You Are Mine, Viona : The Revenge

Don't do that



Don't do that

0

Malam itu Viona tidur di rumah profesor Frank di dalam kamar yang sama karena saat Viona tidur sendiri tiba-tiba saja ia berteriak ketakutan hingga membuat Profesor Frank datang kekamarnya dan menenangkan Viona, akhirnya Profesor Frank memutuskan tidur satu ranjang dengan Viona untuk memastikan Viona dapat tidur dengan nyaman.

"Akkhhhh," jerit Viona saat menyadari ada tangan besar Profesor Frank melingkar di perutnya.

"Kau kenapa dokter Angel??" tanya Profesor Frank terkejut karena mendengar teriakan Viona yang keras itu.

Viona menarik selimutnya dengan cepat dan langsung melompat turun dari ranjang besar itu, ia lalu berdiri memojok diantara lemari dan meja rias sambil menatap nanar ke arah Profesor Frank yang masih di ranjang. Viona memejamkan matanya saat melihat Profesor muda itu hanya mengenakan celana boxernya, walau ia seorang dokter yang profesional akan tetapi jika melihat lawan jenisnya berpakaian minim seperti itu ia pasti akan malu. Sementara Profesor Frank hanya tersenyum simpul melihat tingkah Viona, ia tau perempuan yang ada dihadapannya ini berpura-pura tegar dihadapan semua orang padahal sebenarnya Viona adalah gadis yang lemah.

Profesor Frank bangkit dari ranjang dan berjalan ke arah sofa untuk mengambil piyama tidurnya, ia mempunyai kebiasaan tidur dengan hanya memakai celana pendek saja. Setelah memakai piyamanya Profesor Frank berjalan ke arah Viona yang masih memejamkan mata sambil memalingkan wajah, perlahan dengan lembut ia menyentuh wajah Viona ke arahnya.

"Buka matamu aku sudah memakai piyamaku, maaf membuatmu kaget dokter. Ayo ke bawah kita buat sarapan,"ajak Profesor Frank lembut.

"Ok, kau jalan duluan Prof," jawab Viona lirih sambil menunduk.

" call me Frank only Frank "celetuk Profesor Frank sambil berjalan cepat meninggalkan Viona dibelakang .

Viona berjalan pelan melepaskan selimutnya lalu menyusul Profesor Frank , saat sedang berjalan melewati kaca ia masih bisa melihat bekas merah disekitar lehernya . Dengan cepat Viona mengambil syal yang ada di tasnya lalu melingkarkan ke lehernya untuk menutup bekas menjijijkan itu , tiap ia melihatnya Viona akan teringat pada kekejaman Fernando kemarin siang . Entah apa yang terjadi di apartmentnya kalau Fernando datang dan tak berhasil menemukannya disana , tapi Viona melupakan itu ia terlalu takut untuk memikirkan Fernando .

Di pantry aroma wangi dari pancake buatan profesor Frank bisa tercium diseluruh ruangan rumah minimalis itu , tak terasa perut Viona pun langsung merespon aroma wangi itu . Dengan langkah pelan Viona berjalan menuju pantri dan duduk di kursi bar menatap Profesor Frank membuat coklat panas dan lagi-lagi aroma dari minuman hangat itu kembali membuat perut Viona bergemuruh minta di isi .

Profesor Frank langsung mematikan kompor listrik itu dan menyajikan pancake yang sudah ia buat diatas piring untuk dirinya dan Viona , ia juga menambahkan maple syrup dan beberapa buah berry diatas tumpukan pancake itu hingga membuat Viona makin ingin segera menyantapnya . Melihat Viona berkali-kali membasahi bibirnya dengan lidah membuat Profesor Frank tertawa , ia tau gadis yang ada didepannya sudah kelaparan . Dengan mempercepat dekorasinya Profesor Frank kemudian menghidangkan makanan itu diatas meja lengkap dengan coklat panas sebagai pelengkap .

" ayo makan mumpung masih hangat dan maaf cuma bisa membuat makanan sederhana ini " ucap Profesor Frank mempersilahkan Viona makan .

" ini sudah lebih dari cukup , terima kasih profesor eh Frank " jawab Viona gugup , ia kemudian mengambil pisau dan garpu di samping piringnya dan langsung menikmati pancake lezat buatan pria muda dihadapannya itu .

Hanya membutuhkan waktu sepuluh menit bagi Viona untuk menghabiskan 3 lapis pancake dan segelas coklat panas itu sampai dia berkali-kali menjilati tangannya yang terkena maple syrup hingga membuat Profesor Frank gemas dan langsung memegang tangan Viona dengan cepat .

"Jangan menjilat dan menghisap jemarimu seperti ini dihadapan pria lain dokter Angel," ucap Profesor Frank dingin.

"Viona panggil nama depanku saja Viona dan tanpa embel-embel dokter, aku risih mendengarnya Frank," jawab Viona kaget karena tak menyangka akan mendapat respon seperti itu dari Profesor Frank yang memintanya memanggil nama saja.

"Maaf kau harus melihat kebiasaan makanku yang jelek ini,"ucap Viona sambil menyesal menahan malu.

Melihat Viona merasa malu membuat Frank merasa iba dengan cepat ia sentuh tangan Viona yang ada diatas meja lalu menggengam dengan erat.

"Its oke viona, itu wajar dan tak perlu kau merasa malu. Toh semua orang punya kebiasaan yang unik " ucap Frank memberikan semangat pada Viona.

"Terima kasih, mungkin karena aku terlalu lapar. Sejak kemarin aku belum makan," jawab Viona jujur menahan malu.

"Heii viona look at me, kau tak perlu sungkan padaku. Kau bisa mengandalkan aku mulai sekarang, bukankah kau masih lapar? Ini makan punyaku, aku masih bisa membuat lagi,"ucap Frank sambil menyodorkan piringnya ke arah Viona yang masih menunduk itu.

Viona mengangkat wajahnya dan menatap Frank dengan perasaan tak menentu, ia merasa malu dan berhutang budi pada mantan atasannya itu. Ingin rasanya ia menjatuhkan dirinya ke dada priayang ada dihadapannya itu tapi ia tak berani.

"Ayo makan ini atau kau ingin memasak sendiri lalu menghiasnya sesuai maumu ? " tanya Frank sambil menunjuk mangkok yang berisi adonan pancake yang siap dimasak.

"Boleh aku buat sendiri?"tanya Viona balik dengan bersemangat.

"sure !!! go ahead,"jawab Frank mempersilahkan Viona memasak di dapurnya.

Dengan cepat Viona turun dari kursinya lalu menuju kompor dan memulai memasak pancake, ia menyukai pancake yang agak sedikit kering supaya lebih meresap ketika di beri syrup diatasnya. Setelah 5 menit berlalu akhirnya pancake buatan Viona sudah terhidang diatas piring, ia menambahkan irisan berry diatasnya dengan dan passion fruit syrup hingga membuat pancake buatannya terlihat lebih berwarna. Frank pun terlihat takjup dengan pancake buatan Viona.

Karena Frank melihat ke arah piringnya membuat Viona akhirnya membagi pancake buatannya dengan Frank, lalu dengan cepat mereka menikmati pancake hangat itu di pantry sembari tertawa bersama. Frank berhasil membuat guyonan lucu hingga membuat Viona tertawa sampai mengeluarkan air mata, suasana rumah Frank yang baisanya sepi menjadi lebih hidup pagi itu dengan kehadiran Viona. Setelah makan Viona memutuskan untuk mencuci piring bekas makannya bersama Frank sementara Frank terlihat sibuk membuka laptopnya karena ada pekerjaan yang harus dikerjakannya, Frank sudah mulai bekerja di rumah sakit milik orang tuanya sebagai wakil direktur tapi hari ini ia sengaja tak masuk karena belum mau meninggalkan Viona sendirian.

"Kau bisa tinggal dirumahku Vio," ucap Frank tiba-tiba dibelakang Viona.

"Tidak mungkin, aku akan mencari tempat tinggal lain secepatnya. Aku tak mau merepotkanmu terlalu lama,"jawab Viona sambil menyingkir dari hadapan Frank yang berdiri sangat dekat denganya itu.

"Vio tak bisakah kau membuka hatimu untukku"pinta Frank cepat sambil menarik tubuh Viona kearahnya dan membuat Viona langsung terjatuh kepelukannya.

Viona langsung mendorong tubuh pria itu untuk menjauh darinya, dengan cepat Viona berlari kekamar milik Frank lalu dengan cepat menguncinya dari dalam. Viona merasa aneh saat dipeluk oleh Frank, bayangan Fernando datang lagi ketika sedang ada dipelukan Frank dan itu membuat Viona ketakutan. Melihat Viona lari membuat Frank merasa bersalah, ia kemudian menyusul Viona dan mengetuk pelan pintu kamarnya.

"Sorry Vio aku tak bermasud seperti tadi, aku hanya terbawa suasana. Maafkan aku Viona,"ucap Frank berulang-ulang dari balik pintu meminta maaf pada Viona yang ada didalam kamar.

"Vio open the door please ..."imbuh Frank dengan suara yang lebih tinggi.

Di dalam kamar Viona terlihat merapikan pakaiannya dan sudah berganti dengan pakaian baru, ia kemudian menggendong tasnnya lalu berjalan ke arah pintu dan membuka kunci pintu kamar itu perlahan.

"What are you doing Vio?" tanya Frank kaget ketika melihat Viona sudah berganti pakaian dan membawa tasnya.

"Aku harus cari tempat tinggal lain, aku perlu melanjutkan hidupku Frank,"jawab Viona lirih sambil keluar dari kamar milik Frank lalu berjalan ke arah pintu melewati Frank yang masih berdiri didepan kamarnya.

Melihat Viona pergi membuat Frank panik ia kemudian mengejar Viona dan menarik tangan Viona sampai Viona hampir terjatuh, dengan sigap Frank menangkap Viona dan menahan tubuh Viona dengan satu tangan lalu menjatuhkan Viona ke atas sofa . Frank dengan cepat menindih Viona dan melumat bibir Viona dengan penuh nafsu, Viona berusaha melepaskan dirinya dari tindihan Frank tapi tak berhasil karena kekuatan lelaki itu jauh diatas kemampuannya.

Frank terus mencium Viona hingga Viona kesulitan bernafas, ia tak melepaskan lumatan pada bibir Viona, tangannya pun mulai bekerja ke arah tubuh lain Viona. Tangan Frank sudah bergerilya di dada Viona dengan kasar ia meremas dada Viona hingga membuat Viona menggeliat merespon sentuhan pira tampan itu, melihat Viona merespon membuat Frank makin bernafsu ia kemudian menggerakkan tangannya ke arah tubuh bawah Viona. Saat merasakan gerakan Frank makin kasar Viona langsung mengumpulkan tenaganya dan dengan cepat menggigit bibir Frank yang masih menciumnya itu, merasakan gigitan Viona membuat Frank melepaskan ciuman dan gerakan tangannya. Melihat Frank lengah Viona langsung berontak dan berhasil lepas dari pelukan Frank, sambil menangis Viona mundur ke balik sofa.

"Dont touch me please...don't do that ... hiks hikss..."tangis Viona kembali pecah.

Bersambung 


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.