You Are Mine, Viona : The Revenge

Cinta itu aneh



Cinta itu aneh

0Dokter Louisa langsung terdiam ketika berhasil mengenali pria yang saat ini sedang menarik pinggangnya dengan keras, ia tak dapat berkata apa-apa lagi selain menuruti kemauan pria itu.      

"Masuk." titah pria yang menggunakan topi itu dingin sambil membuka pintu mobil untuk dokter Louisa.      

"Baik." jawab dokter Louisa patuh.     

Setelah dokter Louisa masuk ke dalam mobil, pria bertopi itu langsung membanting pintu dengan kencang sehingga membuat dokter Louisa yang belum siap kaget.     

"Frank…."protes dokter Louisa dengan suara meninggi.     

Walaupun dokter Louisa belum melihat wajah pria bertopi itu dengan jelas, akan tetapi ia sangat hafal dengan suaranya. Dan tebakan dokter Louisa benar pria bertopi yang kini sudah masuk ke dalam mobil adalah Profesor Frank calon suaminya. Professor Frank yang tak membuka topinya di dalam mobil langsung menyalakan mobil sport nya dengan cepat setelah ia memasang sabuk pengamannya dan pada saat akan menginjak gas ia menoleh ke arah dokter Louisa yang belum menggunakan sabuk pengaman, dengan penuh emosi ia mendekati dan memakaikannya sabuk pengaman dengan kasar sehingga membuat dokter Louisa kesakitan karena kulit tubuhnya terkena sabuk pengaman.      

"Frank…     

"Diam!!urusan kita di apartemenmu!!" sahut Profesor Frank dengan suara meninggi memotong perkataan dokter Louisa.     

Dokter Louisa langsung terdiam mendengar perkataan Profesor Frank, ia hanya bisa menyentuh pundaknya yang terasa perih karena tadi sempat terkena kuku Profesor Frank yang sedang memasang sabuk pengaman. Sepanjang perjalanan menuju apartemen dokter Louisa tak ada suara apapun, keduanya terdiam membisu dalam keheningan. Profesor Frank yang penuh konsentrasi menyetir mobil sementara dokter Louisa terlihat berusaha mengendurkan sabuk pengaman yang terasa mencekik tubuhnya karena terlalu kencang.      

Setelah berkendara selama hampir dua puluh lima menit Profesor prank akhirnya sampai di apartemen dokter Louisa, ia lalu memarkirkan mobilnya di tempat parkir VIP yang tersedia di apartemen itu. Tak lama kemudian Profesor Frank lalu keluar dari mobil dengan cepat sambil melirik ke arah dokter Louisa yang sedang berusaha melepaskan sabuk pengamannya, karena dokter Louisa belum berhasil membuka sabuk pengamannya Profesor Frank akhirnya masuk kembali ke dalam mobilnya dan membukakan sabuk pengaman yang terpasang di tubuh dokter Louisa dengan kasar.      

"Membuka seperti ini saja kau tak bisa Lou." ucap Profesor Frank dengan nada meninggi menghina dokter Louisa.     

"Cepat keluar dari mobil atau aku akan menyeretmu." imbuh Profesor Frank kasar sambil keluar dari mobilnya.     

"Aku tau." jawab dokter Louisa dengan suara yang tak terdengar.     

Profesor Frank kemudian keluar dari mobilnya dan berjalan cepat menuju apartemen tanpa menunggu  dokter Louisa di belakang yang nampak tertatih-tatih menyusul Profesor Frank, karena ia menggunakan high heel yang cukup tinggi sehingga menyulitkannya untuk berjalan ditambah dengan dress yang ia pakai menjuntai ke bawah mata kaki sehingga membuatnya cukup kesulitan untuk berjalan. Profesor Frank yang sudah masuk terlebih dahulu di dalam lift nampak menatap sinis ke arah dokter Louisa yang masih berjalan sambil membawa ekor dress cantiknya menuju lift.     

"kalau kau merasa kesulitan memakai baju seperti itu seharusnya kau tak memakainya." ucap Profesor Frank dingin ketika dokter Louisa sudah masuk ke dalam lift.     

"Ini adalah baju yang dipilihkan dan dibelikan oleh dokter Cecilia jadi aku tak mungkin tak memakainya di acara resepsinya." sahut dokter Louisa mencoba menjelaskan alasannya memakai baju pesta yang cukup membuatnya sulit itu.     

"Cihh...alasan klasik!!! Lalu kenapa kau tak membawa baju ganti…     

"Aku membawa baju ganti Frank, aku membawanya."  ucap dokter Luisa memotong perkataan Profesor Frank, ia sudah sangat kesal sejak tadi ditindas oleh calon suaminya itu.     

"Kalau kau membawa baju ganti kenapa kau masih memakai dress yang menyulitkan dan mengekspos tubuhmu seperti ini, bukankah aku sudah pernah bilang padamu jangan memakai pakaian terbuka di luar tanpa persetujuanku,!!!" bentak Profesor Frank kehilangan kesabaran sambil mendorong dokter Louisa ke dinding lift.      

"Aww…..     

"Jangan memancing emosi ku Louisa, aku sudah bersikap baik padamu.!!" imbuh Profesor Frank pelan sambil meletakkan tangannya ke leher dokter Louisa.     

Dokter Louisa menganggukan kepalanya pelan merespon perkataan calon suaminya tanpa bersuara, ia tahu kalau saat ini Profesor Frank sedang sangat marah dan ia tak mau membuat pria yang ia cintai itu semakin marah kepadanya.      

"Ssrrrtttt"      

"Frank awww….."      

Dokter Louisa menjerit sesaat setelah dress cantiknya dirobek paksa oleh profesor Frank, kedua tangannya spontan langsung melindungi kedua payudaranya yang langsung terekspos ketika Profesor Frank menyobek dress cantiknya itu. Saat dokter Louisa menutupi dadanya Profesor Frank langsung bertindak cepat, ia lalu menarik dokter Louisa setelah memastikan tak ada CCTV di dalam lift Profesor Frank lalu tersenyum tipis ia kemudian mengeratkan pelukannya pada tubuh dokter Luisa untuk melindungi dada dokter Luisa yang terekspos.     

Setelah memastikan tak ada CCTV di dalam lift profesor Frank lalu tersenyum tipis, ia kemudian mengeratkan pelukannya pada tubuh dokter Louisa yang gemetaran. Saat pintu lift sudah berhenti Profesor Frank lalu menggendong dokter Louisa ala bridal style tanpa bicara apapun, ia kemudian berjalan dengan langkah tegap menuju ke unit apartemen dokter Louisa yang ia sudah hafal password-nya. Sementara itu dokter Louisa nampak tetap berusaha melindungi dadanya menggunakan dress yang sudah terkoyak di dalam gendongan Profesor Frank, ia tak mengerti kenapa pakaiannya tiba-tiba disobek seperti itu.      

Sesampainya di kamar dengan perlahan Profesor Frank menurunkan dokter Louisa diatas ranjang, ia lalu berjalan menuju dapur karena merasa haus setelah menunggu dokter Louisa keluar dari tempat pesta dokter Cecilia selama hampir satu setengah jam. Ia sebenarnya ingin masuk ke dalam tempat acara berlangsungnya pesta, akan tetapi saat melihat Fernando dan Viona datang niatnya ia batalkan. Hati kecilnya masih belum siap bertemu Viona setelah sebelumnya ia bertengkar dengan Fernando.      

"Sampai kapan kau akan terus berbaring seperti itu apakah kau tak mau membersihkan dirimu yang bau alkohol itu!!" hardik profesor Frank berteriak sambil membawa air putih di tangannya ketika melihat dokter Louisa masih terbaring di atas ranjang.      

"Apa salahku Frank…?" tanya dokter Louisa terbata sambil duduk, ia sudah membalut dada nya dengan selimut.     

Alih-alih menjawab pertanyaan dokter Louisa Profesor Frank justru tertawa lebar, ia kemudian menghabiskan air yang ada di tangannya. Dan meletakkan gelas kaca itu di atas meja dengan sembarangan, lalu berjalan pelan menuju kamar sambil membuka kancing kemejanya satu persatu.      

"Bukankah aku sudah pernah bilang padamu, aku tak suka melihatmu berpakaian terbuka di tempat umum." ucap Profesor Frank dingin sambil meraih dagu dokter Louisa dengan kasar.     

"Aku tidak menggunakan pakaian terbuka Frank aku hanya akhhh...     

Dokter Louisa tak dapat menyelesaikan perkataannya karena ia sudah ditubruk oleh Profesor Frank, sehingga membuatnya langsung terjatuh ke ranjang dengan posisi Professor Frank sudah menindihnya.      

"Lalu menurutmu apakah pakaian yang baru saja kau pakai itu tidak terbuka Louisa?" tanya Profesor Frank setengah berbisik dengan suara berat sambil mencium leher dokter Louisa yang berkeringat.      

"Bagian mana yang terbuka Frank...akhhh…     

Lagi-lagi dokter Louisa tak dapat menyelesaikan perkataannya karena kedua payudaranya sudah diremas oleh Profesor Frank dengan gerakan sensual sehingga membuatnya terangsang, melihat dokter Louisa menggeliat membuat Profesor Frank tersenyum. Ia lalu menghentikan gerakannya dengan tiba-tiba dan langsung berdiri diatas ranjang dengan cepat, sepasang matanya menyipit ketika melihat dokter Louisa yang sudah setengah telanjang menggeliat seperti menginginkan sentuhannya lagi.     

"Aku tak mau menyentuhmu sebelum kau membersihkan tubuhmu dari aroma alkohol yang melekat di tubuhmu Louisa," ucap Profesor Frank dingin, ia lalu berjalan keluar dari kamar dokter Louisa dan merebahkan tubuhnya di atas sofa yang ada di ruang tv setelah membuka kemejanya.      

Sementara itu dokter Louisa yang sudah terangsang hanya bisa menahan kekecewaannya ketika melihat Profesor Frank sudah tidur di atas sofa, ia lalu berjalan menuju kamar mandi setelah membuka dress cantiknya yang sudah koyak.     

"Sulit sekali menebak isi hatimu Frank." ucap dokter Louisa pelan sambil menikmati air dingin yang keluar dari shower.     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.