You Are Mine, Viona : The Revenge

Fernando tetaplah Fernando



Fernando tetaplah Fernando

0Fernando terbangun saat ponselnya terus bergetar tanpa henti dan memaksanya untuk melihat siapa yang menghubunginya, dengan mata yang masih mengantuk Fernando hanya tersenyum tipis saat membaca sebuah laporan dari anak buahnya yang mengatakan kalau dokter Louisa kabur dari apartemen sang adik Franklin. Fernando memang  memerintahkan beberapa orang untuk mengawasi adik semata wayangnya dan ia tak terkejut saat membaca pesan itu.      

"Cari tau kemana Louisa pergi, laporkan padaku secepatnya,"      

Fernando menulis pesan singkat itu untuk anak buahnya yang baru saja mengabarkan tentang dokter Louisa, setelah mengirimkan pesan itu Fernando kembali tidur setelah mematikan ponselnya. Ia kembali memeluk tubuh hangat Viona yang ada dalam pelukannya, sebuah kecupan di kening Viona kembali membuatnya memejamkan kedua matanya.     

Sejak Dokter Ammy keluar dari rumah sakit Fernando memang meminta anak buahnya untuk mengawasi sang adik lebih ketat lagi, ia tau kalau adiknya itu belum menyerah untuk mendapatkan istrinya. Oleh karena itu ia pasti akan mendapatkan kabar jika terjadi sesuatu dengan kehidupan Franklin sang adik, sama seperti yang baru terjadi ketika dokter Louisa meninggalkan apartemen suaminya Fernando langsung mengetahui kabar itu dari anak buahnya.      

Tak lama kemudian Viona terbangun dari tidurnya ketika merasakan tidak nyaman, dia merasa kalau pembalutnya sudah sangat penuh saat ini. Oleh karena itu ia memilih untuk bangun mandi membersihkan dirinya, sebelum berangkat ke rumah sakit dan menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Namun pada saat akan bangun dari tempat tidur tangan Fernando justru melingkar lebih kuat di perutnya.      

"Babe…"     

"Hmmmm," sahut Fernando malas sambil kembali mengeratkan pelukannya pada Viona.     

"Aku harus bangun,pembalut ku penuh. Aku tak mau mengotori ranjang kita lagi dengan darah menstruasi ku," ucap Viona pelan sambil berusaha melepaskan pelukan Fernando.     

"Kalau kotor tinggal cuci, kalau rusak tinggal buang tak usah dipikirkan," sahut Fernando enteng.     

"Babe lepaskan aku, aku sudah tidak nyaman," pinta Viona kembali sambil mencubit lengan Fernando dengan gemas.     

Fernando akhirnya melepaskan pelukannya dari Viona ketika Viona kembali merengek, ia tak mau membuat istrinya marah seperti itu kepada dirinya. Setelah berhasil lepas dari Fernando, Viona kemudian langsung pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Untung saja ia segera bangun dari tempat tidur, kalau tidak mungkin saja saat ini ranjangnya sudah kotor terkena darah menstruasi nya lagi.      

Dua puluh menit kemudian Viona terlihat keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang sudah terbalut jubah mandi, ia kemudian mencari pakaian bersihnya di lemari. Dari tempat tidur Fernando hanya membuka kedua matanya saja tanpa beranjak dari posisinya saat ini, ketika melihat Viona memakai pakaian. Ia menelan salivanya ketika melihat tubuh seksi Viona yang telanjang pelan-pelan tertutup lagi karena pakaian yang dipakai oleh sang istri, ukuran payudara Viona yang tidak besar dan tidak kecil namun pas digenggaman tangan Fernando membuatnya selalu gemas dan ingin selalu menyentuhnya. Belum lagi dengan pinggangnya yang ramping bak gitar Spanyol selalu berhasil membuatnya tak bisa menahan dirinya seperti saat ini, ia kemudian menutupi tubuh bagian bawahnya dengan selimut tebal karena merasa juniornya sudah on fire ketika melihat tubuh Viona. Namun karena sadar istrinya itu sedang datang bulan, ia tak bisa melakukan apapun selain hanya bisa menahan diri supaya tidak menyakiti sang istri.      

Viona yang sadar dengan apa yang dilakukan oleh Fernando hanya tersenyum ia kemudian berbalik ke keranjang dan meletakkannya guru yang sedang membalut tubuhnya seperti kepompong dengan selimut.     

"Apa yang sedang kau lakukan hanya Viona pelan tanpa rasa bersalah.     

"Aku sedang bermeditasi," jawab Fernando lirih sambil membuang wajahnya dari Viona, ia tak mau bertambah horny jika menatap Viona yang sudah melepas handuk di kepalanya sehingga rambut basahnya terurai dengan jelas.     

"Meditasi memangnya kau sedang yoga ada-ada saja, ya sudah cepat bangun aku tunggu di meja makan aku buat dulu makanan pagi untuk kita," sahut Viona pelan sambil menepuk ranjang di mana Fernando berada.     

Setelah berkata seperti itu Viona kemudian pergi menuju pantry untuk membuat sarapan, aroma parfum yang dipakai oleh Viona tertinggal di kamar. Sehingga membuat Fernando akhirnya membuka kedua matanya dan duduk menatap Viona yang sedang membuka kulkas di dapur. Karena juniornya semakin keras Fernando akhirnya memilih untuk segera mandi untuk mendinginkan dirinya, hanya dengan air dinginlah saat ini yang mampu membuat juniornya kembali tenang dan tidak menyiksanya lagu. Didalam kamar mandi Fernando langsung berdiri di bawah shower yang mengalirkan air dingin, ia memejamkan mata sambil berkonsentrasi untuk membuat juniornya tenang.     

"Kau benar-benar membuatku gila babe," ucap Fernando pelan sambil menyentuh juniornya yang sudah mulai kembali tenang.      

"Untung saja aku masih bisa menguasai diriku coba saja kalau tidak mungkin aku sudah membuatmu tersiksa," batin Fernando dalam hati sambil membayangkan tubuh Viona.      

Sejak menikah dengan Viona dua tahun lalu Fernando benar-benar kehilangan nafsu bercintanya dengan wanita lain, Viona benar-benar sudah membuatnya candu dan tak tertarik dengan wanita lain. Entah mengapa setiap bercinta dengan Viona ia merasa tidak puas dan selalu ingin melakukannya lagi dan lagi. Semenjak berhasil mendapatkan keperawanan Viona dua tahun yang lalu ketika mereka menikah Fernando semakin posesif kepada istrinya itu, hal itu akhirnya pelan-pelan membuat dirinya tak berminat dengan wanita lain. Walaupun berkali-kali ia pernah mencoba untuk menyentuh wanita lain ketika sedang bertengkar dengan Viona namun tetap saja ia tak bisa ereksi, hanya suara desahan dan erangan kenikmatan dari Viona saja lah yang mampu membuat dirinya on-fire selain melihat tubuh telanjangnya secara langsung seperti tadi pagi.      

Setelah mandi selama hampir 25 menit Fernando akhirnya menyelesaikan ritual paginya, kini tubuhnya sudah terasa lebih baik dari sebelumnya. Juniornya pun sudah tenang karena terkena air dingin lumayan lama saat ada di dalam kamar mandi, walaupun sebenarnya cara itu sangat menyakitkan untuk Fernando. Namun ia tak punya pilihan lain selain melakukan itu karena istrinya sedang datang bulan.      

Melihat Fernando sudah selesai mandi Viona kemudian merapikan makanan yang sudah ia buat ke atas meja makan, pagi ini Viona membuat sarapan ala Inggris dengan hanya menggoreng sosis, irisan daging bacon dan memanggang 2 roti sebagai sarapan pagi mereka dilengkapi dengan teh hijau kesukaannya tanpa gula.      

"Aku akan memerintahkan Justin untuk membooking tiket liburan kita nanti siang,"ucap Fernando pelan ketika sudah ada di meja makan.     

"Kita benar-benar akan jadi pergi liburan?" tanya Viona tak percaya sambil memasukkan potongan sosis ke dalam mulutnya.     

"Tentu saja jadi, seorang Fernando tidak pernah menarik ucapannya," jawab Fernando dengan cepat sambil tersenyum penuh arti ke arah Viona.     

"Menyebalkan kau terlalu arogan Fernando," sengit Viona menahan kesal.     

Fernando hanya tertawa mendengar umpatan dari istrinya, entah mengapa jika sedang berdua dengan istrinya ia senang sekali menyombongkan dirinya seperti yang sering ia lakukan sebelumnya.      

"Tapi bukankah Profesor Dexter akan menikah dua hari lagi, kita tidak mungkin tidak datang bukan?" tanya Viona kembali, ia tiba-tiba teringat dengan pesta pernikahan profesor Dexter dengan Anastasia yang akan dilangsungkan dua hari lagi di sebuah gereja yang ada di dekat tempat tinggal profesor Dexter.     

"Tentu saja kita harus datang, kalau tidak di Dexter itu akan gila ketika tidak melihatku di pesta pernikahannya," jawab Fernando pelan sambil menyeka mulutnya menggunakan sapu tangan.      

"Baguslah kalau begitu aku kira kita akan pergi secepat itu," ucap Viona penuh syukur.     

"Sebenarnya bukan pernikahan Dexter yang membuatku harus menunggu lebih lama, tetapi karena kau," sahut Fernando pelan.     

"Karena aku? memangnya aku kenapa?" tanya Viona bingung.     

"Karena kau sedang datang bulan maka aku harus menunda keberangkatan kita, aku tak mau acara liburan kita diganggu dengan menstruasimu," jawab Fernando sarkas sambil menyentuh bibir Viona dengan gemas.     

Wajah Viona langsung memerah ketika mendengarkan katakan Fernando.     

"Dasar mesuuummmmmm!!!!" jerit Viona kesal.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.