You Are Mine, Viona : The Revenge

Sebuah panggilan



Sebuah panggilan

0Viona menepuk nepuk punggung Fernando dengan perlahan , ia ingin sekali menangis tapi dengan sekuat tenaga ia menahannya karena tak mau membuat Fernando melihatnya . Viona mengucapkan syukur di dalam hatinya berkali-kali karena merasa dilindungi sekali oleh Fernando , sejak ibu Maria meninggal Viona selalu berdoa agar diberikan seseorang yang dapat menjaga dan melindunginya . Akan tetapi Viona tak menduga kalau Tuhan akan mengirimkan Fernando untuknya , seorang lelaki kaya dan tampan yang sudah berhasil membuat dada Viona remaja bergetar ketika pertama kali bertemu di tempat laundry .     

"Sudah ayo lepaskan aku , hari sudah semakin siang aku tak mau terlambat sampai di rumah sakit ." Bisik Viona pelan sambil tersenyum dan berusaha melepaskan pelukan Fernando.      

"Sebentar lagi , biarkan aku memelukmu lebih lama lagi." Jawab Fernando sambil mengeratkan pelukannya.      

"Sudah hampir jam tujuh , aku tak mau sampaikan rumah sakit telat babe ." Pinta Viona dengan nada memelas .     

Fernando akhirnya melepaskan pelukannya dari Viona dengan berat hati , ia tak pernah bosan ketika memeluk Viona . Merasakan detak jantung Viona dan mencium aroma tubuhnya benar-benar membuat Fernando merasa tenang.     

"Berjanjilah padaku ketika kau sudah lelah atau bosan bekerja jangan sungkan mengatakannya kepadaku." Ucap Fernando sambil merapikan rambut Viona yang sedikit berantakan.      

"Yes sir ." Jawab Viona cepat sambil berpose memberi hormat pada Fernando .     

Fernando tertawa melihat apa yang dilakukan oleh Viona , ia lalu meraih kepala Viona dan mencium keningnya dengan mesra . Tak lama kemudian Fernando merangkul Viona untuk keluar dari kamar menuju ke lantai satu dimana para pelayan sudah menunggu mereka di meja makan . Saat menuruni tangga Fernando selalu menasehati Viona agar tidak terburu-buru untuk naik dan turun ditangga , Viona hanya tersenyum mendengar perkataan Fernando yang ia dengar hampir tiap hari itu.     

Semenjak ada koki hotel bintang lima di istana Viona terlihat lebih bernafsu untuk makan , walaupun tidak banyak makanan yang bisa ia makan . Tapi setidaknya itu membuat Fernando sedikit tenang , karena mengingat di mana Viona tak mau makan sama sekali ketika iya baru diketahui hamil dua minggu yang lalu . Para pelayan di istana pun merasa ikut bahagia ketika melihat sang nyonya muda mereka mau mulai makan kembali ,  mereka juga merasa beruntung karena bisa belajar jenis-jenis masakan baru dari dua orang koki yang sudah dikontrak Fernando selama satu tahun untuk bekerja di istananya khusus untuk melayani Viona makan .      

"Sudah kenyang .?" Tanya Fernando pelan sambil menatap Viona yang meletakkan garpunya di piring.     

"Iya , walau sebenarnya salmon ini sangat enak sekali . Tapi rasanya perutku sudah tidak mampu menerima makanan lagi ." Jawab Viona dengan cepat memuji makanan buatan koki asal Italia yang memasakkan makan pagi untuknya.      

"Ya sudah tak usah dipaksakan lagi daripada nanti muntah lebih baik disudahi saja." Sahut Fernando sambil menyentuh wajah Viona yang duduk di sebelahnya dengan lembut.      

Viona mengangguk pelan mendengar perkataan Fernando , ia lalu menatap dua orang koki yang masih berdiri di seberang meja sambil mengacungkan dua jempol ke arah koki-koki hebat itu tanda berterima kasih . Fernando hanya tertawa melihat apa yang dilakukan Viona , karena memang Viona tak bisa berkomunikasi dengan dua kaki yang berasal dari Italia itu . Fernando akhirnya berbicara pada dua koki itu menggunakan bahasa Italia yang mengatakan kalau istrinya sangat menyukai masakan mereka pagi ini , mendengar perkataan Fernando dua orang koki itu tersenyum dengan lebar dan mengucapkan terima kasih pada Viona .     

Karena sudah selesai makan Fernando mengajak Viona untuk segera berangkat ke rumah sakit bersama , Fernando hari ini ada meeting bersama beberapa klien besarnya yang sudah dijadwalkan oleh Justin beberapa minggu sebelumnya . Oleh karena itu ia tak bisa ada di rumah sakit menemani Viona hari ini dan hal itu sedikit membuat Fernando khawatir karena masih was-was ketika berjauhan dengan istrinya , sedari semalam Fernando sudah menghubungi dokter William untuk terus ada di sebelah Viona untuk hari ini sebelum ia datang menjemput Viona .     

Setelah berkendara hampir tiga puluh menit tiga mobil milik Fernando akhirnya sampai di rumah sakit , mobil kedua yang berisi Fernando dan Viona pun berhenti di depan lobby rumah sakit dan membuat security yang berjaga di depan lobby pun langsung menyambut kedatangan Fernando dan Viona . Sebenarnya Viona menolak diperlakukan seperti itu akan tetapi Fernando bersikeras mengantar Viona sampai ke depan lobby rumah sakit tempat dimana biasanya para tamu keep atau petinggi rumah sakit berhenti.      

"Ya sudah sana berangkat ke kantor , katanya hari ini ada meeting penting ."Ucap Viona pada Fernando yang masih mengantarnya masuk ke dalam rumah sakit .     

"Tak ada yang lebih penting selain mengantarmu sampai ke ruangan saat ini. " Jawab Fernando tanpa menoleh ke arah Viona yang berjalan di sebelahnya.      

"Dasar bermulut manis ." Sahut Viona sambil menepuk lengan Fernando yang masih memegang tangannya.      

Fernando hanya tersenyum mendengar perkataan sang istri , ia kemudian meneruskan langkahnya menuju ke ruangan pribadi Viona yang tak jauh dari ruangan dokter William . Saat hampir sampai ke ruangan pribadi sang istri Fernando lalu mencari sosok sahabatnya yang sudah ia beri tugas untuk menjaga Viona hari ini , emosinya hampir meledak ketika tak kunjung melihat keberadaan sang sahabat akan tetapi tak lama kemudian ia pun tersenyum karena melihat dokter William sedang berbicara dengan pasien yang tak jauh dari ruangan Viona .     

"Ya sudah ah aku tinggal ya babe." Ucap Fernando dengan berat pada Viona yang sudah duduk di kursinya .     

"Baiklah ,  terima kasih untuk hari ini honey . Semangat kerjanya dan jangan pikirkan aku ya ." Jawab Viona sambil tersenyum manis menggoda Fernando .     

"Akhhhh jangan begitu , kalau kau tersenyum seperti itu aku makin berat untuk meninggalkanmu sendirian di rumah sakit." Pekik Fernando seperti anak kecil yang sedang merajuk karena melihat apa yang baru saja dilakukan oleh Viona.      

Viona yang kaget melihat ekspresi dan teriakan Fernando akhirnya tertawa terbahak-bahak , ia tak menyangka kalau suaminya akan bersikap seperti itu.  Setelah berhasil menenangkan dirinya Viona akhirnya bangun dari kursinya dan berjalan mendekati Fernando yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam .     

"Maaf maaf aku tak berniat untuk mengganggumu seperti itu , ya sudah sekarang yang berangkat ke kantor ya supaya tidak telat meeting . Bukankah sebagai pimpinan yang baik seharusnya memberikan contoh yang baik pula kepada anak buahnya ." Ucap Viona pelan mencoba untuk menenangkan Fernando.      

"Sebenarnya kalau hari ini jadwalku bisa digantikan oleh Justin aku pasti akan memintanya untuk menggantikanku , akan tetapi karena ini adalah meeting besar makanya harus aku yang ada disana . Aku benar-benar tak bisa meninggalkan meeting ini , walau sebenarnya aku masih sangat ingin sekali berada disampingmu honey ." Jawab Fernando dengan mata yang terlihat sedih sambil menyentuh perut Viona dengan perlahan .     

"Aku ada di rumah sakit tak kemana-mana , kau bisa mencariku dan melihatku saat kau sedang ada di kantor . Jadi kau tak perlu khawatir babe ." Ucap Viona sambil menyentuh wajah Fernando menggunakan kedua tangannya .     

"Tapi aku masih was-was meninggalkanmu sendirian , rasanya seperti ada yang mengganjal di dadaku ketika harus berjauhan denganmu. " Sahut Fernando dengan senyum yang dipaksakan.      

Mendengar perkataan Fernando membuat Viona akhirnya memeluk sang suami , ia tahu kalau suaminya itu masih sangat takut meninggalkan dirinya sendirian dirumah sakit . Viona pun memahami itu , karena ketika ia ada di rumah sakit maka kesempatannya untuk bertemu dengan Frank lebih tinggi . Sebenarnya Viona tak takut bertemu dengan sang adik ipar , akan tetapi karena Fernando yang sangat protektif kepada dirinya hal itu justru menimbulkan sedikit kekhawatiran di dalam diri Viona secara tidak langsung .     

"Aku bisa menjaga diriku disini , lagi pula di rumah sakit aku tak sendirian . Jadi aku yakin adikmu itu tak akan bisa macam-macam kepadaku , jadi kau tenang saja ya ." Ucap Viona pelan sambil berusaha melepas pelukan Fernando .     

"Aku sudah meminta William untuk menjagamu juga hari ini , jadi kalau kau merasa ada yang aneh dari Franklin segera panggil William ."  Jawab Fernando sambil menyentuh pundak Viona .     

"Iya daddy aku mengerti ." Sahut Viona dengan cepat .     

Blush      

Wajah Fernando langsung memerah ketika Viona memanggilnya dengan sebutan Daddy .     

"Coba ulangi honey ." Ucap Fernando dengan terbata-bata .     

"Apa yang harus diulangi.?" Tanya Viona bingung sambil memiringkan kepalanya .     

"Perkataanku yang terakhir tadi ." Jawab Fernando cepat .     

"Oh itu ...iya daddy aku…     

Cup      

Viona tak dapat menyelesaikan perkataannya karena bibirnya sudah dicium oleh Fernando dengan penuh nafsu sampai ia kesulitan bernafas , iya pun akhirnya terpaksa mendorong Fernando agar menjauh darinya ketika merasakan tubuh bagian bawah Fernando tiba-tiba sudah mengeras .     

"Ini di rumah sakit jaga sikapmu." Ucap Vina dengan terengah-engah .     

"Aku benar-benar bisa gila kalau terus-terusan berjauhan darimu , ingat pesanku ini ya babe . Setelah meeting selesai aku akan segera datang ke rumah sakit untuk menjemputmu pulang , jangan pergi kemana-mana tanpa seizin dokter William karena ia yang akan menemanimu selama di rumah sakit ini ." Sahut Fernando dengan suara berat karena berusaha mengendalikan birahinya yang terlanjur naik .     

"Iya aku mengerti , harus berapa kali lagi kau mengatakan itu kepadaku ." Tanya balik Viona sambil merapikan rambutnya yang sempat berantakan karena dipegang oleh Fernando ketika sedang berciuman tadi .     

Fernando tersenyum mendengar perkataan Viona , akhirnya dengan berat hati ia lalu berjalan pergi meninggalkan ruangan pribadi sang istri untuk melanjutkan perjalanan menuju kantor pribadinya , ia lalu segera meraih ponselnya dan mengirimkan pesan kepada dokter William untuk menjalankan tugasnya dengan baik .     

Tanpa sepengetahuan Fernando dan Viona dari balik dinding profesor Franklin melihat dengan jelas saat Fernando mencium Viona , kedua matanya langsung memerah ketika melihat pemandangan yang tak sengaja ia lihat .     

"bukan hanya kau yang pantas bahagia Fernando , aku pun juga pantas merasakan kebahagiaan seperti yang kau rasakan saat ini ." Ucap profesor Franklin dalam hati sambil menatap Viona yang sedang merapikan jas dokter nya .     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.