You Are Mine, Viona : The Revenge

Lantai 20



Lantai 20

0Iring-iringan mobil berwarna hitam terlihat memasuki halaman rumah sakit Global Bros sehingga mengundang perhatian banyak orang yang sedang ada di depan rumah sakit, mereka terlihat penasaran dan ingin mencari tahu siapakah orang yang ada di dalam mobil tersebut sehingga membutuhkan banyak mobil yang mengawal.      

Begitu pula dengan para staf dan keluarga pasien yang ada di halaman rumah sakit Global Bros, mereka dibuat penasaran oleh pasien VIP yang baru saja masuk ke dalam rumah sakit. Mereka terlihat mendekat kearah iring-iringan mobil yang sudah berhenti di sekitar lobby untuk melihat lebih dekat, namun usahanya gagal karena para pria berpakaian serba hitam langsung membentuk dinding manusia sehingga menutupi orang yang turun dari mobil tersebut.      

"Semuanya sudah siap, kamar lantai 20 ruangan VIP," ucap profesor Dexter pelan pada prosesor William yang baru turun dari mobil.     

"Baik, pastikan berita ini tak bocor. Fernando tak mau siapapun tau dia sakit, termasuk rival bisnisnya karena ini akan membahayakan perusahaannya," sahut profesor William lirih.     

"Aku tau, kau tenang saja. Jalan menuju ke lantai 20 sudah aku tutup, sehingga para staf lainnya tak akan tau. CCTV di lobby dan sekitarnya juga sudah aku matikan," jawab profesor Dexter kembali.     

"Kau memang bisa diandalkan Dexter, ya sudah ayo bantu aku memapah Fernando keluar dari mobil," pinta profesor William pelan sambil menepuk pundak profesor Dexter.     

Profesor Dexter menganggukan kepalanya perlahan merespon perkataan profesor William, mereka lalu berjalan menuju mobil dan membantu Fernando keluar. Fernando duduk di sebuah kursi roda yang sudah disediakan khusus untuknya, setelah Fernando duduk dengan cepat profesor William mendorong Fernando menuju lantai 20 yang merupakan lantai khusus para pasien VIP. Karena tak mau ada yang curiga Justin dan Harry tetap ada di dalam mobil, mereka menunggu perintah Fernando untuk turun.     

Setelah menunggu selama hampir dua puluh menit Justin lalu turun untuk menyusul Fernando, sedangkan Harry kembali melanjutkan pekerjaannya yang sudah diperintahkan oleh Fernando sebelumnya.     

"Istirahat lah disini untuk beberapa hari kedepan,"ucap profesor William pelan sambil menyelimuti Fernando.     

"Viona…     

"Jangan pikirkan istrimu, yang terpenting saat ini kau cepat sembuh. Kalau kau tak sembuh juga maka aku akan membuat tangan kananmu terluka seperti tangan kirimu itu," sahut profesor William ketus, ia masih tak percaya saat mengetahui asal mula luka di tangan Fernando.     

Fernando terdiam mendengar perkataan sahabatnya itu, ia lalu meringis menahan perih saat profesor Dexter memasukan jarum infus di tangannya kanannya kembali.     

"Tidurlah, supaya kau cepat sembuh Fernando. Nasib ratusan karyawan diperusahaan tergantung padamu Fernando, kau harus sembuh supaya mereka tetap bisa bekerja," ucap profesor William pelan.     

"Aku tau Will, kau tenang saja," jawab Fernando singkat sambil memejamkan kedua matanya perlahan, rupanya efek obat yang disuntikkan bersama cairan infus mulai bekerja.     

Tak begitu lama kemudian Fernando akhirnya benar-benar tidur, profesor William kemudian mengajak profesor Dexter untuk keluar membiarkan Fernando tidur.     

"Jadi dokter Viona tak mau ikut pulang bersama Fernando?" tanya Profesor Dexter kepada Profesor William kaget saat mendengar cerita Profesor William.      

"Iya dia menolak untuk pulang bersama kami, namun tadi dia mengatakan akan memikirkan lagi," jawab Profesor William pelan sambil memijat kepalanya yang pusing, rumah tangga Fernando benar-benar menguras kelelahan fisik dan jiwanya selama ini.      

"Mereka kan masih terikat pernikahan yang sah, lalu kenapa dokter Viona menolak untuk pulang disaat suaminya sedang sakit seperti itu," ucap Profesor Dexter kecewa.     

"Tidak mudah bagi seorang wanita yang sudah dilukai berkali-kali oleh sang suami selama berbulan-bulan bisa langsung memaafkan kesalahan suaminya dengan mudah, apalagi kau juga tau bukan apa yang dilakukan oleh Fernando pada dokter Viona. Karirnya di stop, dijadikan tahanan rumah, belum puas sampai disitu ia harus melihat suaminya membawa perempuan lain akhh aku saja yang mendengar ceritanya pusing seperti ini apalagi dengan dokter Viona yang mengalaminya secara langsung. Itu tidak mudah Dexter, tidak mudah. Sebaik dan sesabar apapun dokter Viona aku yakin ia tak mampu menghadapi semua ini, belum lagi di saat ia keguguran dengan tanpa merasa bersalah Fernando memberikannya surat cerai... arrgghhhh entahlah si brengsek itu otaknya dimana saat melakukan itu. Aku pusing," sahut profesor William kesal.     

Profesor Dexter terdiam mendengar perkataan profesor William, ia sebenarnya tak menyalahkan Viona kalau tak mau ikut datang ke Ontario lagi mengingat apa yang sudah dilakukan oleh Fernando yang sudah kelewat batas.     

"Si brengsek itu sangat mencintai dokter Viona, namun caranya salah. Dia terlalu mengekang istrinya sampai akhirnya justru menjadi bumerang sendiri untuknya," imbuh profesor William lirih.     

"Iya, cintanya yang berlebihan pada dokter Viona benar-benar mengerikan," ucap profesor Dexter.     

Profesor William hanya tersenyum tipis mendengar perkataan sahabatnya itu, sebenarnya ia merasa kasihan saat melihat kondisi Fernando saat ini. Namun disaat yang sama ia juga tak bisa menyalahkan Viona karena dalam hal ini Fernando sendirilah yang mencari masalah. Profesor Dexter kemudian mengajar Professor William pergi ke kantin untuk minum kopi, ia tau kalau sahabatnya itu sedang sangat kelelahan mengurusi Fernando.     

Setelah profesor William dan profesor Dexter masuk ke dalam lift dokter Ammy yang bersembunyi di toilet keluar, ia sebenarnya sedang melakukan kegiatan menyenangkannya di toilet lantai 20. Namun saat akan keluar dari toilet ia melihat Fernando dibawa ke dalam ruangan khusus dengan penjagaan ketat yang membuatnya tak bisa keluar dari toilet, sebuah senyuman tersungging di wajah cantiknya saat mengetahui rahasia besar yang disembunyikan para profesor itu.     

"Ternyata tak sia-sia aku memilih lantai 20 untuk melakukan masturbasi," ucap dokter Ammy dalam hati, ia senang karena mengetahui keberadaan Fernando di rumah sakit.     

"Ok sayang, aku pulang dulu. Nanti saat tak ada pengganggu aku akan datang, kita akan bercinta sayang. Aku akan memuaskanmu Fernando, kau tak tau bukan berapa lama aku menunggu saat-saat seperti ini sayang. Oh Fernando aku sangat mencintaimu, sepertinya waktuku untuk menjadi nyonya Willan akan segera datang. Aku pulang dulu Fernando, akan aku siapkan obat kuat paling mujarab untukmu sehingga kita bisa bercinta sampai pagi hi hi hi…aku pulang Fernando bye bye," gumam dokter Ammy lirih sambil memasukkan dildo yang baru saja ia pakai untuk masturbasi ke dalam saku bajunya.      

Dokter Ammy memang punya jadwal rutin di lantai 20, dimana lantai itu memang selalu sepi. Sehingga memudahkannya untuk melakukan kegiatan menyenangkannya di toilet, ia biasanya akan melakukan masturbasi selama 30 menit sambil menonton video porno sambil membayangkan Fernando lah yang sedang memasuki tubuhnya. Sebagai wanita yang sudah hyper seks ia tak bisa melewatkan satu hari tanpa masturbasi, setelah lepas dari profesor Frank ia semakin kecanduan seks. Jadi tak heran jika ia selalu membawa seks toys kemanapun, bahkan saat ia benar-benar sedang horny tak segan ia memasukkan dildo getar ke dalam vaginanya ketika sedang memeriksa pasien.     

Dengan langkah bahagia dokter Ammy menuruni tangga darurat, jalan biasa ia naik dan turun menuju lantai 20 pasca menyalurkan hasratnya.      

"Aku akan jadi nyonya Willan...aku akan jadi nyonya Willan hi hi hi…     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.