You Are Mine, Viona : The Revenge

Terpuaskan



Terpuaskan

0Suara teriakan Fernando terdengar sangat keras di kamar mandi dalam mencapai puncaknya, ia bahkan sampai memejamkan kedua matanya ketika menembakkan benih-benih cinta ke dalam rahim sang istri. Sudah hampir satu tahun ia menunggu saat-saat seperti ini dan rasanya luar biasa, ia bahkan merasa seperti baru pertama kali berhubungan seks dengan walaupun sebenarnya ia sudah menikah dengan Viona selama dua tahun.     

Tubuhnya terasa sangat lemas beberapa saat ketika ia menyelesaikan tugasnya, Fernando sengaja tak mengeluarkan kejantanannya terlebih dahulu dari tubuh sang istri. Ia menunggu sampai juniornya itu mengecil terlebih dahulu karena ia masih ingin terus menindih tubuh Viona yang sudah lemah tak berdaya di dalam bathtub.     

"I love you babe," bisik Fernando penuh cinta pada Viona yang masih mengatur nafasnya.     

"Aku mandi dulu, setelah itu aku bantu kau mandi," imbuh Fernando kembali, ia lalu bangun dari dalam bathup meninggalkan Viona yang masih terlentang tak berdaya. Fernando tersenyum ketika melihat ke arah selangkangan Viona yang memperlihatkan surga dunia yang baru saja memberikannya kenikmatan luar biasa, ia senang karena tak melihat ada tetesan sperma yang keluar dari dalam vagina Viona. Itu artinya semua cairan cintanya masuk ke dalam rahim sang istri, ia berharap benih-benih cinta yang ia berikan pada Viona segera tumbuh dan berkembang menjadi seorang bayi yang yang akan menjadi penerusnya kelak.      

Fernando kemudian mandi di shower yang ada di sebelah bathup, sesekali ia menoleh ke arah Viona yang masih berusaha mengatur nafasnya. Ia tau kalau istrinya itu saat ini pasti sangat kelelahan mengingat ia baru saja menyelesaikan operasi berjam-jam dan menggali orgasme berkali-kali akibat permainannya. Setelah selesai mandi Fernando kemudian memakai jubah mandinya, ia lalu membantu Viona untuk mandi. Dengan telaten Fernando memandikan tubuh sang istri yang terlihat sangat kelelahan, sesekali ia mencium pundak Viona yang masih basah sambil membisikkan kata-kata mesra untuk istrinya.      

Sepuluh menit kemudian Fernando sudah selesai memandikan Viona, dengan menggunakan handuk Fernando melilit tubuh Viona. Ia lalu menggendong Viona menuju ke depan dan mendudukkannya di sofa, beruntung pintu ruangan Fernando terkunci rapat sehingga tak ada satu orang pun yang bisa masuk ke dalam dan mengganggu aktivitas bersama Viona. Fernando memilih membantu Viona untuk memakai pakaian, ia tak memperdulikan dirinya yang masih memakai jubah mandi yang sudah basah karena tadi membantu Viona untuk mandi.     

"Ok nyonya Willan, kau sudah sangat rapi saat ini  duduklah yang manis. Biarkan suamimu yang tampan ini memakai pakaiannya terlebih dahulu," bisik Fernando pelan sambil mencium kening Viona.      

"Dasar penindas," ucap Viona pelan sambil menatap tajam kearah Fernando, ia masih tak terima diperlakukan seperti tadi di kamar mandi.      

"Kalau aku tak melakukan kan seperti apa yang aku lakukan tadi mungkin butuh satu tahun lagi untuk bisa menyentuhmu babe, sedangkan kau tahu sendiri betapa aku tak bisa menahan diriku untuk tak menyentuhmu. Aku sangat merindukanmu babe," jawab Fernando jujur sambil menatap tak berkedip ke arah Viona.     

"Sudah-sudah jangan bicara lagi, aku tak mau mendengar kata-katamu yang hanya manis dimulut saja itu," sengit Viona dengan cepat sambil menyandarkan tubuhnya di sofa dan memejamkan kedua matanya, ia benar-benar lelah untuk hanya sekedar menatap Fernando saja.      

Fernando tersenyum melihat istrinya merajuk, ia lalu memilih memakai pakaiannya terlebih dahulu supaya bisa mengajak Viona pulang karena hari sudah hampir siang, ia ingin mengajak Viona untuk makan. Tiga menit kemudian Fernando sudah terlihat rapi kembali, ia sudah gagah menggunakan setelan tiga lapis yang sangat pas di tubuhnya aroma parfum maskulin tercium dari tubuh Fernando.      

Senyum Fernando tersungging saat menyadari istrinya sudah tertidur pulas, terbukti saat ia mencium pipinya Viona tak bergerak sama sekali. Viona tak akan seperti itu kalau tidak benar-benar kelelahan, kali ini ia menyadari bahwa apa yang sudah ia lakukan tadi pada Viona benar-benar keterlaluan. Namun ia merasa tak sepenuhnya bersalah karena dia benar-benar tidak bisa menahan dirinya lebih lama lagi, hasratnya sudah tak terbendung. Ia takut kalau tak melampiaskannya dengan Viona ia akan melakukan kesalahan yang akan membuatnya menyesal lagi, oleh karena itu tadi ia langsung melampiaskannya pada Viona.     

Karena Viona tidur Fernando lalu berinisiatif untuk merapikan pakaian Viona yang tergeletak di kamar mandi ke dalam sebuah goodie bag, ia ingin membawa pakaian kotor istrinya itu pulang. Fernando tau kalau Viona pasti menginginkan hal yang sama juga. Setelah selesai merapikan pakaian kotor miliknya dan milik sang istri Fernando kemudian membuka kunci pintu ruangannya dan memberikan goodie bag yang berisi pakaian kotor itu pada Justin.     

"Kita pulang, istriku sangat kelelahan pasca operasi. Aku ingin membawanya pulang," ucap Fernando pelan.     

"Baik tuan, kami mengerti," jawab Justin dan Harry kompak.     

"Atur semuanya aku mau menggendongnya," titah Fernando pelan.     

Justin dan Harry menganggukan kepalanya kompak, mereka lalu memberitahu pada para bodyguard untuk bersiap karena sang tuan akan segera pulang.     

Tak lama kemudian Fernando terlihat keluar dengan menggendong Viona yang terlelap ala bridal style menuju ke lift yang sudah disterilkan oleh para bodyguard, sehingga tak ada orang yang bisa naik kecuali setelah Fernando turun dari lantai lima. Di dalam lift Fernando berulang kali mencium kening Viona namun Viona lagi-lagi tak merespon, ia terlalu lelah untuk membuka matanya. Justin dan hari pun hanya diam saja melihat apa yang dilakukan oleh sang tuan, pintu lift akhirnya terbuka ketika sampai di lantai satu Justin dan Harry keluar terlebih dahulu berjaga di depan pintu mempersilakan Fernando untuk keluar.      

Saat Fernando keluar menggendong Viona banyak orang yang melihatnya termasuk dokter Ammy yang baru saja marah-marah karena tak bisa memakai lift, pasalnya lift yang dipakai oleh Fernando adalah lift yang memiliki kaca di keempat sisinya dan biasanya dokter Ammy lebih suka memakai lift itu karena ia bisa merapikan make up nya sebelum bertemu dengan orang lain. Ketika mengetahui bahwa orang yang memakai lift adalah Fernando ia langsung terdiam tanpa suara menatap Fernando menggendong Viona menuju pintu keluar, para dokter muda yang kemarin mendapat hukuman dari Profesor Frank pun berani bicara lagi mereka hanya bisa melihat tanpa berkomentar apapun.      

"Istrimu kenapa?" tanya profesor Dexter tiba-tiba muncul, ia baru saja mengantar Anastasia pulang.     

"Lelah, menjalankan operasi dari jam empat pagi seorang diri selama enam jam memang kau kira tidak lelah," jawab Fernando ketus.     

"Iya maafkan aku, aku tak menyangka kalau dokter Viona akan datang ke rumah sakit tadi pagi," sahut Profesor Dexter lirih, ia merasa bersalah pada Fernando karena karena membuat istrinya harus bekerja ekstra padahal itu bukan bagian dari job desk Viona.     

"Jangan terulang lagi, yang jadi pertanyaanku kenapa istriku bisa tahu kalau ada kecelakaan seperti itu. Padahal yang tau nomor ponselnya pun hanya beberapa orang saja," ucap Fernando bingung.     

"Nah aku baru mau bilang ternyata yang menghubungi istrimu adalah sopir ambulans yang dulu sangat dekat dengan dokter Viona, aku menduga mungkin dokter Viona sudah memberikan nomor ponselnya kepada sopir ambulans itu. Jadi sopir ambulans itu langsung menghubungi dokter Viona begitu ada kondisi darurat seperti tadi pagi," jawab Profesor Dexter pelan mencoba menjelaskan kepada Fernando.     

Fernando terlihat menganggukan kepalanya perlahan merespon perkataan Profesor Dexter, ia lalu berpamitan pada temannya itu untuk pulang karena kasian pada Viona. Dengan perlahan ia masuk kedalam mobil supaya tak membangunkan istrinya yang masih terlelap di pelukannya, tak lama kemudian iring-iringan mobil Fernando meninggalkan area rumah sakit Global Bros menuju apartemen Fernando.     

Dokter Ammy yang masih berdiri dibalik kaca melihat dengan jelas wajah Viona yang terlelap di pelukan Fernando.     

"Dasar perempuan murahan, bisa-bisanya ia bercinta dengan Fernando di rumah sakit," ucap dokter Ammy penuh kebencian, ia menebak kalau Viona bukan kelelahan karena operasi tapi karena bercinta melihat dari rambut Viona yang masih basah.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.