You Are Mine, Viona : The Revenge

jealous again and again



jealous again and again

Setelah Profesor Frank pergi Fernando duduk di sofa mahalnya kembali sambil menatap ke arah pintu keluar dimana tadi Profesor Frank pergi, sementara itu Teddy sedang sibuk di pantry untuk mengambil batu es yang akan ia gunakan untuk mengompres pipi Fernando yang tadi dipukul oleh Profesor Frank. Ia mengira kedua kakak adik itu sudah akur, akan tetapi ternyata apa yang baru saja ia lihat semakin menguatkan dugaannya bahwa persaingan di antara keduanya masih terus berlanjut sampai saat ini.      
1

"Maaf tuan ini akan sedikit sakit." ucap Teddy pelan sambil berusaha mendekatkan kantung berisi batu es untuk mengompres luka memar di pipi Fernando.     

Fernando hanya diam tak merespon perkataan Teddy, ia seperti sedang membiarkan pelayannya itu untuk merawatnya. Fernando memejamkan matanya dengan bersandar di sofa pikirannya kembali memutar kejadian yang baru saja terjadi, ia bahkan masih bisa mengingat kata demi kata yang keluar dari mulut Profesor Frank sebelum ia mau hantamkan pukulannya kepada dirinya.     

Tak lama kemudian Fernando menangkis tangan Teddy yang ingin kembali mengompres pipinya, Ia lalu bangun dari sofa dan berjalan pelan menuju k     

kamarnya yang ada di lantai dua meninggalkan Teddy sendirian di ruang tamu dengan mangkuk berisi es batu. Dengan perlahan Fernando membuka pintu kamarnya dan melangkah masuk kedalam kamar besarnya menuju ranjang dimana Viona sedang terlelap, sisa make-up yang belum bersih semakin menguatkan perkataan Teddy yang mengatakan kalau Viona sebenarnya sudah siap untuk pergi ke pesta.     

Perlahan Fernando menyentuh pipi Viona dengan tangannya dan akhirnya justru membuat Viona bangun.     

"Maaf honey membuatmu bangun." ucap Fernando pelan merasa bersalah.     

"Nooo aku haus." jawab Viona dengan cepat sambil menoleh ke arah nakas dimana terdapat gelas yang berisi air putih.     

Fernando langsung meraih gelas itu dan memberikannya pada Viona yang langsung menghabiskan isinya dalam satu tegukan saja tanpa sisa, dern tersenyum melihat apa yang dilakukan oleh Viona.     

"Jagoan daddy haus?" tanya Fernando pelan sambil mencium perut Viona.     

"Iya daddy, aku haus." jawab Viona lirih menirukan suara anak kecil.     

"Apa jagoan daddy mau bermain bersama daddy?" tanya Fernando kembali.     

Pipi Viona langsung memerah ketika mendengar perkataan sang suami, ia paham kemana arah pembicaraan suaminya itu.     

"No daddy, mommy lelah kasian." jawab Viona dengan cepat.     

Cup     

Cup     

Cup     

Fernando melayangkan kecupannya di kedua pipi Viona dan ke kening yang tertutup rambut panjang sang istri dengan penuh cinta, ia lalu memeluk istrinya itu dengan erat seolah sedang mengatakan kalau banyak hal yang sudah ia lewati untuk bisa memeluknya seperti ini.     

"Ayo siap-siap." bisik Fernando lembut.     

"Siap-siap kemana?" tanya Viona bingung sambil melepaskan pelukannya dr Fernando.     

"Bukankah kau ingin pergi ke tempat resepsi dokter Cecilia, ayo siap-siap aku temani kesana." jawab Fernando singkat.     

Kedua mata Viona langsung berbinar mendengar perkataan sang suami, ia tak menyangka akan diizinkan pergi. Setelah Fernando menyakinkan Viona berkali-kali mereka berdua akhirnya bersiap-siap, saat Viona membersihkan wajahnya dari sisa make-up yang sudah ia hapus sebelumnya Fernando memilih mandi untuk menyegarkan diri. Tak lama kemudian Fernando dan Viona pun sudah selesai bersiap, Fernando nampak semakin gagah dengan tuxedo mahalnya sementara Viona terlihat makin anggun dengan Drop Waist Dress warna pastel. Dengan menggunakan gaun ini membuat pinggang Viona lebih terbentuk, perut buncitnya pun menjadi lebih terlihat dengan jelas. Melihat pakaian yang dipakai Viona membuat Fernando senang, ia bahagia karena Viona terlihat makin cantik dengan perutnya yang mulai membuncit.     

Sepanjang perjalanan Fernando terus menggenggam tangan Viona, ini adalah kali pertama ia menemani Viona pergi berpesta. Saat sampai di tempat pesta Fernando turun terlebih dahulu dari mobil, ia lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Viona keluar. Banyak orang yang awalnya tak menyadari kehadiran Fernando ditempat itu akan tetapi karena ada pelayan yang mengenalinya alhasil suasana menjadi gaduh, seperti biasa ketika Fernando datang ke tempat umum.     

"Ada apa di depan Charlie?" tanya Andrew penasaran pada Charlie yang berdiri disampingnya.     

"Sepertinya kau mendapatkan tamu spesial malam ini, kau harus siap menyambut mereka Andrew." jawab Charlie setengah berbisik pada Andrew.     

"Tamu spesial siapa….     

Andrew tak dapat menyelesaikan perkataannya ketika melihat Viona berjalan mendekat ke tempatnya berdiri sekarang bersama Fernando yang membimbingnya berjalan, kedua mata Andrew langsung melihat ke arah perut Viona yang sudah terlihat membuncit. Hal yang aneh pada Viona adalah ia justru terlihat makin cantik saat ini sehingga membuat Andrew terpana, ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya yang kembali terpesona ketika melihat Viona setelah dua bulan tak bertemu Viona.     

"Pesona wanita hamil memang beda, aura mereka akan terlihat lebih mempesona Andrew. Jadi kau jangan heran jika ia terlihat makin cantik saat ini." bisik Charlie pelan mencoba menenangkan Andrew yang langsung tak berkedip ketika melihat Viona.     

"Aku tidak….     

"Honey, itu ada dokter Viona dan tuan Fernando ayo kita sambut mereka."ucap dokter Cecilia yang tiba-tiba muncul di belakang Andrew.     

"Akhh ayo," sahut Andrew tergagap, Andrew lalu berjalan dibelakang sang istri yang terlihat sangat antusias menyambut Viona dan Fernando.      

Ia terlihat sangat senang ketika melihat Viona datang, bahkan beberapa kalau dokter Cecilia sempat meletakkan tangannya di perut Viona yang sudah berusia tiga bulan.     

"Selamat tuan Steven Joy." ucap Fernando singkat sambil menyalami Andrew yang ada dihadapannya.     

"Terima kasih tuan, saya juga berterima kasih anda sudi datang ke tempat saya ini." jawab Andrew berusaha tersenyum sambil menjabat tangan Fernando.     

"Aku harap ini pernikahan terakhirmu."bisik Fernando pelan sambil memeluk Andrew dan menepuk-nepuk punggung Andrew.     

Air muka Andrew langsung berubah ketika mendengar perkataan Fernando, ia jadi teringat dengan apa yang sudah terjadi sebelumnya. Dimana ia terpaksa menikahi Lucia atas desakan Fernando yang menekan ayahnya dan mempengaruhi orang tua Lucia demi merebut Viona darinya.     

Melihat perubahan ekspresi Andrew membuat Fernando tersenyum simpul, ia sebenarnya tak punya niat untuk mengungkit masa lalu akan tetapi entah mengapa ia akhirnya membicarakan itu kembali pada Andrew. Fernando seperti sedang menegaskan bahwa ia sudah berhasil mengalahkan Andrew dengan mendapatkan Viona, perang dingin antara Andrew dan Fernando akhirnya berhenti ketika dokter Cecilia mendekati Andrew dan mengatakan kalau acara akan segera dimulai.      

"Dokter Cecilia cantik sekali malam ini," bisik Viona lirih kepada Fernando sambil menatap kearah dokter Cecilia yang berjalan menuju tempat kue pernikahan mereka yang sudah tersedia di meja atas perintah pembawa acara.     

"Dan istriku jauh lebih cantik daripada dia seribu kali lipat." jawab Fernando dengan cepat tanpa rasa bersalah.      

"Awww ...babe kenapa mencubitku?!" tanya Fernando tiba-tiba sambil memegangi perutnya yang dicubit Viona.     

"Kau harus belajar menghargai orang lain, ini adalah pesta pernikahan dokter Cecilia kau tak boleh berbicara seperti itu karena malam ini dia lah yang paling cantik di tempat ini." ucap Viona dingin sambil melirik tajam ke arah Fernando.      

Fernando hanya tertawa tanpa suara merespon perkataan Viona, ia lalu membuat gerakan mengunci bibirnya dan menyimpan kuncinya ke dalam tuxedo mahalnya dengan ekspresi bodoh sehingga membuat Viona tertawa.      

"Jangan menggangguku lebih baik kita fokus ke acara tidak enak kalau membuat kegaduhan di sini." ucap Viona pelan sambil menahan tawa.     

"Yes maam." jawab Fernando kembali menggoda Viona.     

"Babe …     

Cup     

Fernando mendaratkan ciumannya di pipi Viona yang terlihat akan marah kembali karena sedari tadi ia terus memganggunyan tanpa henti. Fernando lalu melingkarkan tangannya ke pinggang Viona dan melihat ke arah Andrew dan dokter Cecilia yang akan memulai acara potong kue tanpa bicara kembali.      

Tak lama kemudian terdengar suara tepuk tangan dari semua tamu yang datang ketika dokter Cecilia dan Andrew selesai memotong kue dan saling menyuapi satu sama lain. Dokter Louisa yang menjadi pendamping wanita dokter Cecilia nampak tersenyum penuh haru, perlahan ia menyeka air mata yang keluar dari sudut matanya.      

Sang pembawa acara kemudian akhirnya meminta dokter Cecilia dan Andrew untuk melakukan dansa untuk pertama kali sebagai pasangan suami istri yang sah, walaupun sebenarnya mereka sudah menikah lebih dari dua minggu yang lalu. Akan tetapi di pesta resepsi kali ini sang pembawa acara tetap meminta mereka berdua untuk melakukan dansa, yang umumnya dilakukan oleh para pengantin baru disaat mereka selesai mengucapkan janji sehidup semati di malam pesta resepsi pernikahan mereka.      

Karena hari semakin malam dan dingin Fernando akhirnya melepas jas mahalnya dan memakaikannya pada Viona, ia khawatir istrinya itu akan kedinginan karena ada di ruang terbuka seperti saat ini. Pasalnya malam ini dokter Cecilia dan Andrew memilih tema outdoor sebagai acara resepsi mereka. Beberapa orang tamu terlihat berdansa dengan pasangannya masing-masing mengikuti sang pengantin yang masih berdansa di lantai dansa, mereka berdansa dengan diiringi lagu romantis dari beberapa orang penyanyi yang disewa oleh dokter Cecilia dan Andrew.     

Tak lama kemudian pesta pun akhirnya usai satu persatu tamu mulai pulang kembali ke rumahnya masing-masing, begitu juga dengan Viona dan Fernando yang memilih langsung pulang ke rumah karena hari sudah terlalu malam dan tidak mau ada di luar rumah sampai malam hari.      

"Kau yakin tak mau kami antar dokter?" tanya Viona kembali pada dokter Louisa yang masih berdiri di pintu keluar menunggu Profesor Frank.     

"Tadi Frank bilang akan menjemputku dokter."jawab dokter Louisa sambil tersenyum.     

"Ya sudah kalau begitu, kami duluan ya dokter," pamit Viona pada dokter Louisa.     

Dokter Louisa menganggukan kepalanya perlahan merespon perkataan Viona, ia hanya melambaikan tangan pada Viona dan Fernando yang akhirnya pergi meninggalkan dirinya didepan tempat acara resepsi dokter Cecilia. Karena dress yang dipakai dokter Louisa berbentuk kemben alhasil pundak dan sebagian punggungnya langsung terkena hembusan angin malam, beberapa kali ia terlihat memegangi pundaknya.     

Setelah menunggu selama hampir satu jam dokter Louisa akhirnya memutuskan untuk pulang naik taksi, ia sudah tak berharap akan dijemput Profesor Frank. Perlahan ia berjalan ke arah jalan raya dan melambaikan tangannya berniat untuk memberhentikan taksi, tak begitu lama kemudian datanglah sebuah mobil taksi mendekati dokter Louisa. Sang supir taksi nampak menelan salivanya saat melihat kemolekan tubuh dokter Louisa yang terlihat jelas.      

"De Lavenue…     

"Awwww…..!!!"      

Dokter Louisa tak dapat menyelesaikan perkataannya saat ada sebuah tangan yang menarik tubuhnya menjauh dari taksi.     

"Let me go!!" jerit dokter Louisa panik, ia belum melihat siapa pria yang memeluk pinggangnya saat ini.     

"Looks like I have to punish you again Louisa." ucap pria yang memeluk dokter Louisa dengan suara meninggi.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.