You Are Mine, Viona : The Revenge

Tragedi di pagi buta



Tragedi di pagi buta

0Hari masih sangat pagi sekali saat ponsel Viona berdering tanpa henti sehingga membuat si empunya yang sedang mengarungi alam mimpi terbangun, Viona meraba-raba ponselnya yang ada diatas nakas. Rasa kantuk dan lelahnya belum hilang sempurna sebenarnya namun karena ponselnya terus berteriak ia akhirnya mengalahkan rasa kantuknya dan membuka matanya perlaham untuk mencari tau siapa yang menghubunginya di jam setengan empat pagi.     

"Nomor tanpa nama," ucap Viona lirih saat melihat deretan angka muncul dilayar ponselnya, saat akan dipencet panggilan sudah berakhir.     

Karena masih mengantuk Viona memutuskan untuk tidur kembali namun pada saat ia akan memejamkan mata tiba-tiba ponselnya kembali berdering.     

"Hallo..     

"Dokter, dokter Viona ini saya Jonas. Saya adalah petugas ambulance di rumah sakit Global Bross dan kebetulan saya malam ini sedang tugas malam, maaf mengganggu istirahat anda dokter tapi ini kondisinya sedang gawat darurat dok," ucap Jonas dengan cepat memotong perkataan Viona.     

"Ada apa Jonas?" tanya Viona pelan.     

"Saya sedang membawa seorang korban tabrak lari dok, dada...dadanya tertusuk pecahan kaca saya takut menyentuhnya jadi saya dan membawanya ke rumah sakit tapi karena ini masih sangat pagi jadi...     

"Dalam dua puluh menit aku akan sampai ke rumah sakit, bawa dia kerumah sakit Jonas dan minta petugas IGD menyiapkan semuanya," sahut Viona degan cepat.     

"B-baik dok, saya juga sedang menuju rumah sakit saat ini. Kami tunggu kehadiran anda dokter," jawab Jonas dengan suara terbata-bata sebelum mengakhiri panggilan teleponnya.     

Begitu sambungan teleponnya terputus Viona langsung melompat dari ranjang, ia berlari menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat giginya. Tak lama kemudian Viona meraih pakaian ganti secara sembarangan di lemari, tanpa pikir panjang Viona meraih tas dan ponselnya. Dengan setengah berlari Viona menuju lift menembus kegelapan didalam apartemen mewah sang suami yang kini menjadi tempat tinggal barunya.     

Saat masuk kedalam lift Viona panik karena lift terkunci dilantai 31 dan tak bisa turun ke lantai satu, setelah berfikir cukup lama Viona akhirnya tau kalau lift itu memang dikunci saat Fernando sudah pulang dan akan dinyalakan kembali saat pagi tiba. Karena tak ada jalan lain untuk keluar dari apatemen penthouse itu Viona akhirnya menghubungi anak buah sang suami yang berjaga dibasement, dengan menggunakan telepon yang ada didalam lift Viona mencoba menghubungi para penjaga itu di basement.     

"Aduhh kalian dimana kenapa tak diangkat-angkat,"     

"Ini kalian sedang apa sebenarnya kenapa tak..     

"Hallo jack disini," sahut seorang penjaga yang berama Jack memotong perkataan Viona.     

"Jack ini aku, cepat nyalakan lift aku harus ke rumah sakit ada pasien gawat darurat," ucap Viona dengan cepat memotong perkataan Jack.     

"Nyonya..     

"Iya ini aku cepat Jack, nyalakan liftnya aku harus kerumah sakit sekarang juga mereka menungguku," sahut Viona dengan cepat memotong perkataan Jack     

"Tapi nyonya kami tak berani kalau belum ada persetujuan dari tuan," jawab Jack singkat.     

Viona memijat kepalanya perlahan mendengar perkataan Jack, ia menghela nafas panjang dan tak habis pikir kenapa para bodyguard Fernando sama menyebalkannya dengan tuannya.     

"Kalau nyawa orang itu sampai tak tertolong maka kau akan kulaporkan polisi Jack, suamiku pun tak akan bisa membantahku kalau aku ingin memasukkanmu ke kantor polisi," ucap Viona pelan mengancam Jack.     

Deg     

Bodyguard yang bernama Jack langsung terdiam mendengar perkataan sang nyonya, ia lalu terlibat pembicaraan singkat dengan beberapa teman-temannya yang membuat Viona tersenyum ketika mendengarnya walau hanya samar-samar.     

"Cepat Jack, aku berpacu dengan waktu!!" hardik Viona keras.     

"B—baik nyonya, anda sudah bisa memencet tombol B1 sekarang nyonya," jawab Jack tergagap.     

"Ok dan jangan lupa siapkan mobil untukku," sahut Viona pelan, ia lalu menyudahi panggilan teleponnya dan memencet tombol B1.     

Tak lama kemudian lift pun berbunyi dan akhirnya tiba di basement, saat Viona keluar dari lift sebanyak lima orang pria berbadan besar langsung menyambutnya.     

"Nyonya...     

"Cepat antar aku ke ruamh sakit, aku tak punya banyak waktu," sahut Viona dengan cepat sambil berjalan cepat menuju ke sebuah mobil yang sudah dipanasi.     

Jack yang tadi berbicara dengan Viona akhirnya memilih mengantar sang nyonya menuju rumah sakit, karena hari masih sangat pagi perjalanan Viona menuju rumah sakit terasa sangat cepat sekali. Viona yang sedang sibuk berkoordinasi dengan suster yang ia perintahkan untuk menyiapkan ruang operasi nampak kaget saat Jack mengatakan mereka sudah sampai di rumah sakit Global Bross.     

"Cepat sekali kau membawa mobilnya Jack," ucap Viona pelan.     

"jalanan masih sangat sepi sekali nyonya dan...     

Jack tak dapat menyelesaikan perkataannya saat melihat sebuah mobil ambulance masuk ke dalam halaman rumah sakit Global Bros, melihat ambulance datang Viona segera melompat dari mobil dan langsung berlari menuju ambulance. Jack yang penasaran pun akhirnya ikut turun dari mobil namun saat akan melihat lebih dekat langkahnya terhenti saat melihat sebuah ranjang dorong turun dari dalam ambulance dan diatasnya terbaring seorang wanita yang memiliki pecahan kaca cukup besar tertusuk di dadanya.     

Tak lama kemudian Viona terlihat berlari mendorong pasien itu menuju ke dalam rumah sakit meninggalkan Jack yang masih berdiri didekat ambulance, rumah sakit yang senyap pun berubah mencekam saat suara Viona terdengar membahana hampir disemua lorong saat memerintahkan semua orang dengan cepat membawa pasien yang sedang sekarat itu keruang operasi.     

"Dok, semuanya sudah siap," ucap seorang suster IGD menyambut Viona didepan ruang operasi.     

"Good, bawa dengan hati-hati. Aku berganti pakaian terlebih dahulu," sahut Viona dengan cepat.     

Sang suster hanya menganggukkan kepalanya perlahan mendengar perkataan Viona, ia dan dua orang temannya lalu membawa pasien itu kedalam ruang operasi dengan hati-hati sesuai perintah sang dokter. Jonas sang petugas ambulance langsung terduduk dilantai saat berhasil membawa pasien yang ia temukan itu tepat waktu ke rumah sakit, sementara itu Viona pun sudah selesai berganti pakaian operasi. Wajahnya dan rambutnya sudah tertutup rapat sesuai prosedur pemakaian seragam operasi, setelah semuanya siap Viona lalu masuk ke dalam ruang operasi dengan langkah mantap.     

"Ayo mulai," ucap Viona pelan saat sudah ada disamping meja operasi, matanya menatap tajam pada potongan kaca yang menancam didada sebelah kiri. Yang ia harapkan saat ini adalah pecahan kaca itu tak menembus jantung pasien.     

Dengan menggunakan pisau bedah super tajam Viona lalu melakukan tugasnya, setelah melihat hasil CT-Scan Viona bersyukur karena pecahan kaca itu tak sampai menyentuh jantung sang pasien. Namun keberuntungan tak memihak padanya karena pecahan kaca itu sudah tertancap pada paru-paru sebelah kiri pasien.     

��Dok, ini sudah mengenai paru-paru," ucap seorang suster pelan dengan suara parau.     

"Hasil CT-Scan bisa salah sus, jangan pesimis dulu. Kita harus berfikir positif, ok kita mulai operasinya," sahut Viona lembut sambil mengarahkan pisau bedah yang ada ditangannya ke arah dada sang pasien yang saat ini semua pakaiannya sudah dilepas.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.