You Are Mine, Viona : The Revenge

Summer time



Summer time

0Mendengar perkataan Fernando membuat Viona menjatuhkan kotak flashdisk berisi porn movie milik Fernando yang ada di tangannya beserta lingerie yang baru saja diberikan oleh Fernando, ia tak percaya kalau suaminya meminta dirinya kembali memakai lingerie sambil menonton film biru di saat hari masih sangat pagi di mana seharusnya orang-orang menikmati sinar matahari pagi.      

"Jangan gila Fernando, ini baru jam setelah tujuh pagi dan kau ingin melakukan itu lagi. Memangnya tujuanmu datang ke Paris itu hanya untuk…"     

"Untuk bercinta pagi, siang dan sore malam tanpa henti," ucap Fernando dengan cepat memotong perkataan Viona sambil meremas bokong Viona dengan gemas penuh nafsu.     

Wajah Viona langsung memerah seketika mendengar jawaban sang suami, ia kini menyesali tindakannya tadi pagi buta saat memberitahukan rahasia kecilnya bersama dokter Raline sebelumnya kepada Fernando. Sepertinya suaminya itu memang tidak ada jeranya sama sekali dan ini membuat Viona menjadi kesal.     

"Boleh saja kau mau melakukan itu, asal setelahnya kau siap dengan konsekuensinya. Mungkin setelah itu aku akan benar-benar tidak akan pernah bisa berjalan lagi nantinya," jawab Viona ketus sambil melepaskan paksa pelukan Fernando di tubuhnya.     

Mendengar perkataan Viona membuat Fernando bak disambar petir seketika, ia kembali teringat dengan cedera yang dialami oleh Viona karena perbuatannya saat ada di apartemen.     

"Aku tau kita kemari untuk berlibur dan seks adalah hal yang wajar untuk kehidupan suami istri seperti kita, tapi tidak harus seperti ini caranya Fernando. Kalau kau terus memaksakan kehendakmu kepada diriku seperti ini mungkin aku perlu bertanya padamu sesuatu, sebenarnya kau menganggapku sebagai apa. Sebagai istri yang kau sayangi dan cintai atau sebagai slave sex yang kau gunakan untuk memuaskan nafsumu saja," ucap Viona pelan sambil melipat kedua tangannya di dada menatap Fernando tanpa berkedip.      

"Tentu saja kau istriku, hanya laki-laki gila saja yang menganggap istrinya sebagai slave sex," jawab Fernando dengan cepat sambil berjalan mendekati Viona.     

"Tapi kita tahu kan ada pria seperti itu," sahut Viona pelan.     

"Yang jelas aku bukan pria seperti itu, aku benar-benar mencintaimu. Tak ada niat sedikitpun dalam otakku untuk menjadikanmu pelampiasan nafsu saja, aku bukan Frank yang…"      

"But you're Frank's brother, you have the same blood," ucap Viona dengan cepat memotong perkataan Fernando.     

"Iya kami memang terlahir dari benih dan sperma yang sama tapi perlu kau ingat, aku Fernando Grey Willan dan dia adalah Franklin Justin Willan. Kami adalah dua orang yang berbeda, kami tak sama. Kami punya pilihan dan jalan hidup berbeda, Walaupun kami diberikan warisan dalam jumlah yang sama oleh Daddy, tapi kami mengolahnya dengan cara yang berbeda karena kami tidak memiliki passion yang sama. Jadi tolong jangan samakan aku dengan Franklin, kalau kau bilang aku adalah kakaknya ia aku adalah kakak kandungnya dan itu tidak bisa disangkal oleh siapapun. Tapi yang pasti aku tidak akan suka jika kau menyamakan aku dengan dirinya, yang menganggap seorang wanita yang aku cintai sebagai budak seks. Sekali lagi aku tegaskan kalau dan Franklin berbeda," sahut Fernando dengan cepat sambil mencengkram kedua lengan Viona dengan keras, saat berbicara seperti itu kedua mata Fernando berkilat.     

"Sakit Fernando,"ucap Viona lirih.     

Fernando langsung melepaskan kedua tangannya dari lengan Viona dan memeluk istrinya itu dengan erat.     

"Aku mencintaimu dengan tulus Vio, jangan samakan aku dengan Frank. Dulu aku memang sangat brengsek tapi itu bertahun-tahun yang lalu sebelum kau datang dalam kehidupanku, namun setelah kau datang aku berusaha untuk berubah sedikit demi sedikit walaupun tidak mudah. Karena untuk berubah menjadi lebih baik itu tidak semudah membalikan telapak tangan, tapi aku berusaha dengan sangat keras untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Aku benar-benar tidak pernah menyentuh wanita manapun setelah kita menikah babe," bisik Fernando pelan di telinga Viona.     

"Mulutmu sangat manis kalau bicara," sahut Viona dengan cepat.     

"Aku serius, tak ada wanita manapun yang merasakan spermaku. Hanya kau satu-satunya wanita yang mendapatkan spermaku," jawab Fernando tanpa rasa malu menggoda Viona.     

"Fernando akhhhh...aku benci padamu!!!" jerit Viona tiba-tiba dengan wajah memerah sambil mendorong Fernando menjauh darinya dan mengalihkan pandangannya ke arah lain karena tak mau membuat Fernando melihat wajahnya yang semerah kepiting rebus saat ini.     

Fernando hanya tertawa melihat ekspresi Viona, ia kemudian duduk di meja makan dan meraih segelas air putih lalu menenggaknya sampai habis. Sementara itu Viona memilih duduk di meja rias untuk memakai skincare rutinnya, walau ia tak terbiasa memakai make up tebal namun Viona tak pernah telat untuk memakai skincare untuk merawat wajah cantiknya. Tak lama kemudian Fernando datang ke meja rias dan meletakkan sebuah kunci mobil diatas meja rias.     

"Kunci mobil siapa ini?" tanya Viona perlahan.     

"Kita," jawab Fernando singkat     

"Maksudnya? kau beli mobil? kita hanya sepuluh hari disini dan kau membeli mobil!! Fernando are you kidding me?" tanya Viona kembali dengan suara meninggi.     

"Yang bilang aku membeli mobil di sini siapa? aku kan hanya bilang itu kunci mobil kita saja tanpa mengakui kepemilikannya,"jawab Fernando sambil tersenyum.     

"Maksudnya apa Fernando aku tak mengerti dengan perkataanmu," lirih Viona bingung.     

"Ini kunci mobil kita yang akan kita gunakan selama tinggal di Paris, mobil ini adalah inventaris dari hotel yang aku minta secara khusus sekarang kau mengerti bukan maksud perkataanku sebelumnya," ucap Fernando dengan tertawa penuh kemenangan.      

"Dasar menyebalkan, bilang saja dari awal kalau mobil ini adalah inventaris dari hotel yang kau dapat tidak usah ke mana-mana mungkin aku tidak akan bertanya seperti tadi," sengit Viona jengkel, ia merasa sedang dipermainkan oleh Fernando.     

Cup      

Fernando mencium kepala Viona dengan lembut sambil tersenyum, ia lalu mencubit pipi Viona dengan gemas.      

" Ya sudah cepat bersiap aku tunggu di lobby, kita akan menjelajah Paris hari ini dan ingat gunakan pakaian yang menutupi lehermu. Jangan sampai tanda cintaku itu terlihat oleh orang lain," bisik Fernando lirih di telinga Viona.     

"Aku tau, ya sudah sana keluar jangan ganggu aku. Biarkan aku bersiap," sahut Viona ketus.     

Fernando kemudian meninggalkan Viona di dalam kamar dan berjalan menuju lift untuk turun ke lobby hotel, senyumnya mengembang sambil bersiul saat ada di dalam lift. Ia terlihat melempar-lempar ke udara kunci mobil Ferrari yang akan ia gunakan untuk menjelajah kota Paris bersama Viona.      

Saat Fernando sampai di lobby beberapa orang yang mengenalnya langsung menghampiri dan mengajaknya berbicara, sebagai tamu VIP nama Fernando pun langsung dikenal oleh semua staf terutama para manajer yang berusaha mendapatkan penilaian terbaik dari seorang pengusaha sukses seperti Fernando. Karena hal itu akan menambah citra baik untuk Hotel mereka, oleh karena itu mereka berusaha untuk memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada seorang Fernando Grey Willan.     

Setelah menunggu selama sepuluh menit pintu lift akhirnya terbuka lagi dan keluarlah Viona dengan anggun menuju tempat Fernando berdiri, kedua mata Fernando hampir lepas dari rongga matanya ketika melihat penampilan Viona kali ini. Ia bahkan sampai menelan salivanya karena takjub dengan penampilan sang istri.      

"Ayo aku siap," ucap Viona penuh semangat dengan tersenyum lebar.     

"Baju apa yang kau pakai?" tanya Fernando setengah berbisik.     

"Di Paris sedang musim panas, tak mungkin aku memakai baju tebal. Jadi ini adalah pilihan terbaikku," jawab Viona pelan sambil mencium pipi Fernando tanpa rasa malu, setelah berkata seperti itu Viona kemudian berjalan menuju ke sebuah mobil Ferrari berwarna hitam yang sudah terparkir di depan hotel yang akan digunakan bersama Fernando untuk menjelajah Paris.      

Fernando hanya bisa diam melihat Viona pergi menuju ke mobil, ia masih tak percaya melihat Viona berani memakai pakaian terbuka seperti itu. Pakaian yang dipakai Viona adalah sebuah bralette berwarna hitam di atas pusar yang membuat perut ratanya terlihat jelas dan rok mini yang dipadankan dengan outer kimono sepanjang lutut.     

"Kau sudah pandai memprovokasi ku rupanya…" ucap Fernando lirih.     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.