You Are Mine, Viona : The Revenge

Pertanyaan tak terduga



Pertanyaan tak terduga

0Fernando menyudahi permainannya ketika sang istri sudah mencapai puncak kenikmatan lebih dari dua kali dalam waktu berdekatan padahal ia masih menikmati posisi itu dan belum mau menyudahinya, becinta dengan posisi women on top seperti itu membuat dirinya bisa merasakan kenikmatan luar biasa karena kejantanannya masuk sepenuhnya dalam tubuh Viona. Hal itu pula yang membuat Viona berkali-kali orgasme, saat Viona mencapi puncak untuk yang ketiga kalinya Fernando dengan cepat membaringkan tubuh Viona dikursi yang ada disebelahnya dan mulai melakukan posisi bercinta dalam posisi misionaris.     

Dalam posisi misionaris membuat Fernando cepat sampai ke puncak karena ia bisa menatap wajah Viona dibawahnya dengan jelas, melihat Viona yang sedang terangsang seperti itu membuatnya lebih cepat mencapai puncak kenikmatan.     

"I love you," bisik Fernando pelan dengan nafas terputus-putus.     

"I love you," jawab Viona lirih.     

Fernando masih belum mau beranjak dari atas tubuh sang istri yang sudah kehabisan energi, bahkan yang tadinya kedua kaki Viona ada di dashboard mobil saat bercinta kini sudah lunglai tanpa tenaga. Fernando kemudian melepaskan dirinya dari tubuh sang istri saat Viona mengeluh haus.     

"Minumlah ini," ucap Fernando lembut sambil memberikan sebotol air mineral pada Viona.     

Perlahan Viona bangun dari kursi setelah menggapai tangan Fernando yang membantunya bangun, dengan cepat Viona menenggak habis air dalam botol mineral itu sehingga membuat Fernando tersenyum.     

"Sehaus itu?" tanya Fernando pelan menggoda Viona.     

"Kau yang membuatku kehausan," jawab Viona ketus.     

Fernando hanya terkekeh mendengar perkataan sang istri, perlahan ia meraih sebuah tas ransel hitam yang ada dikursi belakang dan memberikannya pada Viona yang duduk dihadapannya dengan setengah telanjang.     

"Apa ini?" tanya Viona bingung.     

"Di dalam tas ada pakaian bersih yang bisa kau pakai babe, kau tak mungkin kan pulang dengan pakaian terkoyak seperti itu," jawab Fernando pelan tanpa rasa bersalah.     

"Jadi..."     

"Jadi apa?" tanya Fernando dengan cepat.     

"Jadi kau sudah merencanakan ini dari tadi pagi, kau sudah merencakan akan membawaku ke pinggir laut seperti ini dan..."     

Viona tak dapat menyelasaikan perkataannya karena jari telunjuk Fernando sudah berada didepan bibirnya, menahan dirinya untuk tak bicara lagi. Perlahan Fernando mendekati wajah Viona dan mencium kening Viona dengan lembut.     

"Aku memang mempersiapkan pakaian bersih untukmu, tapi kalau mengajakmu ke laut untuk bercinta baru terpikir olehku saat keluar dari rumah sakit tadi," ucap Fernando pelan sambil tersenyum.     

"Lalu baju ini?" tanya Viona tak percaya.     

"Baju itu aku siapkan untuk berjaga-jaga kalau aku tak bisa menahan diriku seperti tadi dan merusak pakaianmu, maka dari itu aku mempersiapkannya," jawab Fernando tanpa rasa bersalah.     

"Itu sama saja Fernando!!!!" jerit Viona keras, ia merasa kesal karena dipermainkan oleh Fernando.     

Fernando hanya terkekeh melihat istrinya marah, ia lalu merengkuh tubuh Viona dan mencium rambut Viona berkali-kali.     

"Aku mencintamu Vio, aku tak mau kehilanganmu lagi," ucap Fernando pelan dengan suara yang hampir tak terdengar.     

"Jangan tinggalkan aku lagi, kau tak tau bagaimana rasanya aku tersiksa lahir batin selama sepuluh bulan saat berjauhan denganmu,"     

Viona hanya diam mendengar perkataan Fernando, setahun yang lalu saat hubungan mereka baik-baik saja Fernando tak pernah mengeluarkan kata-kata seperti itu. Yang ia katakan adalah sebuah ucapan-ucapan manis yang akan membuatnya melayang, namun kali ini apa yang Fernando katakan padanya sangat berbeda. Terdengar sangat sedih dan menyayat hati saat mendengar Fernando memohon seperti tadi.     

Fernando melepaskan pelukannya pada Viona saat ia merasakan tubuh sang istri gemetaran, angin laut yang masuk dari sela kaca jendela yang ia buka rupanya sudah menyentuh tubuh Viona yang setengah telanjang. Viona lalu memakai pakaian bersih yang disiapkan oleh Fernando, wajahnya langsung memerah saat mengambil sebuah dress model sabrina yang berpotongan dada rendah dari dalam tas ransel milik Fernando.     

"Kau mau aku memakai dress ini ditengah malam seperti ini?" tanya Viona tak percaya.     

"Yes, kau pasti akan sangat cantik sekali ketika memakai dress itu sayang," jawab Fernando tanpa rasa bersalah sambil memakai celana panjangnya.     

"Tapi ini dress yang sangat terbuka Fernando," protes Viona kesal.     

Fernando yang sudah selesai memakai celana panjang kemudian menatap Viona sambil tersenyum penuh arti, ia kemudian memasukkan tangannya ke dalam tas ransel yang dipeluk oleh Viona. Saat tangannya keluar dari dalam tas ransel ia terlihat membawa sebuah mantel besar yang lumayan tebal.     

"Pakai ini untuk melindungi tubuhmu supaya tak kedinginan," ucap Fernando pelan sambil meletakkan mantel besar itu dipaha Viona yang masih tereskpos jelas karena ia belum memakai apapun.     

"Iya tapi..."     

CUP     

Fernando mendaratkan kecupan di bibir Viona dengan lembut, ia kemudian tersenyum sambil membelai wajah sang istri yang sudah pucat itu karena seluruh riasannya sudah hilang.     

"Pakai bajumu lalu susul aku diluar, aku ingin berbicara denganmu diluar," bisik Fernando lirih.     

"Ok," jawab Viona singkat.     

Fernando lalu menyentuh hidung mancung Viona menggunakan ibu jarinya, ia lalu meraih kemeja putihnya yang ada dibangku belakang dan membuka pintu mobil lalu keluar sambil memakai kemejanya. Ia berdiri didepan mobil menatap laut yang tak terlihat karena tak ada lampu, hanya suara ombak saja yang dapat ia dengar dengan sangat jelas, Fernando lalu duduk diatas mobilnya menunggu sang istri yang masih memakai pakaian di dalam mobil. Tak lama kemudian Viona keluar dari dalam mobil dengan menggunakan dress sabrina yang terlindungi mantel tebal berwarna coklat, ia berjalan mendekati Fernando yang berbaring diatas mobil sambil memejamkan kedua matanya dengan menggunakan kedua tangannya menjadi bantal.     

"Kau mau tidur disini?" tanya Viona bingung.     

"Naiklah ke sini," pinta Fernando pelan sambil menggeser posisinya dan memberikan ruang bagi Viona agar bisa berbaring disebelahnya.     

Viona menghela nafas panjang mendengar permintaan suaminya, karena tak mau membuat perdebatan Viona akhrinya naik diatas kap mobil dan duduk disebelah Fernando yang masih berbaring dengan nyaman. Angin laut terasa sangat keras menerpa tubuh Viona sehingga rambutnya yang memang tak diikat jadi semakin berantakan, ia memutuskan untuk menunggu Fernando berbicara walaupun sebenarnya sangat kedinginan.     

"Kau bahagia kan menikah denganku Vio?" tanya Fernando lirih dengan suara yang hampir tak terdengar.     

"Kenapa kau tanya seperti itu?" tanya balik Viona bingung.     

"Entahlah, aku hanya ingin mendengarnya secara langsung darimu saat ini," jawab Fernando dengan cepat.     

Sebuah senyuman tersungging diwajah Viona mendengar perkataan sang suami.     

"Kenapa diam? Apa sesulit itu menjawab pertanyaanku," ucap Fernando dengan suara meninggi sambil membuka matanya dan menatap tajam ke arah Viona yang duduk diatasnya.     

"Kau ingin jawaban jujur atau tidak?' tanya Viona pelan sambil tersenyum.     

Fernando yang sedang ingin serius kemudian bangun dan duduk dihadapan Viona, kedua matanya menatap tajam ke arah Viona tanpa berkedip seolah ia ingin melompat dan masuk kedalam mata bening Viona dan bermain-main didalamnya.     

"Kadang sebuah kebohongan terasa lebih baik walaupun pahit daripada sebuah kejujuran yang manis namun menyakitkan," jawab Fernando pelan.     

"Jawablah babe, aku ingin tau jawaban dari mulutmu. Aku ingin..."     

Viona mendaratkan kecupannya pada bibir Fernando sehingga membuat Fernando tak dapat menyelesaikan perkataanya.     

"Sudah puas dengan jawabanku bukan? Kalau begitu ayo pulang, aku lelah," ucap Viona pelan sesaat setelah ia memberikan sebuah ciuman pada Fernando.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.