You Are Mine, Viona : The Revenge

The power of the ruler



The power of the ruler

0Akhirnya Andrew dan anak buahnya pergi meninggalkan rumah sakit Global Bros dengan membawa barang bukti yang diberikan oleh Viona, tuan James ikut kekantor polisi untuk melihat secara langsung proses pengidentifikasian sidik jari di pecahan kaca itu bersama teman-teman Viona yang lain. Oscar yang merupakan dokter pribadi tuan James memaksa teman-temannya ikut, akhirnya mereka semua ikut bersama Andrew ke kantor polisi pusat untuk melakukan identifikasi.     

"Sudah selesai kan?" tanya Fernando setengah berbisik pada Viona yang sedang berdiri dilobby.     

"Fernando akhh kan aku bilang jangan melakukan itu, ini dirumah sakit," jawab Viona lirih sambil memegangi tengkuknya yang meremang.     

"Rumah sakit ini milikku, jadi tak ada masalah," sahut Fernando sombong.     

"Menyebalkan!!"sengit Viona ketus sambil berjalan cepat meninggalkan Fernando menuju ruangan Aurelie.     

Fernando tertawa melihat tingkah istrinya, sikap Viona yang menggemaskan seperti itu yang membuatnya tergila-gila. Ia kemudian berjalan pelan mengikuti langkah istrinya yang sudah tak terlihat lagi.     

Langkah Viona terhenti saat melewati ruangan para suster yang sedang ramai, biasanya Viona selalu tak perduli dengan hal-hal seperti itu. Namun entah mengapa ini penasaran dengan pembicaraan para suster itu, dengan hati-hati Viona masuk ke dalam ruangan itu supaya tak ada yang tau. Viona ingin tau apa yang sedang dibicarakan para suster itu sehingga terdengar sangat berisik dari lorong.     

"Kau yakin ini dokter Ammy?"     

"Lihat saja wajah dan tubuhnya sama persis, tak mungkin ini editan,"     

"Iya lihat saja ukuran payudaranya, bukankah sama dengan milik dokter Ammy,"     

"Kalau ini dokter Ammy maka ini adalah..."     

"Asistennya lah siapa lagi, si suster Lucia yang sok berkuasa itu,"     

"Entah kenapa kali ini aku senang video skandal mereka tersebar seperti ini, setidaknya rumah sakit ini akan tenang dari hama-hama seperti itu,"     

"Ha ha iya kau benar, setidaknya tidak ada lagi dokter yang sok berkuasa dan kurang ajar seperti dia. Dokter Viona yang istri pemilik rumah sakit ini saja sangat ramah dan baik, ini ada dokter yang tak bisa apa-apa sombong sekali,"     

Viona terdiam mendengar percakapan para suster itu, walau ia belum sepenuhnya paham dengan arah pembicaraan mereka namun ia yakin ini ada hubungannya dengan dokter Ammy dan suster Lucia karena dua orang itu yang selalu di sebut-sebut.     

"Babe apa yang kau lakukan disini?" tanya Fernando tiba-tiba mengejutkan semua orang yang ada didalam ruangan itu termasuk Viona sendiri yang langsung menoleh ke arah Fernando yang berdiri di pintu.     

Brak     

Ponsel dan tablet yang sedang dipegang beberapa orang suster langsung jatuh ke lantai saat melihat Fernando dan Viona ada di dalam ruangan itu, mereka langsung tertunduk membentuk barisan dan tak ada yang berani meraih tablet yang sedang memutar video scandal dokter Ammy yang tersebar di situs dewasa. Suara erangan dan desahan wanita dalam video itu sangat menggangu Viona, ia belum sadar bahwa wanita yang sedang bercinta dalam video itu adalah dokter Ammy. Perlahan Viona meraih tablet yang ada dilantai itu dan berniat akan mematikan video itu namun niatnya terhenti saat melihat lebih detail wanita yang sedang ada dalam video seks itu dimana ia sedang di gangbang oleh lima pria sekaligus, bukan hanya vagina saja yang digarap oleh para pria itu tapi dubur dokter Ammy pun menjadi sasaran begitu pula dengan mulutnya yang penuh dengan kejantanan seorang pria berkulit hitam.     

Brak     

Tablet itu jatuh lagi untuk kedua kali, namun kali ini Viona lah yang menjatuhkannya karena tak mampu memegang alat elektronik itu. Kedua mata Viona berkaca-kaca menatap para suster yang ada dihadapannya, mulutnya terbuka namun tak dapat bersuara. Ia benar-benar shock melihat video tak senonoh itu, namun yang lebih membuatnya shock adalah para suster yang sedang berdiri dihadapannya justru menonton video itu bersama-sama.     

"Video apa yang kau...babeee heiii!!"     

Fernando tak dapat menyelesaikan perkataannya sebab Viona sudah berlari meninggalkan ruangan para suster dengan air mata terurai di wajahnya, karena penasaran Fernando meraih tablet yang baru saja dijatuhkan oleh istrinya. Saat melihat video dua orang wanita itu Fernando tersenyum, sebuah senyuman yang tak dapat dideskripsikan penuh misteri dan penuh tanda tanya. Perlahan Fernando mendekati para suster yang sedang menundukkan wajahnya ke lantai, saat Fernando semakin mendekat sepuluh orang suster itu langsung berlutut dengan kompak.     

"Kenapa kalian berlutut?" tanya Fernando pura-pura bodoh.     

"M-maaf tuan kami bersalah," jawab seorang suster berambut blonde terbata.     

"Bersalah kenapa?" tanya Fernando kembali.     

"Ampun tuan, ampuni kami jangan pecat kami tuan. Kami tak tau harus mencari pekerjaan kemana lagi kalau dipecat dari rumah sakit ini," pekik salah seorang suster paling senior dengan terisak.     

Mendengar perkataan suster itu membuat Fernando tersenyum, ia lalu mendekati suster yang baru bicara itu dan berdiri dihadapannya sambil melipat kedua tangannya di dada.     

"Memangnya kesalahan kalian apa sampai aku harus memecat kalian," ucap Fernando pelan.     

"Oh ya ini tablet milik siapa?" tanya Fernando kembali karena para suster itu sangat ketakutan untuk menjawab perkataannya yang sebelumnya.     

"Milik saya tuan," jawab seorang suster berbadan paling kurus menjawab dengan terbata.     

"Ambil ini, kedepannya kalau mau melihat video porno lebih baik kalian tutup pintu ruangan ini rapat-rapat. Dan jangan pernah biarkan ada orang lain masuk seperti istriku tadi," sahut Fernando pelan.     

Deg     

Sepuluh orang suster yang masih menunduk itu langsung mengangkat wajahnya secara bersamaan dan menatap Fernando dengan takut.     

"Aku tak marah, jadi kalian tak perlu takut. Oh ya kalau jam istirahat kalian sudah selesai kembali ke pos kalian masing-masing, aku tak mau menerima laporan dari dokter kalian kalau kalian istirhat lebih lama," ucap Fernando sambil tersenyum, setelah berkata seperti itu Fernando segera melangkah pergi meninggalkan ruangan para suster itu menyusul Viona yang sudah pergi entah kemana.     

Para suster itu saling berpelukan satu sama lain, Fernando ternyata tak marah pada mereka. Padahal mereka sudah takut sekali akan dipecat karena menonton video porno di rumah sakit apalagi orang yang ada dalam video itu adalah salah satu dokter dan suster yang mereka kenal.     

Saat berjalan mencari sang istri Fernando mengeluarkan ponselnya dan berbicara cukup lama dengan Justin, wajahnya terlihat sangat sumringah saat berbicara dengan tangan kanannya itu. Saking asiknya berbicara dengan Justin ia sampai lupa kalau sebenarnya ia sedang mencari Viona.     

"Cepat unggah video pernyataan itu Justin, aku tak mau nama rumah sakit ini tercoreng lebih lama," ucap Fernando pelan saat akan mengakhiri percakapannya dengan Justin yang sedang ada dikantor.     

"Baik tuan, ini sedang di persiapkan oleh Harry. Lima menit lagi Video itu akan mengudara," jawab Justin singkat.     

"Good, kerja bagus Justin. Setelah semua selesai susul aku ke rumah sakit," titah Fernando dengan cepat.     

"Siap tuan," sahut Justin dan Harry kompak.     

Fernando tersenyum mendengar perkataan kedua anak buah terbaiknya itu, ia kemudian memasukkan ponselnya dan berjalan cepat menuju ke ruangan profesor William. Fernando sudah melupakan tujuan awalnya untuk mencari Viona.     

Sementara itu di ruang ganti staff wanita Viona terduduk di lantai sambil memeluk lututnya, air matanya masih mengalir dari kedua mata indahnya. Masih jelas dalam ingatannya adegan yang baru saja ia lihat di tablet milik salah seorang suster itu, erangan dokter Ammy bukanlah sebuah erangan nikmat tapi kesakitan. Viona bisa merasakan itu karena itu ia menangis sejadi-jadinya di ruang ganti sendirian, hatinya ikut terluka sebagai seorang wanita. Walau ia tau kalau wanita itu yang membuatnya kehilangan anak tapi bukan ini yang ia harapkan.     

"S-siapa yang tega ya Tuhan...kenapa jadi seperti ini Tuhan hu hu hu..."     

"Kasian keluarga meraka ya Tuhan hiksss hiksss...."     

Viona menangis sampai suaranya sesak, sudah hampir sepuluh menit ia menangis seorang diri sampai akhirnya terdengar suara langkah sepatu mendekati Viona. Si empunya sepatu itu lalu berjongkok dihadapan Viona yang menangis sambil menunduk.     

"Are you ok?"     

Perlahan Viona mengangkat wajahnya ketika mendengar ada yang berbicara padanya, ia yang sudah mulai tenang kembali menangis saat melihat sosok yang ada dihadapannya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.