You Are Mine, Viona : The Revenge

Loyalitas dokter



Loyalitas dokter

0

Setelah selesai dinas malam Viona bersiap untuk pulang dan membawa jas putih kebesarannya untuk dibawa pulang karena ia akan libur selama dua hari.

Kejadian semalam masih teringat jelas di otaknya, perbuatan dua orang itu makin membuatnya merasa jijik pada mahkluk Tuhan yang disebut lelaki itu.

Dengan langkah cepat Viona keluar dari loker room menuju pintu keluar karyawan di samping gedung, ia memilih pergi ke toilet karena merasakan perutnya tak beres padahal tak biasanya Viona mengalami sakit perut dipagi hari seperti ini. Saat sedang ada di dalam toilet Viona mendengar percakapan dua orang suster yang mengatakan bahwa dokter Rachel mulai hari pagi ini sudah tak bekerja lagi dirumah sakit karena sudah mendapatkan tawaran dari rumah sakit lain.

"Pintar sekali kau Rachel, tak jauh berbeda dengan ayahmu,"batin Viona lirih.

Setelah perawat itu pergi Viona akhirnya keluar dan mencuci wajahnya sebelum pulang seperti yang biasa ia lakukan. Musim dingin di London membuatnya harus memakai jaket yang tebal, Viona berjalan keluar dari rumah sakit berbarengan dengan para dokter dan suster yang dinas malam juga. Viona memilih naik bus untuk pulang karena tak memungkinkan ia berjalan kaki karena salju yang sudah mulai menebal hingga sangat berbahaya bagi pejalan kaki tentunya.

"Boleh saya duduk disini," ucap seorang pria menyadarkan Viona dari lamunannya di dalam bus.

"Tentu sa..."Viona tak bisa menyelesaikan ucapannya ketika melihat pria yang kini duduk disampingnya itu.

"Hallo, kita bertemu lagi di bus," sapa pria yang tak lain adalah profesor Frank atau yang waktu pertama kali memperkenalkan dirinya dengan nama Justin pada Viona itu sambil tersenyum.

"Iya prof"jawab Viona terbata.

"Kalau diluar panggil aku Justin, 

"pinta profesor Frank dengan tersenyum.

Jadilah sepanjang perjalanan Viona terjaga dengan rasa malu dan tak enak hati pada profesor Frank karena sudah memblokir nomornya. Rasa kantuknya pun mendadak hilang tanpa sisa, profesor Frank pun hanya diam sambil memejamkan mata sambil mendengar musik melalui earphone miliknya.

"Karena kau memblokir nomor lamaku jadi aku kini pakai nomor baru,"ucap profesor Frank tiba-tiba yang terasa sepeti petir bagi Viona.

"Maaf," jawab Viona lirih.

"Its ok, waktu itu juga salahku karena memaksamu untuk memberikan aku nomor ponselmu," ujar profesor Frank sambil berdiri. "Aku turun di halte ini, see you tomorrow dokter Angel," imbuh profesor Frank pelan lalu melangkah keluar meninggalkan Viona yang masih bingung.

Setelah profesor Frank pergi Viona menundukkan kepalanya ke kursi didepannya sembari merutuki kebodohannya yang kini menjadi boomerang bagi dirinya sendiri .

Tring

Tiba-tiba ada pesan masuk ke ponsel Viona.

"Hallo dokter Viona ini nomor baruku, Justin."

Setelah membaca pesan dari profesor Frank lalu Viona menambahkan nomor profesor Frank ke dalam kontak teleponnya, tiba-tiba saja bus yang ia tumpangi berhenti mendadak karena ada tabrakan didepan. Viona dengan sigap berlari keluar untuk melihat kondisi korban, saat ia melihat ternyata ada sebuah mobil yang kecelakaan tunggal hingga mobilnya terbalik. Viona bisa melihat ada seorang wanita didalamnya yang merintih kesakitan minta tolong.

"Tunggu ... kita tunggu polisi atau ambulance jangan bertindak sendiri nona,"teriak seorang pria melarang Viona mengeluarkan wanita yang ada di mobil itu.

"Saya dokter, cepat bantu saya keluarkan ibu ini dari mobil. Lihat itu ada bahan bakar yang bocor takutnya mobil ini akan segera meledak," bentak Viona pada orang-orang yang melarang nya itu.

"Cepat bantu saya," jerit Viona kembali sambil berupaya mengeluarkan wanita itu dari bangku sopir.

Tak begitu lama akhirnya ada lima orang pria yang membantu Viona mengeluarkan wanita korban kecelakaan itu dan membawanya pergi menjauh, setelah mereka pergi menjauh ternyata tebakan Viona tepat karena mobil yang terbalik itu langsung terbakar hingga membuat orang-orang disekitar menjadi panik. Sewaktu mobil itu terbakar datanglah pertugas pemadam bersama dengan beberapa anggota kepolisian dan satu mobil ambulance yang sudah dipesan oleh beberapa orang tadi.

Viona merawat wanita korban kecelakaan yang rupanya sedang hamil itu, mata Viona tiba-tiba melihat ada cairan bening yang mengalir di paha wanita yang ia tolong itu.

"Tolong ambilkan tandu cepat kemari, wanita ini akan segera melahirkan," teriak Viona pada petugas ambulance.

Mendengar jeritan Viona membuat para petugas itu bergegas mengevakuasi wanita itu ke dalam ambulance untuk segera dibawa ke rumah sakit, Viona pun terpaksa ikut naik ke ambulance untuk menuju ke rumah sakit walau dia baru saja keluar dari rumah sakit itu. Sesampainya di rumah sakit Viona dengan sigap membantu mendorong ranjang yang ada wanita itu dengan cepat untuk menuju ke ruang gawat darurat, beberapa dokter yang sedang berbincang langsung membantu Viona.

ceklek

Viona membuka pintu ruang operasi darurat, langkahnya langsung terhenti di sebuah kursi lalu ia menjatuhkan tubuhnya di kursi itu karena kelelahan setelah membantu operasi cecar pada wanita yang ia tolong.

"Hei bukankah kau seharusnya pulang," tegur dokter Brian.

"Iya, tapi tadi dijalan aku melihat ada kecelakaan dan ya seperti yang kau lihat ini," jawab Viona lemas .

"Jaga kesehatanmu dokter Angel kau juga butuh istirahat, jangan terlalu memaksakan tubuhmu," ucap dokter Brian memberi saran.

Viona mengangguk pelan, ia kemudian meminum air mineral pemberian dokter Brian dengan sekali tengak. Setelah menghabiskan minumannya Viona berjalan ke arah kamar istirahat dokter rasa kantuk dan lelahnya sudah tak bisa ia tahan lebih lama. Beberapa dokter yang berpapasan dengan Viona tersenyum dengan hormat padanya, karena berita Viona menyelamatkan seorang wanita hamil yang terkena kecelakaan sudah beredar luas di rumah sakit.

Setelah sampai di kamar istirahat khusus dokter itu Viona langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur, semalaman belum tidur membuatnya merasa sedikit pusing apalagi ia baru kembali dari Irlandia. Begitu kepalanya menyentuh bantal ia langsung terpejam dan berlayar ke alam mimpinya.

Suasana rumah sakit menjadi sedikit ramai setelah berita kecelakaan itu tersebar di televisi nasional, beberapa pencari berita langsung menyerbu rumah sakit dimana wanita korban kecelakaan itu dirawat. Mereka juga langsung mencari informasi tentang dokter wanita yang tertangkap kamera amatir tengah berusaha mengeluarkan wanita korban kecelakaan itu seorang diri sebelum akhirnya ada beberapa pria yang membantunya. Para jurnalis itu ingin berbincang langsung dengan dokter itu yang tak lain adalah dokter Angel atau Viona yang kini tengah tidur.

Ruang direktur

"Aku bangga dengan dokter Angel, dia yang terbaik dirumah sakit ini," ucap profesor Mario yang tak lain adalah direktur rumah sakit tengah memuji Viona.

"Betul, popularitas rumah sakit ini makin meningkat prof," imbuh dokter lainnya.

Para petinggi rumah sakit tengah menonton berita di Televisi yang menampilkan aksi heroik Viona.

"Sehebat itu kah dia?"tanya Darren yang ternyata ada diruangan direktur bersama dengan dokter-dokter itu.

"Iya tuan dia yang terbaik di ruang sakit, sejauh ini," jawab profesor Mario cepat.

"Gadis yang menarik," batin Darren sambil tersenyum ke arah televisi dihadapannya.

Bersambung.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.