itu ke tangannya, sebuah tamparan kencang dari Fernando mendarat di pipi Viona hingga membuatnya terpelanting ke belakang hingga kepalanya membentur tembok dan langsung mengeluarkan darah segar hingga membuat Viona langsung pingsan.

Melihat Viona pingsan Fernando langsung berlari menghampiri Viona , ia mengambil jasnya yang sudah ia lempar ke lantai sedari tadi untuk dipakaikan ke Viona yang sudah setengah polos itu .Ia pun segera menelfon dokter pribadinya untuk segera datang ke apartemen milik Viona. Setelah menelfon orang-orangnya Fernando mengangkat tubuh Viona untuk dibawa masuk ke dalam kamar tidurnya, perlahan ia membersihkan darah yang mengalir di wajah gadis malang itu.

Tak bergitu lama masuklah seorang dokter wanita yang sudah berumur bersama berberapa orang bodyguard Fernando yang mengawal, ia langsung masuk ke dalam kamar dimana tuan nomor satu di kota itu berada. Tanpa banyak bicara ia langsung bekerja membersihkan dan menjahit luka di kening Viona, dokter itu juga merawat bekas luka sayatan yang tak begitu dalam ditangan kiri Viona. Fernando hanya diam melihat dokter kepercayaannya itu merawat Viona, setelah menghela nafas panjang akhirnya Fernando keluar dari kamar Viona.

"Bawa dokumen yang sudah aku minta kemarin," titah Fernando pada seseorang di ujung telpon.

Setelah menutup telfonnya Fernando keluar dari apartemen Viona diikuti anak buahnya meninggalkan dokter kepercayaannya merawat Viona yang masih pingsan.

"Tanpa seijin ku tak akan kubiarkan kau melukai dirimu Viona !! wanita Fernando tak boleh memiliki bekas luka sedikitpun ditubuhnya," batin Fernando sambil memasukan ponselnya kedalam saku bajunya saat sudah berasa di dalam mobil mewahnya meninggalkan komplek apartemen khusus dokter itu.

Bersambung 


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.