You Are Mine, Viona : The Revenge

Rindu



Rindu

0Dengan perlahan Fernando membimbing Viona masuk ke dalam mobil, ia memutuskan untuk mengajak Viona pulang ke rumah karena tak tega melihat Viona yang kesakitan. Sebelumnya ia sudah meminta Profesor William untuk menggantikan jadwal praktek Viona hari ini.      

"Ayo Lukas kita pulang," titah Fernando singkat.     

"Baik tuan," jawab Lucas singkat sambil menganggukkan kepalanya.     

"Hati-hati Lucas, perut istriku sedang sakit," ucap Fernando pelan.     

"Saya mengerti tuan," sahut Lucas singkat.     

Setelah berkata seperti itu Lucas kemudian memacu mobil menuju ke apartemen penthouse milik Fernando, dikawal oleh dua mobil Jeep warna hitam di depan dan di belakang. Di dalam mobil Fernando terlihat berkali-kali mencium tangan Viona, seolah sedang memberikan energi kepada istrinya itu yang terlihat sangat kepayahan menahan rasa sakit di perutnya. Sebelum pulang tadi sebenarnya Profesor William ingin memberikan painkiller kembali pada Viona melalui suntikan, namun Viona dengan tegas menolaknya dengan alasan ia tak membutuhkan obat seperti itu. Alhasil saat ini di dalam mobil ia kembali merasakan serangan yang dahsyat di perutnya.      

Fernando yang tak bisa berbuat banyak hanya berusaha membuat Viona senyaman mungkin, ia memberikan pijatan di sekitar panggul untuk membantu meredakan sakit sang istri sambil tak henti-hentinya memberikan membisikan kata cinta untuk Viona yang sedang memperjuangkan kedua matanya di dada Fernando. Dari kaca spion Lucas melihat apa yang dilakukan Fernando pada Viona, ia pun hanya bisa tersenyum tipis tanpa bersuara melihat sang Tuan berbuat seperti itu.      

Dokter Louisa yang berdiri di jendela ruangan kerjanya masih tak bergeming pasca ia melihat Viona pulang bersama Fernando, sebuah senyuman di wajahnya pun belum mau pergi dari wajah cantiknya. Sudah tiga hari ini ia merasa lebih nyaman ada di rumah sakit, pasalnya dokter Ammy yang selama ini selalu mengganggunya sudah tidak bekerja lagi di rumah sakit yang sama dengannya. Ia merasa lebih leluasa dalam bernafas, begitu pula dengan dokter Cecilia yang juga merasakan hal yang sama. Ia juga terbebas dari suster Lucia yang tak henti-henti menyindirnya ditiap kesempatan bertemu.     

"Kehadiran dokter Viona di rumah sakit ini memang sebuah berkat bagiku, setelah ia datang dokter Ammy dipecat. Suasana rumah sakit pun lebih tenang seperti dulu," ucap dokter Louisa lirih sambil menatap mobil anak buah Fernando akhirnya menghilang dari pandangan matanya.     

Tok     

Tok      

Tok     

"Dok ini aku suster Tina," ucap suster Tina dari balik pintu.     

"Masuklah sus," jawab dokter Louisa pelan, ia lalu duduk di kursinya menanti suster Tina masuk.     

Suster Tina masuk ke dalam ruangan pribadi dokter Louisa dengan sebuah senyuman tersungging di wajahnya sambil membawa laporannya.     

"Kenapa kau bahagia sekali?" tanya dokter Louisa singkat.     

"Tentu saja aku bahagia, dua hama rumah sakit ini sudah pergi tiga hari yang lalu. Rasanya sangat nyaman sekali ketika tidak ada dua orang itu di sini dok," jawab suster Tina to the point.      

"Jangan seperti itu suster, walau bagaimanapun mereka adalah rekan kerja kita. Jadi kau tak boleh membicarakan mereka seperti itu, apalagi mereka berdua sudah tidak bekerja lagi di rumah sakit ini. Setidaknya kita harus mengenang mereka sebagai rekan kerja yang baik walau ya kau tau sendiri mereka seperti apa," ucap dokter Louisa pelan sambil berusaha tersenyum.     

"Rekan kerja yang baik bagaimana maksud anda dok, mana ada dokter yang baik sampai membuat video skandal seks seperti itu dengan lima orang pria sekaligus. Rasanya citra baik sangat tidak pantas untuk kedua wanita itu dok," sahut suster Tina dengan cepat tanpa rasa bersalah, walaupun video skandal seks itu sudah tidak ada di internet karena sudah di take down oleh Fernando atas permintaan Viona. Namun tetap saja semua orang di rumah sakit Global Bros melihat video skandal dokter Ammy dan suster Lucia itu.     

Dokter Louisa hanya diam mendengar perkataan suster Lucia, pasalnya ia tau persis siapa dokter Ammy itu yang sesungguhnya. Selama ini dokter Louisa mengira kalau dokter Ammy menjadi penggila seks setelah ia menjadi budak pemuas nafsu dari Profesor Frank, sama seperti dirinya saat ia belum menikah dengan profesor tampan itu. Padahal sebenarnya dokter Ammy sudah menjadi wanita Hyperseks jauh sebelum ia mengenal profesor Frank, mengingat hal itu tiba-tiba membuat dokter Louisa bergelora. Tak bercinta hampir lima bulan membuatnya hampir gila, untung saja ia berhasil menahan diri untuk tak melampiaskan nafsunya pada sex toys miliknya sang merupakan hadiah dari sang suami beberapa waktu yang lalu.     

Melihat dokter Louisa terdiam membuat suster Tina merasa bersalah, ia tau kalau dokternya itu sama baiknya dengan dokter Viona yang selama ini ia kagumi.     

"Dok, anda marah?" tanya suster Tina lirih.     

"Kenapa aku harus marah sus," jawab dokter Louisa tergagap.     

"Anda dari tadi diam, wajah anda juga memerah pasca saya membahas dokter Ammy," ucap suster Tina pelan.     

"Tak ada sus, aku tak marah pada siapapun. Ya sudah waktu makan siang sudah hampir tiba, lebih baik kau datangi ruangan dokter Cecilia kita ajak ia makan siang bersama di kantin," sahut dokter Louisa mengalihkan pembicaraan.     

"Baiklah, kalau begitu saya juga akan menghampiri dokter Viona untuk mengajaknya makan…"     

"Dokter Viona pulang lebih cepat, tadi aku melihatnya ia pulang bersama tuan Fernando," ucap dokter Louisa memotong perkataan suster Tina.     

"Oh begitu, sayang sekali. Ya sudah lah kalau begitu aku ke ruangan dokter Cecilia saja, anda nanti susul kami ya dok," jawab suster Tina dengan penuh semangat.     

"Iya, ya sudah sana pergi. Aku rapikan dulu laporanku lalu aku susul kalian," sahut dokter Louisa sambil tersenyum.     

Suster Tina hanya tersenyum lebar mendengar perkataan sang dokter, ia kemudian pergi meninggalkan ruangan pribadi dokter Louisa untuk pergi ke ruangan dokter Cecilia seperti yang diperintahkan dokter Louisa. Ruangan dokter Cecilia ada di lantai empat, sedangkan ruangan dokter Louisa ada di lantai lima oleh karena itu biasanya ketika mereka akan makan bersama dokter Louisa dan suster Lucia memang akan menghampiri dokter Cecilia dan suster Chloe yang sudah menjadi asisten pribadi dokter Cecilia pasca dokter Robert menjadi tangan kanan profesor Frank.     

Setelah suster Tina pergi dokter Louisa nampak mempercepat pekerjaannya, ia terlihat sibuk merapikan berkas-berkas laporannya ke dalam laci mejanya setelah ia periksa. Berkas itu akan ia gunakan untuk melapor pada profesor William besok pagi, setiap satu bulan sekali ia harus melaporkan semua data pasien yang ia tangani.     

"Kenapa kau kembali sus, tunggu sebentar aku sedang merapikan berkas ini," ucap dokter Louisa dengan suara keras saat mendengar pintu ruangannya terbuka kembali dari luar, ia mengira suster Tina kembali lagi ke ruangannya.     

Dokter Louisa pun semakin mempercepat pekerjaannya karena tak mau membuat suster Tina menunggu lebih lama, saat akan bangun berbalik tiba-tiba ada tangan besar yang melingkar di perut dokter Louisa dari belakang.     

"I miss you…"     

"Frank,"      

"Yes its me," jawab profesor Frank dengan cepat memotong perkataan dokter Louisa.     

Dokter Louisa terdiam beberapa saat, ia memang sudah lama sekali tak dipeluk oleh suaminya tiba-tiba terisak. Profesor Frank yang mendengar sang istri menangis langsung melepaskan pelukannya dan membalik tubuh dokter Louisa agar bisa menghadapnya.     

"Kenapa menangis?" tanya profesor Frank lirih sambil menyeka air mata dokter Louisa.     

"Aku kira kau sudah melupakan aku," jawab dokter Louisa jujur.     

"Mana mungkin," sahut profesor Frank dengan cepat.     

"Buktinya kau tak pernah pulang tepat waktu, kau tak pernah tidur satu kamar lagi denganku, kau juga sudah…"     

Dokter Louisa tak dapat menyelesaikan perkataannya karena profesor Frank langsung melumat bibir sensual dokter Louisa dengan penuh nafsu.     

"I wanna you right now…" bisik profesor Frank lirih tanpa melepaskan ciumannya dari bibir dokter Louisa.     

"Here...on the hospital right now?" tanya dokter Louisa kaget sambil mendorong profesor Frank menjauh darinya.     

"Yes," jawab profesor Frank sambil tersenyum penuh arti.     

"Tapi ini rumah sakit lagipula kita….akhhmmmpphh…"     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.