You Are Mine, Viona : The Revenge

Tanpa kabar



Tanpa kabar

0Setelah berbicara panjang lebar pada Fernando di ruangan pribadinya Viona tak melihat sosok sang suami lagi, padahal ia sudah selesai mendengarkan penjelasan profesor William dan sudah keluar dari ruangan Aurelie. Ia bahkan sengaja duduk di depan ruangan Aurelie untuk menunggu Fernando, namun ia tak menemukan sang suami sampai akhirnya ia tau kalau suaminya ternyata sudah pulang terlebih dahulu karena ada urusan yang harus diselesaikan. Ada rasa bersalah terbesit dalam diri Viona karena sebelumnya sudah berbicara seperti itu pada Fernando, namun ia terpaksa harus mengatakan itu pada Fernando untuk kebaikan hubungan mereka kedepannya.     

Pasalnya Fernando semakin tak bisa menjaga keinginannya ketika ada di dekat Viona, hal itulah yang memaksa Viona akhirnya berani mengungkapkan isi hatinya atas ketidaksukaannya pada Fernando yang seenaknya saja memaksakan kehendak pada dirinya. Viona tak mau jika suatu saat ada orang yang memergoki mereka berdua sedang bercinta di rumah sakit, Viona tak mau nama baik Fernando dan dirinya hancur karena kecerobohan itu. Maka dari itu tadi ia memberanikan diri mengatakan penolakannya pada Fernando,walaupun sebenarnya kemungkinan untuk orang bisa masuk ke ruangan Fernando yang terkunci dari dalam itu sangat kecil. Namun tetap saja Viona merasa tak nyaman jika harus melakukan hubungan suami istri di rumah sakit ia merasa sudah menodai profesinya sebagai dokter.     

"Ikutlah makan malam bersama kami Angel," ajak Marcelina pelan.     

"Makan malam?" tanya Viona singkat mengulangi perkataan Marcelina.     

"Yes, pasti rasanya menyenangkan kalau kau ikut makan malam bersama kami. Lagipula kami tak lama ada di Ontario," jawab Marcelina penuh harap menatap Viona dengan mata sendu mencoba untuk merayu Viona.     

Viona tersenyum mendengar perkataan Marcelina, ia lalu menoleh kearah teman-temannya yang lain yang saat ini sedang menatapnya penuh harap seperti yang dilakukan oleh Marcelina termasuk Diego yang hanya tersenyum tanpa berbicara. Setelah menghembuskan nafas panjang Viona akhirnya menyetujui ajakan teman-temannya itu, mendengar jawaban Viona yang bersedia ikut makan malam membuat Marcelina dan yang lainnya kegirangan pasalnya ini adalah kali pertama mereka bertemu lagi dengan Viona setelah berpisah lebih dari tiga tahun.     

"Ayo cepat aku sudah tidak sabar ingin makan," rengek Marcelina dengan suara manja mencoba untuk merayu Viona agar segera berangkat.     

"Tunggu dulu aku harus berpamitan kepada Profesor William, walau bagaimanapun aku harus mengatakan kalau aku akan pulang  supaya Profesor William tak mencari ku," jawab Viona dengan cepat sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan Marcelina yang menggenggam erat lengannya     

"Ok, aku tunggu ya jangan lama-lama," sahut Marcelina dengan penuh semangat.     

Viona menganggukkan kepalanya perlahan sambil tersenyum, ia lalu masuk kembali ke dalam ruangan Aurelie dimana Profesor William masih berbicara kepada tuan James yang masih betah ada dalam ruangan Aurelia Putri tunggalnya. Melihat Viona datang tuan James tersenyum, ia lalu mendekati Viona sambil mengulurkan tangannya ke arah Viona yang kemudian disambut Viona dengan bingung.      

"Terima kasih dokter Angel, karena anda telah putriku masih bisa berjuang sampai saat ini," ucap tuan James penuh syukur.      

"Jangan seperti itu tuan, menolong Aurelie adalah tugasku sebagai seorang dokter," jawab Viona ramah mencoba tersenyum, ia tau pria yang ada di hadapannya masih sangat sedih dan khawatir karena putrinya belum menunjukkan perkembangan yang lebih baik dari kemarin. Walaupun profesor William mengklaim bahwasanya dirinya melihat  Aurelie sudah bisa merespon ucapan dengan menggerakkan jemarinya.     

"Anda memang dari dulu selalu seperti ini dokter selalu merendah dan tak pernah mau mengakui hasil pengobatan anda, oh iya saya hampir lupa sesuatu. Saya juga ingin meminta maaf pada anda dokter karena sudah mengundang teman-teman anda datang ke rumah sakit ini, saya tau kalau mereka semua selama ini mencari anda hampir di seluruh rumah sakit yang ada di Eropa. Maka dari itu saat saya mengetahui bahwa anda ada dirumah sakit ini saya langsung menghubungi Profesor Diego dan memintanya datang kemari bersama teman-teman kuliah anda yang lainnya," ucap tuan James tanpa rasa bersalah menceritakan alasan kenapa teman-teman kuliah Viona bisa datang di Kanada.      

Viona yang sudah mendengar alasan kenapa teman-temannya bisa datang ke Kanada sebelumnya dari Diego nampak tersenyum ketika mendengar perkataan tuan James yang ada di hadapannya, ia lalu mengucapkan terima kasih kepada tuan James karena mau menghadirkan teman-teman kuliahnya. Viona kemudian mendekati profesor William untuk berpamitan pulang.     

"Aku pulang ya prof, tolong jaga Aurelie dengan baik. Kalau ada apa-apa hubungi aku," ucap Viona pelan.     

"Kau tenang saja dok, Aurelie ada dibawah pengawasanku. Lebih baik kau segera pulang kalau tidak aku bisa dibunuh oleh Fernando yang cemburu pada teman-temanmu itu karena menahanmu lebih lama di rumah sakit," jawab profesor William mencoba melucu.     

"Anda bisa saja, Fernando sudah tau teman-temanku itu jadi anda tenang saja. Ya sudah saya permisi," pamit Viona sambil tersenyum.     

Profesor William memanggilkan kepalanya mendengar perkataan Viona, melihat Viona pergi membuat profesor William menghela nafas panjang.     

"Kau tak tau dok, bagaimana gilanya Fernando saat dia cemburu padamu," ucap profesor William dalam hati, kejadian tadi saat Fernando marah-marah di ruangan pribadinya membuat ia yakin kalau Fernando benar-benar mencintai Viona bukan hanya sekedar posesif saja.     

Profesor William kemudian kembali fokus pada Aurelie, perkembangan Aurelie sudah jauh lebih baik dari sebelumnya walau ia belum membuka matanya. Profesor William yakin Aurelie akan segera bangun dalam waktu beberapa hari lagi, dan ia berharap saat Aurelie bangun dirinya lah orang pertama yang dilihat Aurelie.     

Restoran Starone     

Di sebuah ruangan VIP nampak para profesor muda yang baru sampai Canada tadi pagi sedang tertawa lebar saat saling berbagi kisah selama mereka bekerja, hanya Viona sendiri saja yang masih belum menjadi profesor baginya gelar hanyalah sebuah nama tambahan. Padahal jika ia mau dari sebelum pergi ke Canada ia sudah mempunyai gelar profesor namun Viona menolak menerima gelar itu karena menganggap jika dirinya sudah menjadi profesor maka para pasien akan berpikir dua kali untuk datang berobat padanya, hal ini lah yang Viona takutkan maka ia memilih tetap menjadi dokter tanpa mau ikut tes kelayakan untuk menjadi profesor.     

"Ternyata dulu waktu kau menikah berita pernikahanmu diliput dimana-mana Angel," ucap Oscar tiba-tiba sambil menunjukkan artikel yang membahas pernikahan Viona dan Fernando pada teman-temannya.     

"Kau sangat cantik angel memakai baju pengantin seperti ini," puji Marcelina jujur.     

"Benar, kau nampak seperti Dewi," imbuh Mark pelan mengagumi cantiknya Viona yang dinobatkan sebagai pengantin paling cantik dua tahun lalu di sebuah majalah khusus yang membahas gaun pengantin.     

"Jangan memujiku, nanti aku bisa terbang he he he," jawab Viona dengan cepat.     

Saat semua orang mengungkapkan isi hatinya dengan memuji Viona dan Fernando hanya Diego yang diam, ia benar-benar tak bisa berkata-kata dan hanya memilih ikut tersenyum saja atas perkataan teman-temannya. Hanya Albert yang tau kalau Diego sangat mencintai Viona pun nampak berkali-kali menenangkan sahabatnya itu. Waktu berlalu sangat cepat tanpa mereka sadari jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam, Viona akhirnya berpamitan pada teman-temannya itu untuk pulang terlebih dahulu. Sebenarnya mereka belum mengijinkan Viona pulang namun justru Diego lah ikut mendukung keputusan Viona untuk pulang, yang sontak akhirnya semua orang pun mengijinkan Viona pulang.     

Dengan menggunakan taksi Viona pulang ke apartemennya, berkali-kali ia melihat jam di tangan kirinya. Ia merasa bersalah pada Fernando karena rupanya pesan permintaan ijinnya pada Fernando tak terkirim karena ponselnya tadi ternyata dalam moda pesawat alhasil semua panggilan atau pesan tak bisa keluar dan masuk kedalam ponsel Viona. Tiga puluh menit kemudian taksi yang membawa Viona akhirnya sampai di tempat tujuan, Viona langsung berlari menuju basement dimana lift berada. Para bodyguard yang sejak tadi mondar mandir karena menunggu Viona nampak langsung menghampiri Viona dengan wajah panik.     

"Nyonya dari mana?"     

"Tuan menggila mencari nyonya,"     

"Apa nyonya tak memberi kabar pada tuan?"     

Viona berusaha tenang mendengar pertanyaan dari para pria berbadan besar itu.     

"Dimana suamiku?" tanya Viona pelan saat melihat salah satu mobil Fernando tak ada di tempat parkir.     

"Mencari anda nyonya," jawab beberapa orang bodyguard kompak.     

"Baiklah, kabari dia kalau aku sudah pulang. Aku akan menunggunya di atas," ucap Viona pelan.     

"Baik nyonya," jawab mereka kompak.     

Setelah berkata seperti itu Viona kemudian berjalan menuju lift, ia berusaha tenang di hadapan para bodyguard walaupun dalam hatinya sedang sangat kacau. Tak lama kemudian lift pun berhenti di lantai tertinggi dimana unit apartemennya berada, Viona berjalan pelan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar Fernando tanpa menyalakan lampu.     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.