You Are Mine, Viona : The Revenge

Tak menyerah



Tak menyerah

0Fernando berjalan dengan langkah tegap menuju ke ruang dokter Ammy, ia tahu kalau suster Lucia sekarang adalah asisten dokter Ammy. Semua orang yang menyadari keberadaan Fernando langsung salah tingkah mereka mendadak merapikan meja kerja dan pakaiannya ketika melihat Fernando sang pemilik saham tertinggi di rumah sakit Global Bros.     

Saat hampir sampai ke tempat tujuannya Fernando memperlambat langkahnya karena ia mendengar samar-samar percakapan suster Lucia dengan Dokter Ammy di dalam ruangan pribadi dokter Ammy.     

"Kenapa kau tak menyiram dengan air panas suster, dikantin banyak air panas."     

"Aku tak berani dokter, terlalu banyak orang disana."     

"Jangan takut, lagipula yang kau lakukan tak salah. Perebut kebahagiaan orang haruslah mendapat balasan yang setimpal."      

"Iya saya paham dok, tapi saya sendirian tadi. Tak ada yang membela."     

  "Next ajak aku kalau kau ingin membuat perhitungan lagi pada Cecilia."     

"Baik dok, tapi sepertinya dokter Cecilia sangat dekat dengan dokter Louisa sekarang…"     

"Wait apa kau bilang barusan, dokter Cecilia dekat dengan dokter Louisa?"     

"Iya dok, tadi dokter Louisa juga membantu dokter Cecilia sama seperti suster Chloe,"     

"Kau harusnya mendorong sampai jatuh si Louisa itu sus!!"     

"Kenapa dok?"     

"Akh tidak ada apa-apa, pokoknya nanti kalau kau ingin membuat perhitungan lagi dengan Cecilia kau ajak aku sus."     

"Baik dokter, anda memang paling mengerti saya dok. Oh iya saya permisi dulu dok, saya harus ke apotik untuk mengambil rekapan resep."     

"Ok lanjutkan pekerjaanmu,"     

"Permisi dokter Ammy."     

Ceklek     

Pintu ruangan dokter Ammy terbuka dari dalam dan tak lama kemudian suster Lucia nampak keluar dengan membawa map yang berisi berkas-berkas miliknya yang harus segera ditukarkan ke ke apotik untuk meminta salinan berkas resep obat untuk ia jadikan dokumen, suster Lucia berjalan dengan langkah cepat menuju ruang apotek. Saat akan berbelok ke ujung lorong tiba-tiba tangannya ditarik paksa oleh seseorang, ia hampir saja berteriak kalau saja tak langsung melihat sosok pria yang menariknya.     

"Tuan Fernando," ucap suster Lucia dengan suara bergetar.     

"Ikut aku, aku ada urusan denganmu!!"sahut Fernando ketus.     

"Tapi saya harus ke ruang apotik tuan…."     

"Jangan lupa bahwa rumah sakit ini adalah milikku, semua yang ada di rumah sakit ini harus menuruti perintahku termasuk kau suster,"ucap Fernando dingin memotong perkataan suster Lucia.     

Suster Lucia langsung terdiam mendengar perkataan Fernando, ia akhirnya menuruti perintah Fernando untuk mengikutinya dari belakang. Walau bagaimanapun Fernando adalah orang yang berjasa pada dirinya, karena membuatnya bisa bekerja di rumah sakit Global Bros dengan mudah.      

Saat jutaan suster berusaha masuk ke rumah sakit Global Bros ia dengan mudah bisa masuk dan bekerja di rumah sakit Global Bross yang merupakan rumah sakit favorit di kota. Langkah Fernando terhenti ketika ia sudah sampai di taman belakang rumah sakit, ia lalu menoleh ke arah belakang menatap dalam suster Lucia yang masih menundukkan kepalanya.     

"Kau tahu kenapa aku memanggilmu!"tanya Fernando dengan suara meninggi.     

"T--tidak tuan, saya tidak tahu," jawab suster Lucia tergagap.     

"Aku ingin tahu alasanmu tadi pagi membuat keributan di kantin," ucap Fernando pelan sambil melipat kedua tangannya di dada, walaupun ia sudah tahu semuanya akan tetapi Fernando ingin mendengar secara langsung dari mulut suster Lucia.     

Suster Lucia terdiam beberapa saat ketika mendengar perkataan Fernando, ia tak menduga akan mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Fernando.     

"Saya…"     

"Ingat Lucia, ini adalah rumah sakit. Ada aturan dan batasan-batasan yang berlaku disini, aku harap kau bisa membedakan urusan pribadi dan urusan pekerjaan. Hargai para dokter itu, mereka adalah atasanmu!!"ucap Fernando dengan cepat memotong perkataan suster Lucia.     

"Sebenarnya aku ingin mendengar pengakuan secara langsung darimu akan tetapi melihatmu terlalu berbelit-belit aku tidak sabar, yang pasti aku ingin mengatakan suatu hal kepadamu suster Lucia.  Aku sudah membantumu untuk menikah dengan Andrew sesuai dengan perjanjian kita, setelah ia menikah denganmu berarti urusan kita sudah selesai karena aku sudah menepati janjiku dan kalaupun sekarang Andrew menceraikanmu oh tidak maksudku membatalkan pernikahan kalian berdua itu sudah diluar batas perjanjian kita. Jadi aku harap kau mengerti akan hal itu dan jangan pernah salahkan aku atas keputusan Andrew, karena ini adalah murni kesalahan mu yang tidak dapat memuaskannya sehingga membuatnya membatalkan pernikahanmu yang sudah susah payah aku bantu itu," bisik Fernando pelan pada suster Lucia.     

"Saya tahu tuan, ini adalah salah saya sampai akhirnya saya harus kehilangan Andrew lagi," jawab suster Lucia terbata, kedua matanya memerah menahan tangis.     

"Aku harap kamu mengerti dengan arah pembicaraanku sebelumnya suster dan yang harus kau lakukan saat ini adalah jangan pernah ulangi kesalahan yang tadi kau lakukan itu, aku tak mau mendengar berita kau bertengkar dengan staf rumah sakit yang lain. Jika hal itu terjadi lagi maka jangan salahkan aku jika kau harus kehilangan pekerjaanmu dan sertifikasi perawat mu akan aku cabut sehingga kau tidak akan bisa diterima di rumah sakit manapun di seluruh negeri bahkan di seluruh dunia," ucap Fernando mengancam suster Lucia.     

Bruk     

Suster Lucia langsung bersimpuh dihadapan Fernando, ia sangat takut kehilangan pekerjaannya saat ini. Bisa bekerja di ruang sakit besar seperti Global Bros adalah sebuah mukjizat baginya, oleh karena itu ia tak mau kehilangan pekerjaannya itu.     

"Ok, karena urusanku sudah selesai denganmu aku akan pergi. Ingat perkataanku tadi suster Lucia, aku tak pernah main-main dengan perkataanku. Kau sudah membuktikan sendiri bukan, saat aku menjanjikan Andrew padamu maka aku bisa memberikannya walah akhirnya ia meninggalkanmu. Tapi yang pasti aku Fernando Grey Willan adalah pria yang tak pernah mengingkari perkataannya, jadi kau jangan pernah memancingku untuk melakukan apa yang tadi aku katakan padamu!!"ucap Fernando pelan, ia kemudian pergi meninggalkan suster Lucia yang masih bersimpuh di tanah menuju ke dalam gedung rumah sakit kembali.     

Suster Lucia yang masih duduk di tanah nampak gemetaran ketika mendengar perkataan Fernando, ia tahu bahwa pria itu bukanlah pria yang mudah untuk dilawan. Oleh karena itu ia tak ada pilihan lain selain mengikuti apa yang sudah dikatakan oleh Fernando sebelumnya, ia harus mencari waktu dan timing yang tepat untuk membalas dendamnya kepada dokter Cecilia tanpa diketahui oleh orang lain apalagi oleh Fernando. Nasib keluarganya pun kini ada di tangannya, karena kedua orang tua suster Lucia sudah berhasil Fernando taklukan. Dengan kata lain secara tidak langsung saat ini ia tak punya kemampuan apapun untuk melawan Fernando.     

"Sepertinya aku harus memberitahukan kepada dokter Ammy untuk berhati-hati," ucap suster Lucia tiba-tiba teringat dengan dokter Ammy.     

Dengan cepat suster Lucia bangun dari rumput, ia kemudian bergegas masuk kedalam gedung rumah sakit kembali. Ia harus segera pergi ke ruang apotik dan segera melaporkan pada dokter Ammy atas apa yang terjadi.     

"Apa!!! jadi Fernando mulai ikut campur?!" tanya dokter Ammy dengan nada meninggi setelah mendengar perkataan suster Lucia yang saat ini diawasi Fernando.     

"Iya dok, lebih baik saat ini kita tahan dulu. Biarkan mereka ada diatas langit, setelah mereka lengah baru kita lakukan penyerangan," jawab suster Lucia dengan cepat.     

"Ok i know, terima kasih suster sudah memberikan kabar ini padaku," ucap dokter Ammy sambil tersenyum.     

"Dengan senang hati dok, anda adalah dokter saya jadi saya akan setia pada anda," sahut suster Lucia mencoba mengambil hati dokter Ammy.Mendengar perkataan suster Lucia membuat dokter Ammy tersenyum, tak lama kemudian suster Lucia pun kembali pada pekerjaannya sedangkan dokter Ammy yang sudah masuk jam istirahat masuk ke dalam kamar mandinya yang ada di ruangan pribadinya setelah ia mengunci pintu dari dalam ruangannya. Saat mengetahui kabar Fernando dari suster Lucia membuatnya terangsang, ia sudah lama tak bercinta sehingga ketika mendengar nama Fernando saja ia sudah horny.     

Dengan menggunakan sex toys miliknya yang ia simpan di dalam laci khusus, dokter Ammy masuk kedalam kamar mandinya. Ia kemudian melakukan masturbasi sendirian, dengan melakukan stimulasi di daerah kewanitaannya dengan menggunakan alat bantu sex miliknya.     

Saat melakukan kegiatannya ia membayangkan sedang dipacu oleh Fernando, cairan bening miliknya keluar membasahi paha dan kakinya hingga terkena lantai kamar mandi ketika bergerak.     

Dokter Ammy menjerit keras ketika mengalami orgasme yang ketiga kalinya, seluruh tubuhnya benar-benar lemas bagai tak bertulang ketika melakukan masturbasi.     

"Kau harus bertanggung jawab Fernando, mendengar namamu saja aku sudah gila seperti ini. Cepat atau lambat kau harus memuaskan aku secara langsung Fernando," ucap dokter Ammy pelan sambil menatap dirinya di kaca sambil meraba-raba kedua payudaranya yang mengkilat karena keringat.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.