You Are Mine, Viona : The Revenge

Louisa\'s day



Louisa\'s day

0Profesor Frank memeluk dokter Louisa dengan erat, sebuah senyuman tersungging di wajah tampannya ketika sedang memeluk dokter Louisa yang menerima lamarannya. Ia kemudian meminta dokter Louisa untuk memakai pakaian, karena saat ini dokter Louisa sedang tidak memakai apapun ketika sedang memeluknya.     

"Pakai bajumu atau kau akan kubuat lelah kembali." Bisik Profesor Frank lirih ke telinga dokter Louisa yang sudah melepaskan pelukan darinya.      

"Akhh kau nakal." Sengit dokter Louisa dengan cepat, ia kemudian berjalan menuju lemari pakaiannya dan mengambil beberapa pakaian yang ia pakai di depan Profesor Frank tanpa rasa malu sedikitpun.      

Profesor Frank hanya duduk di ranjang melihat dokter Louisa memakai pakaiannya satu persatu, ia lalu membaringkan tubuhnya ke ranjang yang empuk sambil memejamkan kedua matanya. Ia mengingat kembali kejadian dimana Viona masuk ke dalam kamar perawatannya sesaat sebelum ia keluar dari ruangan itu.     

"Sebelum kita bertemu di Irlandia pun aku sudah enam tahun lebih awal bertemu Fernando, jadi jangan pakai alasan itu untuk mengatakan bahwa kau bertemu lebih dulu denganku dari Fernando sewaktu aku belum datang ke Canada."     

"Kalaupun aku lebih dulu bertemu denganmu kalau memang kita tidak berjodoh pasti kita tidak akan bisa bersama prof."      

"Aku menghormatimu sebagai seorang atasan tanpa punya perasaan apapun sejak ataupun sesudah aku menikah dengan Fernando."      

"Ada wanita lain yang sangat mencintaimu diluar, seorang wanita yang tulus padamu. Seorang wanita yang rela berkorban untukmu di dalam kesakitan yang ia terima, seorang wanita yang menyembunyikan lukanya dari orang lain dan wanita itu adalah dokter Louisa."      

"Aku memberinya obat pencahar untuk membuatmu sakit, kalau memang dia tulus mencintaimu ia tak akan memakai obat itu untuk melakukan apa yang aku perintahkan padanya akan tetapi jika ia memakai obat itu maka aku mau bertaruh denganmu seperti permintaanmu tadi. Akan tetapi jika dokter Louisa memang benar-benar tulus padamu kau harus melupakan aku dan menikahinya."      

"Ayo makan aku sudah selesai." Ucap dokter Louisa dengan nyaring membuyarkan semua lamunan Profesor Frank yang mengingat pembicaraannya yang sebelumnya dengan Viona.     

"Akhh...iya ayo." Jawab Profesor Frank terbata.     

Dokter Louisa sudah berganti pakaian dengan dress cantik sabrina yang memiliki bermotif bunga warna putih, memakai dres seperti itu membuat dokter Louisa nampak sangat cantik. Pundaknya terlihat seksi dan nampak porposional dengan sepasang payudara seksinya yang dilindungi bandeau bra atau bra model kemben yang tak menyesakkan dada.     

Melihat pakaian yang dipakai wanitanya membuat gairah profesor Frank naik kembali, akan tetapi karena cacing dalam perutnya sudah berdemo ia akhirnya menahan keinginan untuk bercintanya dan mengisi energi kembali.     

Dokter Louisa sangat menikmati makanan yang dibuat oleh Profesor Franklin, ia menghabiskan semua makanan yang ada di piringnya. Akan tetapi tidak dengan Profesor Franklin, ia hanya memakan beberapa potong toast roti dan sedikit bacon saja kedua matanya tak beralih sedikitpun dari tubuh dokter Louisa yang menggoda.     

"Akh kenyangnya, makanan buatanmu sungguh enak Frank." Ucap dokter Louisa pelan sambil menyeka mulutnya dengan sapu tangan yang ada di meja.     

"Kau sudah kenyang?" Tanya Profesor Frank cepat dengan nada meninggi.     

"Iya." Jawab dokter Louisa dengan cepat.     

"Baguslah kalau begitu kita selesaikan urusan yang belum selesai." Sahut profesor Frank datar.     

"Urusan apa…aaawww.."      

Dokter Louisa tak dapat menyelesaikan perkataannya karena ia sudah ditarik dengan paksa oleh profesor Frank menuju ke ranjang.     

Bruk     

Dokter Louisa dibanting begitu saja oleh profesor Frank ke atas ranjang sehingga membuat roknya tersingkap dan memperlihatkan pahanya yang mulus.     

"Apa yang kau…     

Srekkkk     

Dress cantik yang dipakai oleh dokter Louisa disobek oleh Profesor Frank dengan cepat tanpa bisa dicegah oleh dokter Louisa.     

"Kita baru selesai bercinta apa kau mau bercinta lagi?" Tanya dokter Louisa panik ketika menyadari dres cantiknya sudah sobek parah.     

"Yang ingin bercinta itu siapa?" Tanya balik Profesor Frank sambil bangun dari atas tubuh dokter Louisa.     

"Lalu kenapa kau membuka pakaianku seperti ini." Ucap dokter Louisa bingung sambil menutupi pusarnya yang sudah terlihat jelas karena dres d kesayangannya sudah sobek dengan sempurna terbelah jadi dua.     

"Jangan pernah pakai baju seperti ini diluar, jangan memancing pria lain memandangmu Louisa.!!" Sahut profesor Frank dingin.     

Dokter Louisa bisa terdiam mendengar perkataan Profesor Frank, ia sedang berusaha mencerna maksud dari perkataan pria yang sedang berdiri dihadapannya itu.      

"Apa kau mengerti Louisa.!!"Hardik Profesor Frank dengan nada meninggi.      

"Iya aku paham." Jawab dokter Louisa lirih dengan wajah bersemu merah, baru kali ini ia mendapatkan perhatian dari profesor Frank.     

"Kalau kau mencoba memakai pakaian seperti itu lagi maka aku tidak akan segan-segan memaksamu melayaniku saat itu juga, aku tak perduli kau sedang ada di mana camkan itu baik-baik Louisa." Ancam profesor Frank pada dokter Louisa.     

"Iya aku tau, maafkan aku." Ucap dokter Louisa dengan suara yang hampir tak terdengar.     

Profesor Frank tersenyum tipis mendengar perkataan dokter Louisa, ia lalu mengulurkan tangannya kepada dokter Louisa memintanya untuk bangun dari tempat tidur. Dokter Louisa pun menerima uluran tangan Profesor Frank dan langsung berdiri di hadapan Profesor Frank dengan dress yang sudah terkoyak parah, tubuhnya kini hanya ditutupi oleh bra dan celana dalam saja.     

"Cepat berpakaian atau aku akan menelanjangimu lagi dan membuatmu tak bangun sampai nanti malam." Bisik Profesor Frank pelan sambil meremas bokong dokter Louisa dengan keras.      

"Aku lelah." Sahut dokter Louisa dengan cepat.     

"Aku tahu, maka dari itu cepat ambil pakaian di lemari lalu ikut aku pergi." Jawab Profesor Frank sambil tersenyum.      

"Pergi kemana?" Tanya dokter Louisa penasaran.     

"Rahasia, ayo cepat pakai bajumu dan ingat pesanku. Jangan sampai milikku ini dilihat orang lain." Jawab Profesor Frank pelan sambil meremas kedua payudara dokter Louisa yang terlindung bra dengan keras.     

"Akhhh sakit….     

"Tapi aku tau kau menyukainya kan." Sahut profesor Frank menggoda dokter Louisa.     

"Frank….     

"Iya iya maaf, ya sudah cepat pakai bajumu. Aku tunggu diluar." Ucap profesor Frank cepat memotong perkataan dokter Louisa.     

Selesai bicara seperti itu Profesor Frank kemudian keluar dari kamar meninggalkan dokter Louisa yang sedang melepas dress sabrina nya yang sudah rusak, iya duduk di ruang tamu sambil memainkan ponselnya melihat pesan yang masuk beberapa kali dari nomor tanpa nama yang mengganggunya sejak tadi malam.      

"Aku tahu kalau nomor ini adalah nomor barumu Ammy." Ucap Profesor Frank lirih sambil menatap layar ponselnya yang berisi puluhan pesan dari nomor asing tersebut.     

"Ada telpon dari siapa?" Tanya Dokter Louisa dengan cepat ketika melihat Profesor Frank nampak sibuk dengan ponselnya     

"Entahlah, sepertinya nomor salah sambung." Jawab Profesor Frank dengan cepat sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku bajunya.      

"Benarkah?" Tanya Dokter Louisa kembali menggoda Profesor Frank.     

"Kenapa kau cemburu?" Tanya balik Profesor Frank sambil melingkarkan tangannya di pinggang dokter Louisa yang sudah memakai blazer cantik berwarna peach yang dipadukan dengan dalaman berwarna putih yang membuatnya terlihat makin elegan.      

"No untuk apa aku cemburu padamu." Jawab dokter Louisa dengan cepat sambil membuang muka.     

"Jangan ragukan aku, aku sudah mengatakan padamu sebelumnya bahwa aku akan menjalin hubungan serius denganmu. Jadi hilangkan pikiran kotor itu dari sini." Ucap Profesor Frank pelan sambil menyentil kening dokter Louisa.     

"Awww….sakit." Jerit dokter Louisa dengan cepat ketika keningnya benar-benar disentil oleh Profesor Frank dengan keras.     

Melihat dokter Louisa kesakitan membuat Profesor Frank tertawa, ia kemudian memeluk wanitanya itu dengan erat lalu mencium kening dokter Louisa di mana ia tadi sudah menyentilnya.     

"Love you, jangan pernah kecewakan aku Lou atau kau akan tahu sendiri akibatnya jika sudah berani mengecewakan dan mempermainkanku." Ucap Profesor Frank dingin sambil menatap tajam kearah mata dokter Louisa.     

"I love you more Frank... hidupku sudah lama kuserahkan padamu." jawab dokter Louisa dengan wajah bersemu merah karena mendengar ucapan cinta dari Profesor Frank, pasalnya selama ini ia belum pernah mendengarkan profesor Frank menyatakan cinta kepadanya.      

Profesor Frank tersenyum tipis, ia lalu mengajak dokter Louisa untuk segera pergi menuju ke suatu tempat yang sudah ia kunjungi. Dengan menggunakan mobil sport mahal nya Profesor meninggalkan komplek apartemen dokter Louisa menuju ke sebuah pusat perbelanjaan yang mewah, sebuah mal yang tidak pernah dikunjungi oleh dokter Louisa sebelumnya karena ia sadar bahwa ia hanya akan mampu membeli satu buah tas dengan gaji yang ia kumpulkan selama dua tahun penuh tanpa ia makan dan minum.     

Para pelayan di mal tersebut langsung menyambut kehadiran Profesor Frank dan dokter Louisa yang baru saja turun di lobby mall, jantung dokter Louisa berdegup dengan cepat ketika bisa pergi ke tempat umum pertama kali dengan profesor Frank. Ia semakin bingung ketika diajak masuk ke sebuah toko perhiasan mewah yang ada di mall, sebagai seorang wanita ia sangat senang melihat perhiasan cantik nan mahal di hadapannya akan tetapi kali ini merasa takut. Pasalnya ia tahu bahwasanya uang tabungannya tak akan cukup untuk membeli sebuah cincin dengan berlian terkecil sekalipun di toko itu.     

"Frank…     

"Tenang." Ucap Profesor Frank memotong perkataan dokter Louisa.     

"Silahkan masuk tuan,nona." Sapa seorang pelayan wanita dengan ramah pada dokter Louisa dan Profesor Frank yang baru masuk ke dalam toko.     

"Atas nama Franklin Justin Willan." Ucap Profesor Frank dengan lantang.     

"Oh anda tuan Willan, silahkan masuk ke ruang khusus yang sudah kami siapkan." Sahut seorang manajer toko perhiasan itu dengan cepat begitu menyadari tamu yang ada di hadapannya.     

Dengan langkah tegap Profesor Frank masuk ke ruang VIP bersama dokter Louisa yang masih bergelayut padanya.     

"Kau sudah siapkan pesanku?" Tanya Profesor Frank datar.     

"Tentu tuan tentu." Jawab sang manajer dengan cepat, ia lalu memerintahkan anak buahnya untuk mengambil barang yang sudah dipesan oleh tamu VIP nya itu. Walau Profesor Frank adalah seorang dokter nama besar Willan tetaplah ditakuti dan disegani oleh banyak orang.     

Tak lama kemudian seorang pelayan wanita datang dengan membawa sebuah baju yang berisi kotak hitam kecil diatasnya. Dengan cepat profesor Frank meraih kotak itu dan membukanya dengan perlahan, senyumnya mengembang ketika melihat isi dalam kotak itu.     

"Give me your hand." Ucap Profesor Frank pelan pada dokter Louisa yang sejak tadi sedang bingung.     

"Apa maksudnya ini Frank?" Tanya dokter Louisa bingung.     

"Calon istri Franklin Justin Willan harus memakai perhiasan termahal di kota ini " Jawab Profesor Frank dengan cepat.     

"Frank….     

"Will you marry me Louisa ?" Tanya Profesor Frank tiba-tiba dengan pelan sambil berlutut di hadapan dokter Louisa yang sedang kebingungan.     

"Will you be mine Louisa?" Tanya Profesor Frank kembali mengulangi perkataannya yang sebelumnya.     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.