You Are Mine, Viona : The Revenge

Rencana matang Fernando



Rencana matang Fernando

Dengan wajah yang masih basah karena terkena air mata Viona menatap pria yang berlutut di hadapannya, lidahnya terasa kelu untuk bicara.     

"Minumlah air ini supaya kau bisa lebih tenang," ucap Profesor Frank pelan sambil mengulurkan sebotol air mineral kepada Viona.     

Viona hanya menggeleng pelan menolak pemberian air dari Profesor Frank, ia kemudian menoleh ke arah sebelah kiri dan mengambil botol minuman miliknya yang masih terisi penuh untuk ditunjukkan kepada Profesor Frank.      

"Ya sudah kalau kau memang punya air minum lah terlebih dahulu, pasti rasanya tidak nyaman sekali menangis seperti itu. Dengan minum kau akan jauh lebih baik Vio," ucap Profesor Frank pelan sambil duduk di depan Viona dengan bersandar di loker.      

Mendengar perkataan Profesor Frank membuat Viona tersenyum tipis, ia lalu menenggak air dari botol air miliknya sampai hampir setengah air dari botol itu masuk ke dalam tubuhnya. Profesor Frank hanya tersenyum melihat Viona minum sebanyak itu, ia sebenarnya tak sengaja mendengar Viona menangis. Sebelumnya profesor Frank ingin pulang karena jam kerjanya sudah habis hari ini, ia secara tak sengaja mendengar suara isak tangis perempuan dari arah loker wanita. Karena penasaran ia lalu masuk ke dalam ruang ganti wanita itu dan terkejut ketika melihat ternyata Viona lah yang menangis.      

"Apa yang membuatmu menangis seperti itu? selama aku mengenalmu lebih dari dua tahun baru kali ini aku melihatmu menangis seperti itu vio?" tanya profesor Frank membuka pembicaraan.      

"Aku tak tau kau sudah mengetahui atau belum, tapi aku yakin untuk orang sepertimu pasti kau sudah tau," jawab Viona pelan sambil menyeka air matanya menggunakan tisu.      

"Sebenarnya apa maksud pembicaraan Vio aku tak mengerti, kau berbicara berputar-putar seperti itu!!" ucap Profesor Frank bingung.      

Viona tersenyum mendengar perkataan Profesor Frank, ia kemudian meraih botol minumannya kembali lalu menenggak isinya sampai habis tanpa sisa.      

"Kau tau prof, bagi seorang wanita yang paling penting bukanlah harta yang berlimpah atau kehidupan mewah. Kebahagiaan paling tinggi seorang wanita adalah ketika ia memiliki nama baik yang bisa dikenal oleh semua orang, namun jika nama baiknya hancur aku yakin wanita itu juga tidak akan memiliki keinginan untuk melanjutkan masa depannya lagi," ucap Viona pelan sambil menatap Profesor Frank yang duduk di hadapannya.     

"Maksudmu apa Vio aku tak mengerti?" tanya profesor Frank bingung.     

Mendengar perkataan adik iparnya itu membuat Viona terdiam cukup lama, ia kemudian menghela nafas panjang sambil tersenyum tanpa berbicara apa-apa. Alih-alih menjawab pertanyaan sang profesor Viona justru bangun dari lantai, ia lalu meraih tasnya yang ada di dalam loker dan melepaskan jas putih kebesarannya untuk digantung dalam loker.     

"Cepat atau lambat anda pasti paham dengan maksud perkataanku prof, kalau begitu saya permisi dulu," pamit Viona pada profesor Frank, setelah berkata seperti itu Viona kemudian pergi meninggalkan ruang ganti menuju pintu keluar yang tak jauh dari ruang ganti meninggalkan profesor Frank yang masih bingung dengan maksud perkataan Viona.     

Setelah Viona pergi Profesor Frank kemudian bangun dari lantai dan bersiap menyusul Viona menuju ke area parkir, namun baru beberapa langkah ia keluar dari loker wanita tiba-tiba ponselnya berbunyi. Sebuah notification masuk ke ponsel pintarnya, dengan cepat ia meraih ponselnya dan membuka notification yang masuk itu. Kedua matanya langsung membelalak lebar ketika melihat video yang muncul di layar ponselnya.     

Video berjudul "two women in bed with five men" benar-benar membuatnya tak bisa bicara apa-apa, ia tak menyangka wanita yang dulu pernah menjadi budak seksnya selama beberapa bulan itu sedang bercinta dengan lima orang pria sekaligus. Saat sedang melihat video dokter Ammy dan suster Lucia itu tiba-tiba kesadaran profesor Frank datang, kini ia paham dengan maksud perkataan Viona sebelumnya. Dengan cepat ia mematikan video itu dan berusaha menghubungi Viona, namun sayang nomor ponsel Viona tidak aktif.     

"Kenapa kau matikan ponselmu Vio," ucap profesor Frank berkali-kali.     

"Siapa yang menyebarkan video itu, mengerikan ya," ucap seorang perawat laki-laki tiba masuk ke dalam ruang ganti khusus pria yang tak jauh dari tempat profesor Frank berdiri.     

"Aku bisa tebak karir kedua wanita itu pasti hancur,"      

"Tentu saja lah, siapa pula yang mau mempekerjakan dokter dan suster yang mempunyai skandal seks seperti itu ha ha,"      

"Ya ya kau benar, kecuali mereka mau bekerja di industri film porno mungkin karir mereka akan melesat mengalahkan Mia Khalifa yang sudah pensiun itu ha ha ha,"     

"Tapi aku tak menyangka ternyata kemampuan bercinta dokter Ammy begitu hebat ha ha ha, liat saja ekspresi wajahnya ketika sedang melakukan blowjob itu sangat luar biasa,"      

"Dan please jangan lupakan asistennya suster Lucia, dia juga tak kalah hebat ha ha ha,"      

Lima orang perawat pria itu kemudian tertawa bersama-sama tanpa menyadari kalau profesor Frank mendengar semua percakapan mereka dari awal sampai akhir, tangan profesor terkepal kuat. Ia tau siapa orang yang bisa melakukan hal serendah ini, dengan langkah cepat profesor Frank berjalan masuk ke dalam rumah sakit lagi.     

Di dalam ruangan pribadi profesor William nampak terjadi sebuah perdebatan panjang antara kedua asisten Fernando dengan profesor William dan profesor Dexter, mereka nampak sangat marah saat mengetahui video skandal sex dokter Ammy dan suster Lucia adalah ulah Fernando. Kedua pemuda itu tak terima tuan mereka dijelek-jelekkan oleh kedua profesor yang notabene adalah sahabat sang tuan, sementara itu Fernando hanya bisa diam duduk melihat kedua asistennya bertengkar dengan kedua sahabatnya.     

"Tolong jaga perkataan anda profesor William, anda tak bisa berkata seperti itu pada tuan Fernando!!" sahut Justin dengan suara meninggi.     

"Kau diam Justin, ini urusanku dengan si brengsek tak punya hati itu!!" ucap profesor William penuh emosi, ia sangat marah saat mendengar pengakuan Fernando yang bangga mengatakan bahwa dirinyalah yang memerintahkan orang-orang untuk melakukan hal itu pada dokter Ammy dan suster Lucia.     

"Tapi anda harus sopan pada tuan Fernando, dia pemilik rumah sakit ini prof," hardik Harry dengan keras.     

"Tak peduli dia pemilik rumah sakit ini atau bukan, yang jelas dia sudah merusak nama baik rumah sakit ini," jawab profesor Dexter tak mau kalah.     

"Anda tak tau apa-apa prof, lebih baik anda diam saja. Yang jelas apa yang dilakukan tuan Fernando sudah dipikirkan jauh-jauh hari dan ini juga tak akan merusak citra rumah sakit ini," ucap Justin dengan suara meninggi, ia tak terima mendengar Fernando dimaki-maki profesor Dexter dan profesor William.      

"Kau tak tau apa-apa Justin, ini adalah sebuah skandal yang sangat merusak citra rumah sakit dan…"     

Brakkk     

Pintu ruangan profesor William dibuka dengan keras dari luar dan masuklah profesor Frank dengan wajah yang tak bersahabat, ia langsung berjalan menuju tempat Fernando duduk dan saat sudah ada dihadapan Fernando ia langsung melayangkan bogem mentahnya ke wajah sang kakak kandung dengan keras sehingga membuat Fernando terjatuh ke lantai.     

"Kau bukan manusia Fernando!!!!" teriak profesor Frank keras.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.