You Are Mine, Viona : The Revenge

The real ruler



The real ruler

1Di dalam mobil menuju rumah Sakit Global Bros Viona masih melipat wajahnya pasca pembicaraan dengan Fernando tadi pagi di meja makan, ia masih kesal pada suaminya yang berbicara secara blak-blakan tentang alasan mereka menunda keberangkatan pergi berlibur.     
0

"Mau sampai kapan terus diam seperti ini nyonya Willan?" tanya Fernando pelan menggoda Viona untuk yang kesekian kalinya.      

"Lucas," ucap Viona pelan memanggil sang driver yang sejak tadi hanya diam membisu dan berkonsentrasi membawa mobil menuju ke rumah sakit Global Bros.     

"Saya nyonya,"jawab Lucas dengan cepat.     

"Tolong beritahu pada atasanmu ini, bahwa aku sedang tidak mau bicara dengannya dan jangan ajak aku bicara lagi," sahut Viona dengan cepat sambil menatap tajam kearah spion dimana Lucas juga sedang menatap spion.     

Glek      

Lucas menelan salivanya mendengar perkataan sang nyonya,sebuah senyum kecut pun langsung tersungging di wajahnya.      

"Ayo katakan padanya," titah Viona kembali.     

"T-tuan Fernando, baru saja nyonya Viona mengatakan kepada saya bahwa ia tak ingin bicara dengan anda dan meminta anda untuk tak mengganggunya lagi," ucap Lucas terbata sambil menatap lurus ke jalanan, ia tak berani melihat ke arah spion di mana Fernando sedang menatapnya tanpa berkedip.      

"Aduh maafkan aku Tuhan, kesalahan apalagi yang sudah aku lakukan kemarin. Kenapa captain america dan wonder woman ini bertengkar lagi pagi ini, tolong aku Tuhan," jerit Lucas dalam hati.     

Mendengar perkataan Lucas membuat Fernando terdiam ia hanya menatap Viona tanpa bicara, tak lama kemudian Fernando memilih menyibukkan dirinya dengan ponsel pintarnya karena tak mau bertengkar lagi dengan sang istri. Melihat Fernando sibuk dengan ponselnya Viona bertambah kesal, ia merasa kalau suaminya itu tak perduli pada dirinya yang sedang marah. Dan untuk menghilangkan rasa kesal di dalam dirinya Viona memilih untuk bersandar pada kursi dan memejamkan kedua matanya, perjalanan menuju ke rumah sakit Global Bros sedikit tersendat karena jalanan macet pasca terjadi kecelakaan besar di depan. Dimana ada sebuah truk membawa bahan logistik mengalami pecah ban sehingga membuat jalanan kota Ottawa menjadi sangat macet pagi itu, walaupun tak ada korban jiwa namun banyak polisi yang turun ke jalan untuk mengatur lalu lintas. Jalan yang seharusnya dilintasi mobil dua jalur diubah menjadi satu jalur, itupun harus bergantian menggunakan waktu yang sudah ditentukan oleh polisi mengatur lalu lintas.     

Setelah menempuh perjalanan selama hampir satu jam Fernando dan Viona akhirnya sampai di rumah sakit Global Bros, Lucas terlihat lebih lelah karena ia harus bermain dengan rem dan gas dengan baik supaya bisa sampai di rumah sakit. Untung saja pagi ini Viona tidak memiliki jadwal operasi sehingga ia tak terlalu terburu-buru sampai di rumah sakit, bukan hanya Fernando dan Viona saja yang terlambat sampai di rumah sakit parah dokter lainnya pun terlihat baru berdatangan tak lama setelah mobil Fernando parkir di depan rumah sakit.      

Mereka pun mengeluhkan hal yang sama seperti Fernando, karena tak tau ada kemacetan seperti itu. Pasalnya jalan yang mereka lalui adalah satu-satunya jalan yang menghubungkan rumah Sakit Global Bros dengan jalan protokol utama, sehingga mau tak mau mereka harus melewati jalan itu kalau ingin cepat sampai ke rumah sakit Global Bros. Sebenarnya masih ada jalan lain yang lebih jauh dan memutar kalau ingin sampai di rumah sakit dan jalan itu biasanya tak dipakai oleh siapapun kecuali dalam keadaan darurat seperti tadi. Namun karena tak ada yang mengetahui akan adanya kecelakaan itu alhasil tak ada satu orang pun yang melewati jalan itu termasuk Fernando.     

"Seharusnya hal seperti tak boleh terjadi pak, anda tau kan berapa banyak orang yang dirugikan karena hal ini," ucap Fernando dengan suara meninggi ditelepon, rupanya ia sedang berbicara dengan salah satu komandan petugas pengatur lalu lintas di kota.     

"Iya tuan, maafkan kami. Kamu seharusnya sigap lagi dan memperhatikan anda, sekali lagi saya selaku pemimpin mereka meminta maaf atas kerja lambat anak buah saya tuan Willan. Saya juga minta maaf karena sudah membuat perjalanan anda terganggu," jawab sang komandan polisi lalu lintas meminta maaf pada Fernando.     

"Aku mau ini adalah kesalahan pertama dan terakhirmu tuan Jonny, jangan buat aku marah dan kecewa lagi kedepannya," sahut Fernando dingin.     

"Tentu tuan, saya berjanji tuan. Ini akan menjadi kesalahan pertama dan terakhir saya, terima kasih atas kesempatan kedua yang anda berikan pada saya," jawab Jonny di ujung telepon penuh syukur.      

Fernando hanya diam tak menjawab perkataan Jonny lagi, tak lama kemudian ia menutup panggilan teleponnya. Rupanya komandan polisi lalu lintas yang bernama Jonny langsung menghubungi Fernando secara langsung setelah melihat protes yang dilakukan Fernando di akun media sosialnya yang memposting kemacetan tadi.      

Dari tempatnya berdiri Viona hanya menggelengkan kepalanya perlahan melihat Fernando berbicara di telepon, ia tak menyangka kalau komandan petugas polisi lalu lintas langsung menghubungi suaminya begitu suaminya memposting kejadian tadi lagi yang baru mereka lalui. Kini ia benar-benar sadar siapa Fernando sebenarnya dikota, walaupun dia bukanlah seorang yang bekerja di pemerintahan namun secara tidak kasat mata Fernando adalah pemimpin langsung untuk semua petinggi di kantor pemerintahan di kota.     

Saat Fernando dan Viona akan masuk ke dalam rumah sakit, tiba-tiba terdengar suara mobil sport masuk dengan kecepatan tinggi menuju ke area parkir. Bunyi keras terdengar memekakkan telinga ketika ban mobil sport itu beradu dengan aspal jalanan yang ada di sekitar rumah sakit.     

"Si brengsek ini tak pernah berubah sejak dulu rupanya," ucap Fernando kesal sambil menatap mobil sport yang baru masuk ke area parkir rumah sakit Global Bros bersamaan dengan mobil profesor William.     

"Siapa?" tanya Viona bingung.     

"Siapa lagi kalau bukan pangeran kedua dari keluarga Willan," jawab Fernando datar.     

Viona hanya tersenyum kecut mendengar perkataan sang suami, tak lama kemudian sang pengemudi mobil sport keluaran terbaru itu keluar dengan terburu-buru dan berjalan cepat menuju tempat Fernando berada.      

"Ada apa dengan Profesor Frank, kenapa ia terlihat marah seperti itu?"tanya Viona pelan pada Fernando.     

"Masuklah terlebih dahulu babe, sepertinya adikku itu punya hal penting yang harus dibicarakan denganku," bisik Fernando lirih meminta Viona masuk ke dalam rumah sakit.     

"Tapi…"     

"Fernando!!!!" hardik profesor Frank dengan suara keras tepat di hadapan Fernando sehingga membuat Viona tak dapat menyelesaikan perkataannya.     

Tangan Fernando terangkat ke arah wajah profesor Frank, seperti memberi kode adiknya itu menahan amarahnya karena Viona masih ada disampingnya. Fernando lalu memberikan kode pada profesor William yang tepat berada di belakang sang adik, ia seperti sedang memberikan perintah kepada sahabatnya itu untuk membawa istrinya masuk ke dalam rumah sakit. Profesor William yang sudah berteman lama dengan Fernando langsung mengerti tatapan mata Fernando, ia lalu menganggukan kepalanya pelan dan mengajak Viona masuk ke dalam rumah sakit memberikan waktu berdua untuk Fernando dan Profesor Frank menyelesaikan masalahnya.      

Setelah Profesor William membawa Viona masuk ke dalam rumah sakit Fernando kemudian menatap Profesor Frank kembali dengan tersenyum tanpa rasa bersalah.      

"Aku tau ini pasti ulahmu Fernando!!!" teriak profesor Frank penuh emosi sambil melancarkan tinjunya ke arah Fernando.     

Bugghhh….     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.