You Are Mine, Viona : The Revenge

My only Angel



My only Angel

0Fernando menahan diri agar tak meledak saat melihat Andrew berbicara empat mata dengan istrinya di sebuah ruangan tertutup, ia terlihat sangat gelisah dan berkali-kali melihat jam di tangan kirinya.     

"Sabarlah, istrimu hanya sedang dimintai keterangan saja oleh polisi itu," ucap profesor Dexter pelan mencoba untuk menenangkan Fernando.     

"Kalau polisinya ada orang lain aku akan tenang, tapi polisinya adalah pria brengsek tak tau malu itu Dexter," jawab Fernando ketus.     

"Tenang Fernando, ia tak akan mungkin macam-macam. Ini dirumah sakit, lagipula istrinya juga ada dirumah sakit ini juga," imbuh profesor William pelan.      

"Akh kalian berdua tak tau apa-apa, si brengsek Steven Joy junior itu belum menyerah untuk mendekati istriku," sahut Fernando jengkel.     

Profesor William dan profesor Dexter pun memilih diam, mereka sadar tak akan bisa menenangkan Fernando yang sedang marah karena cemburu. Sementara itu Jordan sang asisten Andrew sedang terlibat pembicaraan serius dengan tuan Taylor James Luther, ia mencoba mencari informasi dari sang pria berdarah dingin yang sedang lemah karena anaknya terluka itu. Tuan Taylor bahkan rela membayar pada para polisi itu untuk menangkap pelaku penusukan yang menyerang putrinya itu, mendengar hal itu Jordan hanya tertawa. Ia tau pria paruh baya yang ada di hadapannya itu sedang emosi karena anaknya terluka parah.     

"Jadi anda yakin itu bukan sebuah kecelakaan dokter?" tanya Andrew serius.     

"Sangat yakin, mengingat tusukannya yang tajam dan akurat aku yakin itu perbuatan orang, terlebih lagi luka itu mengarah pada jantung Aurelie," jawab Viona pelan mengingat-ingat bagaimana ia mencabut pecahan kaca itu dari dada Aurelie.     

"Apa anda masih menyimpan pecahan kaca itu?" tanya Andrew kembali.     

"Yes, saya simpan disebuah tempat yang tak tersentuh siapapun. Bahkan mungkin sidik jari pelakunya masih tersisa di pecahan kaca itu," jawab Viona penuh keyakinan.     

"Maksud anda…"     

"Saya sengaja menyimpannya untuk berjaga-jaga kalau ada penyelidikan seperti ini, jadi saya simpan pecahan kaca itu di sebuah kotak khusus yang tak tersentuh jari siapapun. Waktu saya mencabutnya dari dada Aurelie saya menggunakan sapu tangan yang tak akan merusak sidik jadi," ucap Viona penuh semangat sambil tersenyum cantik, ia tau kalau kasus ini pasti akan di selediki polisi maka dari itu ia menyimpan pecahan kaca itu dengan baik.     

"Apakah saya boleh melihatnya," pinta Andrew pelan.     

"Sure!!!ikut saya," jawab Viona dengan cepat, setelah berkata seperti itu Viona berjalan menuju laboratorium diikuti Andrew dibelakang.     

Melihat Viona pergi bersama Andrew membuat Fernando hampir berteriak, kalau saja tak ada profesor William yang menyadarkannya.      

"No ingat ini rumah sakit, ayo ikuti mereka," ucap profesor William pelan.     

Fernando mendengus kasar mendengar perkataan profesor William, kalau saja tak ada banyak orang di sekitarnya mungkin ia tak menghiraukan perkataan profesor William dan meneruskan niatnya sebelumnya. Fernando akhirnya hanya bisa menahan rasa bergolak di dalam dirinya mengikuti langkah Viona dan Andrew ke ruang laboratorium, mata Fernando memicing saat Viona membuka salah satu loker kaca yang kuncinya disimpan sendiri oleh Viona.     

"Tunggu dok, jangan buka dulu. Biarkan anak buah saya mendokumentasikannya" ucap Andrew pelan melarang Viona membuka kotak kaca yang berisi pecahan kaca yang melukai Aurelie.     

"Ok," jawab Viona singkat.     

Andrew lalu memanggil Jordan dan beberapa anak buahnya untuk mengambil gambar ke dalam laboratorium, Fernando dan kedua profesor sahabatnya terlihat bingung dengan apa yang terjadi. Mereka akhirnya hanya bisa diam dan ikut masuk ke dalam laboratorium dimana Viona sudah memakai masker dan sarung tangan.     

"Ok saya dengan Andrew Steven Joy kepala polisi Cornwall melaporkan bahwa kasus yang menimpa nona Aurelie Luther adalah sebuah percobaan pembunuhan, kami juga sudah menemukan barang bukti sekaligus alat kejahatan yang dipakai pelaku untuk melukai nona Aurelie dan saat ini kami akan menunjukkan bukti itu," ucap Andrew tenang berbicara di depan kamera yang sedang di rekam oleh Jordan.     

"Silahkan buka dokter," pinta Andrew singkat mempersilahkan Viona membuka kotak kaca yang ada dihadapannya.     

Dengan perlahan Viona membuka kotak kaca itu dan meraih pecahan kaca besar yang memiliki ujung runcing nampak masih mempunyai noda darah mengering yang merupakan darah Aurelie, ia lalu menunjukkan ke arah kamera yang masih merekam tanpa bicara. Untung saja ia menggunakan masker sehingga wajahnya tak terlihat di kamera, dan memang itu tujuan Viona menggunakan masker. Ia tak mau wajahnya muncul di koran atau berita karena menurutnya disini Andrew lah yang berkompeten untuk menjelaskan semuanya bukan dirinya.     

Setelah rekaman selesai Andrew mengulurkan tangannya pada Viona sambil tersenyum lebar, tanpa rasa takut di depan Fernando yang masih kagum pada Viona yang sangat pintar dan bertindak cepat mengamankan barang bukti.     

"Kami berhutang banyak pada anda dokter Viona, karena anda kasus yang menimpa nona Aurelie akan segera menemukan babak baru," ucap Andrew pelan sambil mencengkram tangan Viona.     

"Itu bukan apa-apa tuan, lagipula anda lah yang bekerja keras disini jadi jangan bicara seperti itu," sahut Viona singkat menolak pujian yang diberikan Andrew.     

"Semua orang tau disini siapa yang berjasa sesungguhnya, seharusnya wajah anda muncul di…"     

"No!!!jangan lakukan itu, saya hanya dokter yang membantu pasiennya. Saya tak mau ikut campur dalam kasusnya jadi saya pasang wajah saya di TV," pinta Viona dengan cepat sambil melepaskan jabatan tangan Andrew.     

"Ha ha ha tenang saja dok, kalau anda tak mau muncul di tv kami tak akan melakukannya. Lagipula tadi anda sudah melakukan persiapan bukan," jawab Andrew pelan sambil menunjuk masker yang masih terpasang di dagu Viona.     

Viona tertawa lebar mendengar perkataan Andrew, ia bahkan tak pernah tertawa seperti itu ketika sedang bersama Fernando selama ini. Selera humor Andrew memang selalu berhasil membuat Viona lupa kalau dia adalah dokter yang harus bersikap anggun, semua orang yang ada di ruangan itu hanya diam membisu dan terlihat canggung ketika melihat Andrew dan Viona masih bergurau terutama Profesor William dan Profesor Dexter yang terlihat saling menginjak kaki saat melihat ekspresi diam Fernando yang tak berbicara sejak tadi.     

Tak lama kemudian tuan James pun datang ke ruang laboratorium dan menerima penjelasan dari Andrew, ia terlihat sangat senang sekali karena kasus yang menimpa anaknya akan segera diproses karena barang bukti sudah ditemukan.     

"Jangan berterima kasih pada saya tuan, tapi pada dokter Viona. Karena dokter Viona lah yang menemukan dan menyimpan barang bukti dan yang menjadi senjata si pelaku," ucap Andrew pelan menolak pujian yang diberikan tuan James padanya.     

"Dokter Angel entah apa lagi yang harus saya katakan, anda bukan hanya sekali dua kali menyelamatkan saya tapi putri saya juga. Harus dengan apa aku membalas anda dok?" tanya tuan James dengan mata berkaca-kaca sambil mencengkram kuat tangan Viona.     

"Ini adalah tugas saya tuan,anda jangan berkata seperti itu. Dengan melihat anda sehat saja saya sudah senang," jawab Viona lembut.     

"Orang tua anda tak salah memberikan nama Angel pada anda, karena anda bak malaikat yang sesungguhnya," ucap tuan James dengan air mata yang menetes membasahi wajah rentanya.     

Semua anak buah tuan James Luther nampak kaget melihat tuannya menangis, termasuk Fernando yang tak menyangka pria yang ditakuti semua orang kini tunduk pada istrinya.     

"Kau benar tuan Taylor, dia adalah malaikatku dan tak kuijinkan siapapun merebutnya dariku," ucap Fernando dalam hati.     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.