You Are Mine, Viona : The Revenge

Titik lemah



Titik lemah

0Pada awalnya pada pria yang sedang mengelilingi mobil hitam itu tak mau pergi , akan tetapi setelah Andrew mengeluarkan lencana polisinya satu persatu orang itu akhirnya pergi menjauh meninggalkan mobil hitam yang sedang mogok beserta pengemudinya di dalam .     

Tok      

Tok      

"Nona keluarlah , keadaan sudah aman " ucap Andrew sambil mengetuk kaca mobil .     

"Aku polisi sekarang anda sudah bisa keluar nona " imbuh Andrew dengan tersenyum sambil menunjukkan lencana polisinya pada gadis yang ada di dalam mobil .     

Melihat lencana polisi yang Andrew bawa membuat si pengemudi di dalam mobil itu akhirnya keluar dengan perlahan , wajahnya sedikit pucat karena ketakutan .      

"Tunggulah aku dimobil dinasku " ucap Andrew ramah sambil menunjuk ke arah mobilnya yang terparkir tak jauh dari jalan raya .     

"Terima kasih " jawab si gadis cepat .     

Gadis itu kemudian berjalan ke arah mobil Andrew yang masih terbuka pintunya , sementara Andrew langsung mengarahkan sebuah mobil derek yang sudah ia panggil sebelumnya untuk membawa mobil yang sedang mogok itu . Setelah mobil hitam itu berhasil dibawa pergi oleh mobil derek jalanan kembali lancar ,beberapa orang langsung berterima kasih pada Andrew .     

Andrew kemudian jalan menuju mobilnya , karena kasihan Andrew menghentikan langkah dan berjalan ke arah kedai kopi yang sudah buka . Ia membeli dua cup kopi untuk dirinya dan gadis yang ia tolong karena hujan salju yang lumayan deras .     

"Minum ini dulu " ucap Andrew pelan sambil memberikan satu cup kopi hangat pada gadis yang duduk di dalam mobilnya .     

"Terima kasih pak " jawab gadis itu cepat sambil menerima kopi pemberian Andrew , dengan cepat ia meminum kopi hangat itu .     

Wajahnya yang pucat terlihat sudah lebih memerah yang menandakan aliran darah diwajahnya sudah lebih lancar , sesekali gadis itu mencuri pandang ke arah Andrew yang sangat menikmati kopi favoritnya itu .     

" Namaku Celine " ucap gadis yang bernama Celine memperkenalkan diri .     

" Aku Andrew oh iya anda mau kemana nona Celine biar saya antar sekalian " jawab Andrew sambil membuang gelas kopinya ke dalam tempat sampah yang ada didekat kakinya .     

"Saya mau kekampus pak " sahut Celine malu-malu .     

"Ok " sahut Andrew sambil menyalakan mobilnya dan kembali ke jalan raya untuk mengantar Celine kekampusnya yang tenyata adalah kampus para calon dokter yang tengah mengambil spesialisasi .     

"Apa tak merepotkan anda pak ?" tanya Celine malu-malu .     

"Kantorku satu arah dengan kampusmu jadi tenang saja " jawab Andrew ramah .     

Celine kemudian terdiam membisu tanpa bicara lagi , ia masih merasa sungkan pada Andrew . Tak bergitu lama kemudian mobil Andrew sampai di pintu gerbang kampus Celine , Andrew menghentikan mobilnya dengan apik sehingga tak membuat suara kebisingan seperti mobil-mobil lain yang berhenti dengan kasar akibat ban yang selip karena licin nya aspal yang terkena salju .     

"Terima kasih pak Andrew " ucap Celine lembut .     

"Call me Andrew just Andrew " sahut Andrew sambil tersenyum lebar sehingga membuat deretan giginya terlihat jelas .     

Andrew kemudian memacu mobilnya lagi meninggalkan kampus Celine menuju kantornya sambil melambaikan tangan ke arah Celine dan tanpa Celine sadari ia pun melakukan hal yang sama sampai akhirnya ia sadar akan kebohongannya itu .     

"Akh aku kenapa " ucap Celine dalam hati sambil terus menatap mobil Andrew yang semakin tak terlihat .     

Celine pun masuk ke dalam kampus ketika salah seorang temannya datang dan mengajaknya untuk masuk karena udara yang semakin dingin di luar .Tapi tidak dengan Celine yang justru merasa hangat dengan sebuah senyuman tersungging di wajahnya yang cantik .      

Istana pribadi Fernando      

Justin yang sudah datang dari pagi setelah ia pulang dari rumah sakit Global Bross masih setia menunggu Fernando bangun , ia duduk diruang tamu dengan menikmati segelas teh hangat yang dibuat oleh pelayan Fernando .     

"Lebih baik anda makan siang dulu tuan Justin " ucap Toby sang kepala pelayan pada Justin .     

"Tak apa Toby aku akan disini saja menunggu tuan " jawab Justin menolak tawaran Toby .     

"Tuan baru pulang jam empat pagi bersama nona dokter cantik jadi belum bisa dipastikan akan bangun jam berapa tuan " sahut Toby mencoba menjelaskan pada Justin .     

"Viona nama dokter cantik itu Viona " celetuk Justin sambil menahan tawa ketika mendengar Toby memanggil Viona dengan sebutan nona dokter cantik .     

" Oh iya maaf dengan nona Viona " ucap Toby cepat meralat perkataannya .     

"Its oke Toby aku akan menunggu disini saja " cicit Justin sambil meminum teh hangat nya .     

Toby mengangguk pelan lalu berjalan meninggalkan Justin di ruang tamu sendiri , ia memerintahkan beberapa pelayan untuk mengantarkan beberapa cemilan kepada Justin di ruang tamu . Ia pun kembali pada pekerjaan utamanya untuk mengecek hasil pekerjaan pelayan lainnya .      

Suara alarm di ponsel membuat Viona terbangun dari tidurnya , ia merasakan kualitas tidur yang terbaik .Dengan sedikit malas Viona meraih ponselnya yang ada di dekat bantal untuk mematikan alarm , tangannya berusaha meraba-raba bawah bantal namun ia tak menemukan apapun . Viona justru  merasakan kain seprai yang sangat halus dan lembut , seketika ia tersadar bahwa ia sedang tak ada dikamarnya sendiri .     

Viona terbangun dengan cepat ketika otaknya sudah mampu bekerja dengan baik , ia menatap sekeliling ruangan untuk mencari Fernando tapi ia tak menemukan pria pemaksa itu .     

Ceklek      

Pintu kamar mandi terbuka dan keluarlah Fernando dengan memakai handuk yang di lilitkan dipinggangnya sehingga menunjukan deretan otot perut yang sangat maskulin , disertai beberapa tetesan air di tubuhnya yang belum sepenuhnya kering .     

" Kau sudah bangun kelinci ku sayang " tanya Fernando sambil tersenyum ke arah Viona .     

"Si siapa kelinci !!! " jawab Viona ketus dengan tergagap , ia tak suka disebut kelinci oleh Fernando.      

" Ha ha ha ... ok ok aku takkan memanggimu kelinci lagi , aku akan memanggilmu dengan sebutan baru " sahut Fernando sambil berjalan masuk ke dalam closet pakaian .     

Viona langsung bangun dari ranjang dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri , sewaktu melewati closet tiba-tiba tangan Fernando terulur keluar dengan membawa pakaian bersih untuk Viona pakai lengkap dengan pakaian dalamnya juga sehingga membuatnya tersipu .Dengan cepat Viona meraih baju pemberian Fernando dan masuk ke dalam kamar mandi .     

Lima belas menit kemudian Viona keluar dengan sudah memakai pakaian baru yang terlihat sangat cocok ia pakai , Viona memakai kemeja berbahan satin yang sangat jatuh ditubuhnya sehingga membentuk lekuk tubuhnya yang berwarna pink dengan rok berenda yang memberikan kesan kuno namun elegan yang bermerk Gucci sehingga membuat Viona nampak seperti anggota kerajaan yang sedang melakukan kunjungan kerja .     

"You are so beautiful honey " bisik Fernando sambil memeluk Viona dari belakang secara tiba-tiba .     

"Lepaskan aku " ucap Viona sambil memberontak .     

"Jangan bergerak terus nanti juniorku bangun dan kau akan kerepotan lagi honey " sahut Fernando sambil terus mengencangkan pelukannya pada Viona yang sangat wangi itu .     

"Mesum !!!! " pekik Viona cepat , ia pun hanya bisa pasrah tanpa berniat melawan lagi . Viona sedang tak mau memancing kemarahan Fernando .     

"I love u Viona " ucap Fernando berulang-ulang sambil mencium tengkuk Viona .     

"Akhhhh stop don't do that please " sahut Viona terbata-bata , tengkuk adalah daerah yang paling tak bisa disentuh oleh orang lain baginya .      

Viona bahkan gak pernah pergi ke salon untuk sekedar creambath sekalipun , karena ia merasa geli ketika leher belakangnya disentuh orang .     

Cup     

"Kau sangat sensitif honey " bisik Fernando sambil mengecup leher Viona yang sudah menggelinjang itu .      

"Fer akhh nooo stop !!? " sahut Viona menceracau .     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.