You Are Mine, Viona : The Revenge

Khawatir



Khawatir

0Sepanjang perjalanan pulang menuju apartemen penthouse yang menjadi tempat tinggal barunya Viona mengendarai mobil milik Justin dengan sangat apik tanpa apa gangguan sama sekali, ia bahkan tidak mengebut sama seperti tadi. Setelah mengendarai mobil selama hampir 45 menit mereka akhirnya sampai di apartemen, saat hampir sampai Viona dikejutkan dengan adanya beberapa mobil polisi terparkir di halaman apartemen penthouse. Perlahan Viona membangunkan Fernando yang sudah terlelap di kursi sambil memegang tangannya.      

"Kita sudah sampai?"tanya Fernando pelan sambil membuka matanya perlahan.      

"Yes, look over there," jawab Viona dengan cepat sambil menunjuk ke depan.     

Fernando kemudian mengikuti arah tangan Viona, pada awalnya ia belum begitu jelas melihat mobil-mobil apa yang ada di hadapannya itu namun ketika melihat sirine yang berkelip kesadarannya langsung kembali 100%.      

"Police car," gumam Fernando lirih.     

"Ada apa?" tanya Viona pelan.     

"Tenanglah sayang kau sekarang bersamaku," jawab Fernando pelan berusaha untuk menenangkan Viona yang terlihat sedikit khawatir, otak Fernando yang cerdas sudah dapat membaca maksud dan tujuan para polisi itu datang ke apartemennya.     

Viona kemudian menghentikan mobilnya saat sudah sampai di depan lima mobil polisi yang terparkir di halaman apartemen, ia kemudian keluar bersama Fernando dengan tenang. Saat melihat sang tuan dan nyonya-nya datang Justin dan Harry langsung berlari mendekati Fernando dan Viona, begitu pula dengan para bodyguard lainnya yang mengekor di belakang.     

"Anda tidak apa-apa tuan?" tanya Justin dan Harry kompak.     

"Tentu saja, lihat saja aku dan istriku baik-baik saja," jawab Fernando pelan sambil melingkarkan tangannya di pinggang Viona.     

"Ada apa memangnya?" tanya Fernando kembali pura-pura bodoh.     

"Itu tuan…     

"Jadi begini tuan Fernando, tadi anak buah saya melaporkan bahwa mobil Porsche yang anda kendarai ini melaju di jalan tol dengan kecepatan diatas rata-rata untuk itu kami datang untuk meminta keterangan," ucap seorang perwira polisi muda sambil menunjukkan rekaman CCTV dimana tadi Viona melaju dengan kecepatan tinggi di jalan tol diikuti dua mobil polisi di belakang.     

"Lalu?" tanya Fernando pelan.     

"Jadi kami ingin membawa anda ke kantor polisi untuk dimintai keterangan," jawab perwira polisi itu kembali tanpa rasa takut.     

"Kenapa harus ke kantor polisi?" tanya Viona tiba-tiba.     

Fernando dan beberapa polisi yang ada di hadapannya langsung menoleh menatap Viona yang kini berdiri di sebelah Fernando, Fernando lalu meraih tangan Viona dan mengajaknya berjalan beberapa langkah menjauhi petugas polisi itu untuk berbicara empat mata.      

"Kau tenang saja semuanya akan baik-baik saja babe," ucap Fernando pelan  mencoba untuk menenangkan Viona.     

"Tapi kenapa harus ke kantor polisi?" tanya Viona kembali pada Fernando, ia merasa bersalah karena tadi sudah mau ngebut di jalan tol.     

"Tenang saja, kita tak akan ke kantor polisi. Beri aku waktu sebentar berbicara dengan para polisi itu, suamimu adalah Fernando babe. Jadi jangan khawatir," jawab Fernando lembut sambil membelai wajah Viona.     

Viona menganggukan kepalanya perlahan merespon perkataan Fernando, mereka lalu berjalan kembali mendekati polisi yang sedang berdiri bersama Justin dan Harry.     

"Kau naik dulu bersama Harry, biarkan aku…     

"No, i'm here with you," tolak Viona ketus.     

"Ok ok kau disini saja kalau begitu," sahut Fernando sambil tertawa, ia gemas melihat sikap Viona.     

Para polisi yang ada di hadapan Fernando dan Viona menjadi salah tingkah ketika melihat kemesraan yang ditunjukkan oleh orang nomor satu di kota itu, mereka terlihat saling pandang merasa tak enak sendiri begitupun dengan Harry dan Justin yang hanya tersenyum tanpa suara.      

Tak lama kemudian Fernando memberikan keterangan kepada para polisi itu apa tadi ia mengendarai mobil dengan sangat cepat dan tidak berhenti ketika diikuti oleh dua mobil polisi di belakangnya, setelah mendengar penjelasan Fernando para polisi itu merasa bersalah kepada Fernando karena tidak mengetahui kalau Fernando ternyata sedang terluka.     

"Maaf tuan kami tidak tahu kalau anda sedang buru-buru karena ingin mencari obat di apotek," ucap sang perwira polisi pelan meminta maaf pada Fernando.      

"Its ok pak, itu kesalahan kami. Kebetulan tadi yang mengendarai secepat itu adalah istriku, dia panik karena melihat aku terus-terusan mengeluh kesakitan," sahut Fernando pelan sambil menunjukkan tangan kirinya yang masih terbalut kain kasa, ia sengaja menggunakan alasan tangannya yang sakit untuk mencoba untuk menarik simpati polisi yang ada dihadapannya.     

"Lain kali anda seharusnya berhenti saja tuan kalau memang anda sakit, dengan senang hati kami akan mengantar anda ke rumah sakit terdekat," ucap sang polisi kembali.     

Fernando tersenyum mendengar perkataan sang polisi, ia lalu menoleh ke arah Justin memberikan kode kepada asisten kepercayaannya itu. Justin yang mengerti bahasa mata Fernando langsung tersenyum dan mendekati para polisi yang ada di hadapan Fernando. Tak begitu lama kemudian Justin terlibat pembicaraan cukup serius dengan para polisi menggantikan Fernando yang terlibat pembicaraan cukup serius dengan perwira polisi muda yang empat mata di dekat mobil Porsche milik Justin yang terparkir tak jauh dari mobil-mobil polisi tersebut, sementara itu Viona hanya bisa berdiri sambil melipat tangannya didada melihat sang suami berbicara dengan para polisi. Ia merasa sedikit bersalah karena sudah egois membawa mobil dengan kecepatan tinggi di jalan tol sehingga membuat suaminya dalam masalah.     

Tiga puluh menit kemudian para polisi itu pun mulai masuk ke dalam mobilnya masing-masing termasuk perwira muda yang sedang berbicara dengan Fernando.     

"Terima kasih atas waktunya tuan Richard, sudah bersedia datang ketempat saya," ucap Fernando pelan pada perwira polisi muda yang tadi berbicara cukup lama dengannya.     

"Sama-sama tuan, rasanya senang sekali bisa berbicara dengan anda. Saya harap kita bisa berbicara lagi lain waktu," sahut Richard penuh semangat, ia merasa segan pada Fernando yang ternyata orangnya cukup baik dan tak sombong seperti yang ia pikirkan pertama kali.     

"Tentu saja saya akan senang sekali bertemu anda anda lagi pak, kapanpun anda waktu luang anda bisa hubungi saya," jawab Fernando ramah.     

"Baiklah, kalau begitu saya permisi dan maaf sudah mengganggu waktu anda dan sampaikan salam saya pada nyonya Willan. Saya yakin nyonya pasti sangat khawatir melihat kami disini," ucap Richard pelan sambil melirik ke arah Viona yang masih menatap ke arah mereka dalam posisi yang sama.      

Fernando hanya tersenyum mendengar perkataan polisi muda yang ada di hadapannya, tak lama kemudian mobil-mobil polisi itu pun pergi meninggalkan halaman apartemen mewah milik Fernando. Setelah mobil-mobil polisi itu tak terlihat lagi Fernando lagu terlibat pembicaraan cukup serius dengan Justin dan Harry.     

"Ok, karena hari sudah malam kalian sudah boleh pulang. Oh ya Justin besok jangan bawa lagi mobil sportmu itu, aku khawatir kalau istriku akan memakainya lagi. Lebih baik kau menggunakan mobil milik Harry saja," ucap Fernando pelan sambil menepuk pundak Justin.      

"Baik tuan saya mengerti, kalau begitu permisi tuan dan selamat beristirahat," jawab Justin pelan sambil menganggukkan kepalanya.      

Fernando hanya tersenyum mendengar perkataan Justin, ia lalu berjalan mendekati Viona setelah memastikan mobil Justin dan hari sudah meninggalkan halaman apartemennya.     

"Is everything all right?" tanya Viona pelan pada Fernando yang berjalan menuju tempatnya berdiri.     

"Tentu saja, ya sudah ayo masuk. Hari sudah semakin malam, kita harus istirahat," jawab Fernando sambil tersenyum.     

"Katakan dulu apa yang terjadi, kenapa para polisi itu pergi begitu saja tanpa berbicara apa apa. Bukankah tadi mereka bersikeras mengajak kita ke kantor polisi?" tanya Viona kembali sambil mencengkram tangan kanan Fernando.      

Fernando melepaskan tangan Viona yang mencengkram tangan kanannya Ia lalu meraih wajah Viona menggunakan kedua tangannya lalu menatap dalam kedua mata Viona sambil tersenyum tanpa berkedip.      

"Aku Fernando Grey Willan. Walaupun aku bukan anggota pemerintahan atau apapun itu sebutannya,  aku adalah penguasa secara tidak langsung di kota ini. Jadi kau tak perlu khawatir," ucap Fernando lirih pada Viona.     

"Dasar sombong, menyebalkan. Aku benci padamu," sahut Viona tiba-tiba, ia lalu berjalan cepat meninggalkan Fernando menuju lift.     

"Babe tunggu….     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.